Home

2.3K 253 86
                                    

It's been one week, two weeks atau mungkin sebulan, aku tidak tahu pasti kapan terakhir yuki dan aku berkomunikasi, malam itu terakhir kali aku melihatnya, dan seminggu setalah itu kesepakatan kami berakhir, tanpa sepatah katapun.

Kenapa akhir cerita kami selalu seperti ini, beberapa tahun lalu dan sekarang rasanya sulit untuk kami bersama, bukan hanya karena kesibukan dia ataupun diriku, tidak semudah itu.

2 minggu kebelakang sarah intens menghubungiku dia masih berharap bahwa kami bisa kembali seperti dulu, tapi bagiku tidak, akan sulit menjalani semuanya kembali.

"You oke?" Suara lembut wanita yang pernah mengisi hari-hariku terdengar begitu paraw.

"aku baik" jawabku singkat "as always" tambahku

"aku denger weekend ini balapan di sanghai?"

"yupz suasana baru, pengalaman baru, why?" hubunganku dan sarah memang membaik, tapi ini tidak sama, rasanya tak akan pernah sama seperti dulu.

"do you want me to come?" pertanyaannya membuatku terhentak, bukan sarah yang harusnya ada bersamaku nanti, "gak apa-apa kalau kamu gak mau" lanjutnya, mungkin aku terdiam cukup lama.

"sar..."

"gimana hubungan kamu sama yuki?" pertanyaan itu cukup mengagetkan karna keluar dari mulut sarah.

"we are fine, dia melakukan apa yang dia suka, dan aku juga begitu" jawabku.

"are you sure? Aku ngerasa kamu bukan kamu akhir-akhir ini? Apa karena kejadian waktu itu?" 

"gak usah bahas itu, mungkin ini memang yang terbaik buat aku, kamu dan dia" jawabku.

***
" hati-hati ya sayang, mami sedikit khawatir karna udah lama kamu gak balapan" ucap mami saat mengantarku ke depan rumah.

"tenang aja mih, semuanya bakal baik-baik aja"

Jujur saja perasaanku campur aduk, ini seperti koin yang mempunyai dua sisi  berbeda, disatu sisi aku merasa senang karena akan kembali ke zona nyamanku, disisi satunya aku merasa ada yang hilang.

Aku berangkat ke shanghai besok, dan aku memutuskan untuk tinggal di jakarta malam ini, aku merasa itu akan sedikit menghemat energiku, dan jauh di lubuk hatiku aku tau aku mengharapkan hal yang sulit terjadi.

***

Setibanya di jakarta mang ujo langsung menyediakan makananku, dan memintaku untuk segera beristirahat, mungkin mami memberi tahu bahwa aku ada jadwal race, aku hanya mengangguk mengiyakan, dan memaksa kakiku untuk berjalan ke kamar. Sebenarnya beberapa waktu kebelakang aku lebih menyukai berkumpul dengan teman-teman dan keluarga untuk sekedar ngobrol menghabiskan waktu, karena setiap aku sendiri aku terus memikirkan dia yang seharusnya tidak kupikirkan.

Aku merebahkan tubuhku dikasur, memejamkan mata dan menarik nafas panjang, bukankah hal ini tidak baik untuk race-ku nanti, ya aku sadar itu, isi kepalaku berkali-kali memaki, tetapi suara hatiku tetap terdengar lebih jelas.

Aku mendengar hp ku berbunyi, sebuah pesan kuterima, mungkin dari mami, teamku, bahkan bisa jadi sarah, ya aku sadar mereka yang selalu ada untukku bahkan hingga saat ini, tapi bukan mereka yang dapat mengisi rasa kosong ini, bibirku tersenyum miris, menertawakan diri sendiri, seorang Rio yang tak pernah menaruh wanita diatas mimpinya, sekarang sedang melakukan hal yang tak pernah ia lakukan sebelumnya, selama ini aku tidak pernah mengerti kenapa seorang wanita bisa menjadi faktor yang berpengaruh dalan hidup seseorang, dan sekarang aku sangat mengeri, sangat sangat mengerti.

Aku bangkit dan mengambil hp yang kuletakan di nakas tepat disamping tempat tidur, aku berkali-kali mengedipkan mataku ketika melihat nama yang sudah lama tidak muncul dilayar Hp ku, jantungku berdetak kencang, aku merasa tak percaya.

"good luck with your race" tulisnya singkat, senyum itu terlukis dibibirku dan itu terasa aneh, setelah sekian lama dia tidak menghubungiku, dia masih mengingat momen penting dalam hidupku. Apa yang harus aku lakukan sekarang?, meneleponnya atau sekedar membalas pesannya?, ah ini semua terasa sulit bagiku.
Ini sudah lebih dari 15 menit setelah dia mengirim pesan, dan aku hanya diam mematung tanpa tau harus berbuat apa.

"kamu dimana?" aku mengetik cepat dan mengerimnya, sedikit menyesali dengan apa yang ku tulis, bukankah aku harus menanyakan kabarnya dulu.

"sorry, aku gak bermaksud apa-apa dengan nanya kamu ada dimana, kamu bisa lupain itu" aku mengirimnya. Aku tidak mau ia merasa terbebani.

"aku dirumah" dengan cepat aku mengambil kunci mobilku tanpa membalas pesannya.

"bisa keluar sebentar?" aku segera mengirim pesan itu begitu tiba di rumahnya. Jantungku berdetak kencang, aku merasa telapak tanganku begitu dingin, aku menyandarkan kepalaku pada stir mobil, memejamkan mata dan menunggu balasan pesan darinya.
Lima menit kemudian hpku masih tidak berbunyi, apa aku melampaui batas? Apa dia merasa terganggu.
Aku menyalakan lampu mobilku, memutuskan untuk pulang tapi kemudian aku mendengar kaca jendelaku diketuk dari luar.
Setelah sekian lama aku melihatnya di depanku.
***
Aku hanya berdiri di depannya tanpa berkata apapun, dan dia pun hanya berdiri menatapku. Untuk beberapa saat hanya itu yang kami lakukan.

"mau masuk" suaranya memecah keheningan.

"hah?" jawabku sepontan.

"mau masuk ke rumah?" tanyanya lagi. Aku menggelengkan kepala.

"maaf ganggu kamu malem-malem gini" ucapku

Dia menggelengkan kepala "nggak ko" jawabnya singkat.

Suasana ini terasa canggung.
"mau masuk?" tanyaku singkat, yuki melihatku bingung "m... ooobil" lanjutku sedikit terbata, dan itu membuat Yuki tertawa dan membuat senyum mengembang dibibirku.

***

"how are you?" aku memecah keheningan, pertanyaan itu harusnya terlontar sejak tadi, sudah lebih dari 5 menit kami hanya duduk di dalam mobilku tanpa sepatah katapun.

"good" jawabnya singkat "good luck with your race" lanjutnya.

"aku harap kamu ada disana bareng aku" ucapku pelan,  aku bahkan berpikir bahwa aku mengatakannya dalam hati.

"hmm?"

"ahh gk ko" jawabku canggung membuat suasana bertambah canggung.

"sorry" suaranya pelan, terdengar lirih ditelingaku.

"untuk?" apa yang membuatnya mengeluarkan kata maaf, kata yang harusnya keluar dari mulutku.

"aku gak bisa tepatin janji buat nemenin kamu"

"kamu tetep bisa ikut kalau kamu mau" jawabku.

Yuki menggelengkan kepala dan tersenyum "just go, and have fun, nikmatin apa yang kamu suka and good luck"
Untuk sekarang itu saja sudah cukup, bisa melihatnya saja sudah cukup, aku tidak akan bertanya kenapa dia menolak ajakanku, karna aku yakin dia punya alasan yang kuat.

"thank you" jawabku singkat.

"do you wanna hug?" tanyanya, karna kaget aku hanya diam "you don't want it?" tanyanya lagi.

"No no no" jawabku panik " I meant, I need it" tambahku membuat yuki tertawa.

"come than" ucapnya kemudian memelukku, entah kenapa ini terasa berbeda, ini hanya pelukan seseorang  untuk menguatkan temannya, "good luck" ucapnya lagi kemudian melepaskan pelukannya sebelum aku bisa memeluknya. "kamu harus cepet pulang, terus istirahat, jamu butuh tenaga ekstra kalau balapankan"

"ah sorry, aku lupa kalau ini udah malem banget" jawabku

"aku masuk kalau gitu" maksudnya adalah rumah.

"Yuki, wanna have dinner when I home?" tanyaku, aku berpikir ini benar-benar kesempatan terakhirku.

"sure" jawabnya singkat kemudian keluar mobil.

TBC
***

Belum di edit, harap dimaklum 😀, mohon maaf udah nunggu cukup lama.

Oh ya ada yg bisa jelasin siapa a, c dan k, khusus yg ini inbox aja

are we meant to be? Onde as histórias ganham vida. Descobre agora