Playing With Fire End

31.4K 3.7K 3.9K
                                    

"Kalian saling mengenal?" interupsi Jisung.

"Tentu saja, kami dulu sepasang kekasih." Renjun mengatakan itu lengkap dengan sebuah senyuman tanpa dosa.

"A-APA!" teriakan pertama si pemuda Park hari ini.

Chenle  hanya bisa menutupi wajah saat kalimat memalukan itu meluncur mulus dari bilah bibir si pemuda Huang.

"Bahkan kami hampir menikah."

"KALIAN GILA!?" Jisung yang biasanya tenang pun akan lepas kendali. Bagaimana mungkin dua orang dengan posisi sama menjadi kekasih? Tidak bisa dipercaya.

Siapa yang diatas siapa yang dibawah?! pikir Jisung melantur. Padahal bukan urusannya sama sekali.

"Hahaha," Renjun tertawa renyah, "jangan berkata begitu, nyatanya kami dulu memang saling mencintai." lanjutnya santai. Bokong pemuda Huang itu kini mendarat nyaman pada sebuah sofa panjang, mulutnya kembali terkikik geli saat menemukan ekspresi syok Jisung  yang terlihat bodoh serta Chenle yang malu-malu tahi kucing.

"Apa kalian ada pekerjaan penting? Sepertinya menyenangkan jika aku bercerita---

"Kami sibuk!" potong Chenle tak sabar, ia tidak akan membiarkan mantan kekasihnya ini membongkar segala aib masa lalunya.

"Benarkah? Tapi sepertinya Jisung tidak keberatan." senyum miringnya muncul saat mendapati binar penasaran dari tatapan pemuda tiang itu.

"Ayolah Chenle, kau tidak merindukanku? Duduklah disini, kita mengenang masa lalu." Renjun menepuk- nepuk sofa kosong disebelahnya.

"Tsk!" pemuda Zhong itu berdecih tetapi tetap duduk juga. Renjun mengamatinya, terutama celana bagian belakang Chenle yang basah. Lalu maniknya melirik Jisung, "Ups! Apa aku mengganggu? Kurasa aku datang disaat yang tidak tepat." sesal Renjun kemudian.

"Maksudmu?" ketus Chenle, firasatnya buruk.

"Itu." Renjun menatap bagian bawah tubuh Chenle lalu beralih  menunjuk Jisung dengan dagunya. 

Rona merah dengan cepat menjalari wajahnya saat otak kecilnya berhasil menangkap hal yang dimaksud si pemuda Huang. "Jangan berpikiran macam-macam, ini hanya air!" tegas Chenle.

"Eh? Lalu bagaimana bisa air membasahi bagian itu? Sungguh, kalian terlihat seperti habis bercin---

"Tutup mulut sialanmu!" Chenle segera membekap mulut Renjun sebelum pemuda itu mengatakan hal yang lebih memalukan lagi.

"Chenle menumpahkan air saat kami di kantin." Jisung bersuara, ketenangan yang sempat hilang berhasil ia dapatkan kembali. Karena sibuk melamun, pemuda Park itu tidak mendengar percakapan awal dua pemuda manis tersebut.

"Hahaha," Renjun langsung terbahak saat Chenle melepaskan bekapannya, "maafkan aku, Jisung."

"Kenapa?" bingung Jisung.

"Dia hanya mengarang cerita," Chenle menjawab, tidak ingin membahas kalimat terakhir si pemuda Huang. "kami dulu memang sempat menjadi kekasih bahkan hampir menikah, tapi kami tidak saling mencintai." Chenle tidak mengerti mengapa ia repot-repot menjelaskan.

"Ahahahaha." Renjun masih setia dengan tawanya.

"Hentikan itu, idiot!"

"Aku hanya teringat betapa lucunya kita dulu." Renjun menghentikan tawanya, mengusap sudut matanya yang sedikit berair.

"Jisung, jika kukatakan bahwa dulu akulah pihak yang mendominasi, apa kau akan percaya?" 

"Bisakah kau hentikan kata-kata memalukan itu?" demi Tuhan, Chenle tidak ingin mendengar. Terutama karena mulut lemas Renjun yang berkata.

Chasing Antagonist | ChenJiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang