12. m a m a h p a p a h

74 49 12
                                    

@rahma_rohilatul / instagram.
.
.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!
KALO ADA KRITIK DAN SARAN KASI TAU YA!
.
.
.

Sasa sedang berada di mobilnya bersama dengan Keysha. Mereka berdua duduk di kursi penumpang sedangkan yang menyupir Pak Uci. Tadi Sasa memanggil Pak Uci untuk segera ke rumah Echa, karena Sasa tidak mood untuk menyetir. Apalagi ini sudah petang.

"Sa, lo yakin bakalan transfes uang 30 juta ke rekening Echa?" tanya Keysha.

Sasa mengangguk, "Iya."

"Seriusan? Lu udah bilang ke nyokap bokap lo?" tanya Keysha.

Sasa terdiam. Apakah itu penting bagi kedua orang tuanya? Tidak kan? Lalu untuk apa ia memberitahukan hal ini?

"30 Juta ngga sedikit Sa, lo harus kasih tau ke nyokap bokap lo. Minta izin ke mereka." kata Keysha.

"Lo tenang aja. Itu mah gampang."

"Yakin?" tanya Keysha.

"Iya Key." ujar Sasa sambil tersenyum. "Gue kasihan sama Acha, Icha. Masih pada kecil udah ditinggal orang tua."

Keysha menganggukkan kepalanya, "gue juga kasihan sama mereka. Terlebih lagi Echa. Dia sebagai kakak tertua yang harus menghidupi adik adiknya."

"Gue emang bukan kakak sih. Tapi, gue tahu jadi kakak itu bener-bener capek. Bisa dilihat dari Bang Ken. Meskipun dia ngeselin dan genit, tapi tanpa dia mungkin hidup gue ngebosenin banget." kata Keysha membuat Sasa jadi menginginkan sosok kakak atau adik di kehidupannya.

"Iya." hanya itu yang bisa diucapkan Sasa. Ia bahkan tidak merasakan bagaimana susahnya jadi kakak, bagaimana enaknya jadi kakak, bagaimana susahnya jadi adik, atau bagaimana enaknya jadi adik.

"Lo kan anak tunggal Sa, enak ngga sih? Ngga perlu berantem sama abang. Pasti enak banget ya. Terus lo juga ngga perlu repot ngurusin ade." kata Keysha.

"Sepi." ujar Sasa.

"Merasa sendirian. Ngga ada yang bisa diajak ngobrol, cerita, berbagi kisah di hari ini. Ngga ada yang bisa diajak debat, berantem, musuhan, rebutan. Sepi ya beneran sepi." kata Sasa.

Key diam dan paham, "tapi keinginan lo pasti utama ya bagi orang tua. Lo kan anak satu satunya, jelas dong di istimewain."

Sasa terdiam. Ia pun tidak tahu. Tapi, ia tidak merasa diistimewakan. Jangankan di istimewakan, di anggap aja belum tentu. Tapi, Sasa berharap jika yang dikatakan Keysha benar.

"Non, maaf tapi ini sudah sampai di rumah non Keysha." kata Pak Uci.

"Oh iya. Makasih ya pak." kata Keysha. "Bye Sa! Thanks tumpangannya."

Sasa terkekeh, "sans elah. Kayak lagi sama siapa aja lo!"

Keysha ikut terkekeh, "Btw, lo mau nitip salam buat Bang Ken nggak?"

"Sorry, gue masih setia sama Alan." kata Sasa.

"Bucin!"

Setelah itu Keysha turun dari mobil dan Pak Uci melanjutkan perjalanan pulangnya bersama Sasa. Mereka mengobrol sebentar, bercerita tentang hari Sasa. Bagi Sasa, Pak Uci bagaikan sosok papah yang diceritakan anak-anak lain. Ia telah kehilangan sosok Ibunya, yaitu Bi Imah, tapi Pak Uci masih bisa menjadi tempatnya bercerita.

Btw, Sasa sudah mengabari Alan kalau hari ini ia sibuk mengurus Echa. Untungnya, Alan tidak masalah asalkan Sasa jangan lupa waktu, lupa makan, dan lupain Alan.

AthisaWhere stories live. Discover now