Speechless

Lagi-lagi Hoseok dibuat tak bisa berbicara dan terkaget dengan sikap anaknya yang sangat diluar pikirannya. Membayangkan kata-kata itu muncul dari seorang anak berumur lima tahun membuat hati Hoseok terenyuh. Rasa kagum dan bersalah menyeruak memenuhi dirinya. Senyum Hoseok tersimpul sambil memegang lembut pundak sang anak untuk menenangkannya.

"Eomma tidak butuh kamu yang melindungi Eomma, cukup tumbuhlah dengan baik dan bahagia maka itu semua akan sangat berarti bagi Eomma. Kookie tak usah memikirkan itu lagi. Sekarang di tempat ini akan jadi awal yang baru bagi kita karena Eomma sudah berjanji akan berada di tempat ini sampai Kookie lulus sekolah."

Hoseok telah berjanji pada dirinya sendiri jika ia akan bertahan di kota ini bagaimana pun susah dan beratnya. Ia ingin sang anak memiliki lingkungan sosial yang tetap hingga Kookie dapat belajar bersosialisasi dengan baik. Hoseok merasa bahwa semua hal yang terjadi pada anaknya adalah tanggung jawabnya. Pemikiran sang anak yang agak tak sesuai dengan umurnya juga termasuk di dalamnya. Karena jelas bukan kewajiban Jungkook untuk melindunginya di saat umurnya masihlah 5 tahun.

Akhirnya Jungkook mau berangkat ke sekolah. Ini adalah pertama kalinya Jungkook bersekolah di taman bermain setelah sebelumnya hanya bisa melihat anak-anak lain bersekolah dan dirinya hanya bisa melihat dari kejauhan dikarenakan umurnya yang belum sesuai untuk masuk taman anak-anak. Wajah Jungkook terlihat lebih berseri saat melihat anak-anak yang berlarian saling mengejar, bermain di ayunan atau jungkat-jungkit, dan ada juga yang menangis karena tak mau ditinggal orang tuanya. Jungkook mengamati itu semua dengan mata bulat besarnya.

"Hoseok!" panggilan itu membuat Jungkook dan Hoseok menoleh ke sumber suara.

Hoseok menyapa dengan hangat orang tersebut. Seorang perempuan dengan badan yang tinggi, bahu cukup lebar dan membawa seorang anak perempuan yang dengan lincahnya memeluk Hoseok. Kening Jungkook berkerut berpikir keras tentang siapa perempuan yang bersama ibunya itu.

"Oh, kau Jungkook bukan? Kenalkan aku Kim Seokjin, teman lama Eommamu. Dan dia Kim Yeri, anakku. Dia juga akan bersekolah di sini sama sepertimu." Seokjin memulai perkenalan dengan Jungkook.

Jungkook ingat bahwa nama Seokjin sempat terucapkan tadi pagi saat ibunya menelpon seseorang. Tangan Jungkook terulur menjabat tangan Seokjin yang telah mengambang di udara. Namun Jungkook tidak serta merta membalas uluran tangan dari gadis kecil sebayanya yang bernama Yeri itu. Jungkook mengamati Yeri terlebih dahulu dan jelas itu membuat Yeri tidak nyaman.

"Jangan hanya memandangiku, jika kau suka padaku bilang saja. Memang aku ini cantik jadi banyak yang suka." Dengan cerianya Yeri menarik tangan Jungkook dan memaksa bersalaman. Senyum ceria nan menggemaskan pada wajah Yeri membuat Jungkook menaikan alisnya bingung.

"Siapa namamu?" tanya Yeri sambil terus memegang tangan Jungkook.

"Kookie. Ah, maksudku Jung Jungkook." gugup Jungkook karena ini adalah pertama kalinya ia bertemu dengan gadis yang seperti Yeri. Tipe gadis yang berani dan ceria tanpa malu-malu.

"Kookie? Sepertinya namamu enak." oceh Yeri.

"Hah?!" bingung Jungkook.

Kedua orang dewasa yang mendengar percakapan mereka jadi tertawa. Yeri memang anak yang suka sekali makan namun badannya tak mudah gendut. Hampir semua jenis makanan adalah kesukaan Yeri hingga ia suka sekali menyangkut pautkan sesuatu dengan makanan.

Hari pertama masuk sekolah, Yeri dan Jungkook selalu bersama dan tak terpisahkan. Bisa dibilang Yerilah yang mengikuti Jungkook kemanapun ia pergi. Untungnya juga mereka berdua berada dalam satu kelas yang sama.

Sedangkan Hoseok sedang berada di kursi penumpang di sebelah Seokjin yang sedang menyetir dengan santai. Hari ini juga merupakan hari pertama Hoseok berangkat kerja jadi ia agak sedikit gugup.

Sun and Shine [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang