Under The Veil Pt.4

15.2K 2.1K 2.1K
                                    

Jisung tahu sih bukan tempe apalagi ikan asin. Tapi, ia ingin mendengar sendiri bagaimana rekan manisnya itu mengaku.

Chenle tengah duduk bersimpuh, ia sebagai pusatnya sedangkan enam pemuda lain duduk bersila mengelilingi---kecuali Jisung yang setia berdiri sedekap dada.

Renjun beserta Jaemin sudah kembali, mereka akan menunda pengujian bubuk yang ditemukan. Mereka juga sudah mengunci ruangan tempat para pelayan ditahan. Jadi, jangan khawatir soal tingkah diluar akal si kembar Lee.

Ada tiga golongan disini.

Golongan pertama, ketar-ketir karena takut pemuda manis asal China itu mengatakan hal yang seharusnya tidak perlu, atau lebih parahnya bertolak belakang dengan apa yang diketahui selama ini.

Golongan kedua, memasang telinga lebar-lebar untuk memastikan sesuatu. Jika keadaan tidak sesuai rencana, maka rencana selanjutnya harus segera dilaksanakan.

Golongan ketiga sekaligus yang paling miris, tidak mengerti suatu apapun.

Mari menebak siapa golongan ini dan siapa golongan itu.

"Jadi?" Jeno memulai. Ada raut curiga yang menggurat wajah tampannya.

Sementara yang ditanya tampak seperti memikirkan sesuatu. Jisung tebak, Chenle tengah meracik bumbu-bumbu penyedap untuk kalimat sanggahannya.

Posisi ini mengingatkanku soal NCT 2020! Ini inner Chenle.

Yah... pemuda Park itu tentunya harus menggigit jari. Sayang sekali, tebakannya terlalu jauh dari kenyataan.

Katanya lilin NCT itu manjur, kan? Hmm... aku ingin apa, ya?

Aha!

Jemari mungilnya bertaut, manik berkilaunya terpejam. Tolong segera update! Sudah 63 hari sejak episode terakhir tayang!

Ia tengah memohon soal konten khusus Park Jisung dan Zhong Chenle NCT. Itu loh, ChenJi ikut ke got.

Chenle sudah bertekad, jika konten tersebut tayang, maka ia akan menyuruh Jisung untuk membuat kue bolu roll depan-belakang.

"Bisakah kau segera mulai?" Jisung punya firasat kalau namanya baru saja diikut sertakan dalam suatu hal.

"Mulai apa?" Chenle bukannya berniat tidak peka, ia memang tidak peka-- eh! Maksudnya, ia memang tidak mengerti kok.

"Tentang foto dan namamu yang bisa ada disini." Jeno membalas.

Chenle melirik lagi isi kotak beludru yang menjadi sebab musabat posisinya sekarang.

Wajah full make up dalam balutan setelan kemeja putih gading sederhana. Ditangannya tersemat setangkai bunga berkelopak putih kusam.

Foto itu merupakan kenang-kenangan saat kuliah dulu. Tepatnya ketika ia tengah ikut kontes pemilihan duta kampus.

Chenle terpaksa melakukannya karena Haechan---yang seharusnya jadi peserta---tergelincir lalu kumat ambeien akibat kulit pisang yang ia buang sembarangan.

Renjun juga tengah pulang ke China, tidak mungkin memaksanya kembali hanya untuk dijadikan tumbal.

Mengingatnya membuat Chenle merinding. Sosok dekan fakultas yang berniat menjadikannya simpanan kembali muncul.

Beruntung ada adik tingkat yang bersedia jadi kekasih pura-puranya. Pria hidung belang berkedok dosen nyaris kepala enam itu pun akhirnya menyerah. Alasannya tak lain karena si adik tingkat ternyata cucu donatur terbesar di kampusnya.

Sepertinya Felix, Daehwi maupun Han Jisung harus mengkaji ulang hipotesa mereka soal ingatan sang tuan muda beberapa waktu yang lalu.

Chenle ingat tuh soal masa kuliahnya, yang berarti memorinya tidak berhenti selepas kelulusan sekolah menengah.

Chasing Antagonist | ChenJiWhere stories live. Discover now