DOUZE

806 104 12
                                    

Minjoo memeluk dirinya di kasur tempat Yujin dengan Hyewon menjaganya, duduk di sofa yang bersebrangan tidak jauh dari tempatnya. Pria itu hanya diam sambil membersihkan pistolnya dengan hati-hati dan tanpa suara, seolah tidak memperdulikan keberadaannya.

Namun Minjoo tahu, jika ia bergerak sedikit saja Hyewon pasti akan mengangkat kepalanya dan menatapnya dengan tatapan mengawasi. Semacam intuisi tajam yang membuatnya tidak perlu melihat Minjoo setiap detik dan menit.

Tapi bukan itu yang seharusnya ia pikirkan saat ini. Tapi kakaknya. Pria yang tidak pernah ia lihat selama lima tahun itu akhirnya datang untuk membawanya pergi, meski ketahuan oleh Yujin dan entah bagaimana nasibnya sekarang.

Meskipun Hyewon dan Yujin mengatakan kakaknya adalah seorang mafia yang kejam dan tidak berbeda dari mereka, jika Minjoo menutup matanya ia masih bisa mengingat bagaimana kelembutan dan kebaikan kakaknya lima tahun lalu.

-Flashback-

Lima tahun lalu, di rumah keluarga Kim.

"Aku tidak mungkin bisa melakukannya... "

Chaewon menatap adiknya yang tiba-tiba saja bergumam di sampingnya. Dari ekspresi Minjoo, Chaewon tahu jika adiknya sedang dalam masalah.

"Ada apa?" tanyanya

"Oppa.. menurutmu, apa aku bisa memenangkan perlombaan marathon sekolah besok?"

Chaewon membulat,"Kau akan ikut marathon sekolah? Bagus sekali! Aku pasti akan datang dan melihatnya bersama Ayah dan Ibu!"

Bukannya merasa senang, Minjoo semakin terlihat sedih. "Tapi, aku kan lambat dan paling lemah olahraga. Aku pasti tidak bisa melakukannya."

"Kenapa kau berkata seperti itu? Kau belum mencobanya."

"Aku pernah membuat Oppa kena marah tetangga karena aku mengambil mangga di perkarangannya dan terlambat melarikan diri."

Chaewon tertawa pelan, "Itu karena kau masih berumur lima tahun. Sekarang kau sudah berumur lima belas tahun. Kau pasti sudah berkembang."

"Tapi-"

"Minjoo," potong Chaewon menepuk kepala adiknya dengan lembut. "Kau terlalu merendah. Aku pernah melihatmu saat mengantar bekal yang tertinggal dan kau bisa berlari dengan cepat di lapangan saat pelajaran olahraga."

Wajah Minjoo memerah, "O-Oppa melihatnya?! Kenapa tidak memberitahuku?!"

Chaewon tersenyum, "Masih belum percaya diri? Masih perlu bukti lain?"

"Tidak ada bukti lain! Pasti tidak ada!" sahut Minjoo.

"Kita lihat saja besok," ujar Chaewon.

*Besoknya, sekolah Minjoo*

"Kelompok merah hampir mendekati finish! Tinggal sedikit lagi dan- Tunggu dulu! Kelompok ungu menyusul! Kelompok merah tersaingi dan peserta dari kelompok putih mengungguli kelompok merah dan- FINISSSHHHH! Keajaiban! Kelompok putih mengalahkan kelompok merah yang memimpin!"

Suara sorakan langsung terdengar menggelegar disertai tepuk tangan. Minjoo, peserta dari kelompok putih sedang berusaha mengatur nafasnya yang memburu langsung dihujani pelukan dari teman-teman kelompoknya hingga terjatuh ke tanah.

Setelah perayaan kemenangan tersebut selesai, Minjoo menemukan keluarganya yang datang dengan membawa bekal untuknya. Dengan senyuman lebar, Minjoo mendatangi mereka dengan berlari dan memeluk Chaewon begitu tiba.

Marry the DevilWhere stories live. Discover now