Unexpected

1K 130 42
                                    

Aku menatapnya tidak percaya, aku lupa gala dinner ini pasti mengundang tamu yang berasal dari dunia hiburan,  sejak chat itu datang di hp ku 2 bulan yang lalu aku tidak  membalasnya, terlalu takut, takut hati ini kembali berdetak untuknya, seiring waktu berjalan aku melupakan namanya.
Dan malam ini dia berdiri 3 meter didepanku, tertawa dan tersenyum manis kepada petinggi perusahaan otomitif yang mengundangnya, dia memangkas mahkota panjangnya, kini hanya sedikit menyentuh bahu yang terbuka, entah apa yang dipikirkan hair stylisnya, kenapa mereka membiarkan rambutnya seakan-akan basah, jujur saja itu menggangguku, bukan karena itu terlihat jelek, lebih kepada egoku yang tak ingin orang lain melihatnya seperti ini, jangan tanya apa pendapatku dengan baju yang dikenakannya, sekali lagi aku berpikir apa yang dipikirkan stylistnya, kenapa mereka membiarkan bahunya terbuka, kenapa mereka membiarkan dia menggunakan gaun dengan belahan setinggi itu. Ini membuat pikiranku terganggu.

Aku melihat beberapa pria mencoba tersenyum padanya, bahkan salah satunya menyapanya dengan merangkulkan tangan pada  pinggangnya yang mungil, aku tau dia tidak nyaman, dia mematung, dan itu sudah cukup membuatku melangkah menghampirinya.

"hi bro, gimana kabar?" sapaku mengulurkan tangan  berharap tangannya akan meninggalkan pinggang yuki dan menyambut tanganku.

"hi io, whats up man?" yups dia melepaskannya, aku melihat yuki sedikit kaget melihatku, sebelum beberapa saat tersenyum lega.

"mobilnya keren bro, selamet" ucapkan basa basi

"thank you, atur jadwal test drive, oke kan bro? Sebelum kepasaran ahlinya harus nyobain" timpalnya.

"boleh, aturin aja jadwalnya, pasti gue cobain"

"oh iya lupa gue, kenalin nih Yuki, tau pasti dong, artis" candanya sambil tertawa.

" your date?" tanyaku, yuki sedikit terbatuk mendengarnya.

" No no no, but I hope so" tambahnya lagi "malam ini gue bawa pacar, lagi kebelakang, yuki ini Rio, kenal dong, pembalap F1"

"No, sekarang cuma pemilik cafe biasa" timpalku

"Hi" akhirnya aku mendengar suaranya.

"bisa aja lu bro, yuki  bakal jadi bintang iklan mobil ini, gue happy banget waktu tim bilang, dia udah tanda tangan kontrak, siapa yg gak happy produknya diiklanin cewek cantik ya" jelasnya

"pak Daniel bisa aja, muka saya jadi merah tiba-tiba nih" jawab yuki sambil mengibas-ngibaskan tangannya ke wajah.

"serius yuk, waktu tim ajuin beberapa foto calon, saya langsung pilih kamu ko, doi cantik kan io?" tiba-tiba Daniel mengarahkan pertanyaannya kepadaku. Aku hanya tersenyum mengiyakan "Jadi bintang iklan lagi yu?" tambahnya

"enggak lah bro, lu cari actor aja banyak yang keren" jawabku.

"halaah yang keren banyak, tapi yang bisa handle mobil sekeren lu belum ada, pokonya 3 hari kedepan gua kirim kontrak ya, gak nerima ditolak gue" ungkapnya " oke bro, gua tinggal ya, baginda ratu udah keliatan, bisa ngamuk kalau liat gue deket-deket cewek cakep, lu sendiri kan, temenin  ngobrol ya, mau ngiklan bareng kan, gua kirim kontrak secepetnya lu harus tanda tangan pokonya, oke bye yuki, see you soon, kamu cantik banget malem ini" ucapnya panjang kemudian pergi.

Aku mendengar yuki menghela nafas panjang. Aku tertawa melihatnya.

"ada yang lucu?" tanyanya

"no, cuma kamu keliatan lega aja"

"jujur sih, emang lega banget, ya udah deh aku cari minum dulu, nice to see you here " ucapnya, dan aku tau dia menghindariku.

"mau aku temenin?" dan entah apa yang aku pikirkan sampai perkataan itu keluar dari mulutku.

"gak perlu, gak apa-apa ko" tolaknya.

"this place is not safe for you"

"why?"

"ada banyak the worst version of daniel, mareka gak cuma mau basa basi" jawabku sambil mengarahkan pandanganku pada pria yang sedari tadi memandangi yuki dengan tatapan yang membuatku ingin memukulnya. Yuki melihat ke arah pria itu yang kemudian dibalas dengan acungan gelas wine.

"cukup jadikan aku perisaimu untuk malam ini" ucapku pelan sambil menaruh jas ku dibahunya " dan jangan manjakan pria-pria itu dengan tubuhmu" aku bahkan tidak mengerti kenapa aku mengatakannya, aku bahkan tidak berhak untuk mengatakannya, karena aku dan pria-pria lain sama-sama mengagumi yuki dengan balutan gaun ini.

"thank you" ucapnya pelan.

***
Sedikit menjauh dari keramaian terlalu bosan dengan musik yang terus bergema menemani malam yang semakin larut, aku berdiri memandangi malam dengan lampu- lampu yang menghiasi kota, mulutku terkunci, entah harus berkata apa, mataku melirik kearah kanan, dia berdiri dengan segelas minum ditangannya, kemeja putihnya kini tergulung di bagian lengan, aku menghela nafas, aroma parfum dari jasnya yang kupakai masih sama, setelah beberapa tahun berlalu dia tidak menggantinya.

"ada yang aneh sama aku?" tanyanya yang membuatku kaget, dia sadar aku meperhatikannya.

"No, ini gak berasa nyata aja, kamu disini berdiri disampingku" ucapku

"kamu apa kabar? Dia baik sama kamu?"  sedikit bingung mendengarnya, apa maksud pria bermata sipit disebelahku ini.

"first aku baik, masih sama aja kaya dulu, second aku gak ngerti dia yang kamu maksud siapa?" tanyaku balik

"dia yang kamu bilang selalu ada buat kamu saat aku gak bisa" tatapannya tajam kearahku, aku mematung, pria dihadapanku ini masih mengingatnya "jangan bilang aku melepas semua untuk hal yang sia-sia" lanjutnya sebelum aku bisa menjawab.

"ini hidup mas, gak semua hal berjalan sesuai rencana" jawabku, akhirnya aku mengerti siapa yang rio maksud.

"jadi kamu gak pacaran sama orang itu?" tambahnya, apa waktu membuatnya semakin pandai berkata, atau memang hanya aku yang menganggap pria disampingku ini berubah.

"Well no, and never, bukan jodoh aja kali" jawabku mencairkan susana " kamu, gimana kabar?"

"doing good, sibuk dikantor, kadang di cafe, just normal life" jawabnya

"girlfriend?" sesaat kalimat itu keluar dari mulutku aku menyesalinya.

"she is good" jawabnya pendek

"ow thats good then" jawabku sikat, suasana kembali canggung, aku melihatnya meminun habis air dalam gelas yang digenggamnya.

"aku pikir begitu kita menyudahi semuanya, kamu memilih orang itu" senyum tipisnya terukir di wajahnya.

"gak semudah itu ternyata" jawabku sambil sedikit tertawa berharap susasana ini akan membaik.

"why!?" aku tidak tau apa yang dia cari dari pertanyaan pertanyaannya, dia sudah punya seseorang rasanya tidak perlu untuk membahas ini.

"why?" tanyaku tak percaya " kamu serius nanya itu ke aku"

"ya, aku perlu tau, kenapa kamu sangat ingin pergi dariku, tapi berujung sendiri sampe sek "

" it's not your business anymore" jawabku "aku pergi, gak enak lama-lama keluar venue" jawabku kemudian memberikan kembali jasnya.

"just keep it"

"No thanks, bakal rame nanti, kamu tau perkejaanku gimana" jawabku, kemudian melangkah menjauhi pria yang dulu mengisi hatiku, ya dulu aku berharap rasa itu tidak ada sekarang.

"aku bakal nerima tawaran iklan itu" ucapnya sedikit berteriak.

Sontak aku berbalik "No, don't" jawabku

"why?"

"just don't, please" jawabku, ada apa denganku malam ini

"aku akan tetep lakuin iklan itu, see you, klo kamu gak mau ketemu aku, just cencel your contract than" jawabnya tersenyum, tentunya itu membuatku sedikit marah, apa yang ingin rio lakukan sebenernya, aku membalikan badan dan meninggalkannya.

***

Note : up juga akhirnya fresh baru ditulis, lagi dan lagi sorry banyak typo akan semakin lama buat update klo aku cek dulu. Enjoy and komen buat bikin semangat nulis 😁

are we meant to be? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang