TRENTE TROIS

671 105 21
                                    

Kerumunan orang-orang yang penasaran dan media tidak dapat dihindari secara keseluruhan oleh Daniel dan anak buahnya. Terlebih dengan ledakan tiba-tiba yang baru saja terjadi serta dengungan selama beberapa detik di earphone miliknya.

"Sial, Daniel di sini. Apa terjadi sesuatu di dalam? Apa itu kau, Woojin?"

Tidak ada jawaban dari rekannya yang bernama Woojin, namun sebaliknya Jinyoung lah yang menjawab pertanyaan Daniel.

"Jinyoung di sini, Sepertinya itu bukan Woojin tapi Joonyoung. Keadaan di dalam memburuk, Daniel. Apa aku harus menyerang sekarang?"

Daniel berdecak dan kembali berbicara di earphone. "Apa yang terjadi? Kau melihat sesuatu, Jinyoung?"

Sebelum Jinyoung menjawab, suara Daehwi terdengar. "Di sini Daehwi. Kami menuju ke tempat dimana Woojin dan Jaehwan berada. Mereka masih bersama Joonyoung kan?"

"Jinyoung di sini. Ya, Joonyoung masih berada di tempatnya dan tidak bergerak sama sekali. Tapi, hati-hatilah Daehwi. Mereka mempunyai RPG dan sepertinya dua rekan kita menjadi korbannya."

Daniel membulatkan matanya, ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. Pasti bukan hanya dirinya yang merasa terkejut dengan penyampaian Jinyoung, tapi jika lawannya menggunakan RPG dan Jaehwan serta Woojin menjadi korban dari senjata mematikan itu, presentasi keselamatan mereka pasti di bawah lima puluh persen.

"Seongwoo di sini. Kau bilang apa barusan, Jinyoung? RPG?!"

"Jinyoung di sini. Ya, seperti yang kau dengar. Jadi, hati-hatilah kalian."

"Ha! Menarik!" Tiba-tiba Jisung berbicara. "Aku sudah selesai dengan urusan di sini dan akan segera menyusul kalian, Seongwoo. Aku tidak ingin ketinggalan pesta utama!"

Daniel menyahut dengan tidak sabar, "Dengar kalian semua, Ini perintah! Berhenti bermain-main dan akhiri semua ini! Kami tidak bisa menahan media lebih lama lagi dan orang-orang ini mulai memotret dengan ponsel mereka!"

"Dan kau melewatkan kami, Daniel."

Mendengar namanya di sebut membuat Daniel langsung menoleh, mendapati adik kesayangannya berdiri dengan wajah kesal kepadanya. Bahkan adiknya tidak sendiri, pria itu membawa serta kekasihnya yang juga memasang ekspresi seolah bersiap untuk memakannya hidup-hidup.

"Chaeyeon? Sakura? Apa yang kalian lakukan di sini!"

Daniel menghampiri Chaeyeon dan Sakura kemudian menyadari salah satu dari anak buahnya membawa keduanya pada mereka dengan ekspresi sedikit merasa tertekan. Mungkin saja anak buahnya itu beradu mulut dengan Chaeyeon dan memaksanya untuk membawanya ke hadapan Daniel. Ia sedikit merasa kasihan pada anak buahnya.

"Tinggalkan kami, lakukan tugasmu." Perintah Daniel pada anak buahnya yang kemudian segera pergi. "Jadi, apa yang kalian lakukan di sini?"

"Kami ingin menemuimu untuk bertanya sesuatu."

"Soal Yujin? Tidak, aku sibuk. Kalian bisa bertanya nanti setelah-"

Sebelum Daniel menyelesaikan kalimatnya, Sakura menarik dengan kasar kearahnya hingga mau tidak mau Daniel harus menunduk dengan wajah berdekatan dengan kekasih adiknya itu.

"Sepertinya kau tidak paham situasi di sini, bukan begitu kepala polisi Daniel?" ucap Sakura dengan nada serendah mungkin.

Chaeyeon menghela nafas, "Sakura."

"Diam, Chaeyeon. Aku sedang berbicara dengan kakakmu yang keras kepala ini," ucap Sakura membuat Chaeyeon mengangguk mengerti. "Baiklah, Daniel. Kami tidak punya waktu untuk menunggu sampai ini semua selesai. Jadi, katakan situasi apa yang sedang terjadi di dalam."

Marry the DevilWhere stories live. Discover now