QUARTRE

1.2K 130 17
                                    

Yujin memperhatikan ekspresi ketakutan Minjoo dan menikmatinya. Ia tidak bersungguh-sungguh dengan ucapannya, ia tetap akan membunuh Kim Chaewon apapun yang akan dikatakan oleh Minjoo. Apapun keputusan gadis itu, tidak akan mengubah niatnya.

Senyumannya melebar,"Tidak usah tegang begitu. Belum tiba saatnya untuk waktu terbaik yang kukatakan padamu."

Ekspresi lega tergambar di wajah Minjoo,"J-jadi.."

"Jangan senang dulu. Aku tetap tidak akan melepaskan si brengsek itu. Aku akan mengirimnya ke kuburan cepat atau lambat," ujar Yujin

"J-jangan! Chaewon-oppa.. dia pria yang baik!" sahut Minjoo panik.

Mata Yujin menatap Minjoo dingin,"Baik katamu?"

Minjoo mengangguk. Ia mengenal kakaknya, tidak mungkin pria seperti Chaewon melakukan hal buruk, terlebih terlibat dengan mafia dan menjadi tangan kanannya! Pasti ada suatu alasan yang membuat kakaknya terlibat dengan kelompok dunia bawah seperti itu.

"Baik katamu?!" ulang Yujin menggeram.

"Bos," Yena menegurnya.

"Kalian dengar apa katanya?!" Yujin menoleh pada orang-orang kepercayaannya. "Si brengsek itu disebut baik! Aku ingin muntah mendengarnya!"

Tidak ada yang berani menyahut perkataan Yujin, bahkan mereka semua menatap prihatin pada Minjoo yang tidak tahu apa-apa. Yujin kemudian melirik Hyewon yang membuat pria itu sadar kemudian mengangguk mengerti.

"Ini merepotkan," keluhnya kemudian berdiri dan melirik Minjoo. "Aku akan membawamu kembali ke kamarmu, Minjoo-ssi."

"Sebaiknya begitu, sebelum terjadi hal yang tidak kita inginkan," ujar Yena tersenyum lembut

Minjoo mengangguk mengerti. Sudah cukup dengan dirinya dipermalukan dan direndahkan oleh Yujin saat sarapan. Ia ingin berada di kamarnya dan menangis kembali, berpikir apa yang membuat kakaknya dibenci oleh Yujin hingga pria itu ingin membunuhnya.

Sebelum meninggalkan meja makan, tiba-tiba saja Yujin menarik tangannya kemudian mengecup lembut membuat Minjoo mengeryit bingung.

"Aku akan menemuimu nanti," ujarnya kemudian melepaskan tangan Minjoo.

Tidak ada nada manis, sinis atau dingin. Pria itu mengatakannya dengan datar tanpa ekspresi, namun mata Yujin berkilat jahil saat mengatakannya. Seakan perdebatan mereka barusan tidak ada sama sekali. Benar-benar perubahan aneh yang menakutkan dari pria itu.

Minjoo tidak mengatakan apapun lagi dan mengikuti Hyewon keluar dari ruang makan dengan menggosokkan tangannya yang dikecup Yujin. Ada hal yang lebih penting dari kecupan tanpa perasaan itu, Ia harus memikirkan cara untuk menolong kakaknya sebelum Yujin melaksanakan niatnya untuk membunuh Chaewon.

"Jangan katakan itu lagi di depan Bos. Kalau dia mengamuk, kami yang repot."

Hyewon tiba-tiba membuka suara, membuat Minjoo mengeryit karena tidak mengerti maksudnya. "Apa?"

"Kalau Kim Chaewon baik. Itu benar-benar omong kosong."

"T-tapi Chaewon-nii memang pria yang baik!"

"Heh, aku tidak tahu pria baik versimu itu mencuri barang orang lain, menjadi tangan kanan mafia dan membunuh!" sahut Hyewon tajam.

Minjoo menggelengkan kepala,"Tidak! Chaewon-oppa tidak mungkin mencuri, apalagi membunuh! Menjadi tangan kanan mafia juga, pasti ia mempunyai alasan untuk itu!"

Hyewon tertawa mengejek,"Aku mengerti kenapa Bos merasa jengkel padamu."

"L-lagipula, Jika kau menganggap Chaewon-oppa seperti itu, berarti kau sendiri bukan pria yang baik!" sahut Minjoo tidak mau kalah.

Marry the DevilWhere stories live. Discover now