1. s a s a a t h i s a

257 119 98
                                    

@rahma_rohilatul / instagram

Makasi yang uda mau mampir:)
VOTE DAN KOMENNYA JAN LUPA❤

...

Kamar luas bernuansa aestetic dengan beragam forniture mewah. Kamar yang sangat rapih impian para remaja.

Gadis yang cukup cantik terbangun dan langsung menatap jam di kamarnya. Jam 9, teralu pagi rasanya untuk bangun di hari minggu.

Tapi, ada sesuatu yang membuat dirinya langsung beranjak dari tempat tidur. Rasanya ia sangat senang hari ini. Gadis itu langsung berlarian keluar kamar.

"MAMAH! PAPAH!" Teriak gadis itu mencari dimana kedua orang tuanya berada. Bahkan gadis itu sudah membuka kamar orang tuanya tapi tidak ditemukan.

Akhirnya gadis itu menghela nafasnya gusar dan menuju ruang makan. Ia duduk di kursi tempat dimana harusnya hari ini ia dan keluarganya makan bersama. Tapi kini, ia hanya sendirian.

"Bi, mamah sama papah pergi lagi?" Pertanyaan itu diajukan oleh gadis cantik itu. Seorang wanita paruh baya yang dipanggilnya dengan sebutan 'Bi' itu adalah seorang asisten rumah tangga di rumahnya. Nama aslinya Bi Imah.

"Iya non. Udah dari subuh berangkatnya." Jawab Bi Imah dengan sopan sambil menghidangkan sarapan untuk anak dari majikannya.

Gadis itu menghela nafasnya. Lagi, lagi dan lagi. Orang tuanya pergi meninggalkannya seorang diri. Padahal, hari ini adalah hari spesial untuknya. Hari ini hari kelahiran gadis itu.

"Tapi non, nyonya sama tuan nitipin ini buat non Sasa." Kata Bi Imah sambil menyodorkan sebuah amplop putih yang tebal.

Gadis bernama Sasa itu menghela nafas untuk kesekian kalinya. Ia bosan dengan amplop putih tebal itu. Ia sudah tau isinya dan sejujurnya ia tidak membutuhkannya.

Sasa mengambil amplop yang disodorkan Bi Imah, "mereka ngasih tau perginya kemana ngga? Berapa lama?"

Bi Imah menggelengkan kepalanya, "bibi mah ngga tau non. Tuan sama nyonya cuman nitipin itu buat non Sasa."

Sasa tersenyum singkat lalu membuka isi amplop tersebut. Seperti dugaan Sasa, amplop itu berisi uang yang lumayan banyak. Sekitar 3 juta. Sasa menutup amplop tersebut.

"Ini buat Bi Imah aja." Kata Sasa sambil menyodorkan amplop putih yang dititipkan oleh orang tua Sasa.

Bi Imah sedikit terkejut. "Nggak ah non, kayaknya bibi sering banget dikasih uang sama non Sasa. Kan non Sasa juga butuh uang."

"Udah lah Bi terima aja! Lagian bibi kayak lagi sama siapa aja." Kata Sasa lalu memaksa bi Imah menerima uang yang ia berikan.

Bi Imah memang sedikit tidak enak hati. Pasalnya, dari semua uang yang diberikan Sasa, uang ini yang jumlahnya paling banyak.

"Non bibi jadi ngerasa ngerepotin deh." Kata Bi Imah tapi tetap menerima uang yang diberikan oleh Sasa. Jujur saja bi Imah juga membutuhkan uang itu untuk biaya kuliah anaknya.

"Bibi ngga ngerepotin kok. Justru bibi ngebantuin Sasa." Kata Sasa sambil tersenyum,

"Kan emang tugas bibi ngebantuin non Sasa dan semua yang ada di rumah ini." Kata Bi Imah.

"Lebih dari itu. Bibi kan udah bantuin ngabisin uang Sasa. Berpahalanya lebih tuh." Ujar Sasa membuat Bi Imah terkekeh. Sasa pun ikut terkekeh.

||A T H I S A||

Selesai sarapan, Sasa pergi ke kamar untuk rebahan lagi. Tidak ada hal yang menyenangkan yang harusnya ada disaat hari ulang tahun. Tidak ada kejutan yang ia dapatkan, tidak ada kado yang diberikan, tidak ada kue yang tersedia. Bahkan orang tuanya pun kini pergi meninggalkan dirinya.

AthisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang