GAME 06

251 37 4
                                    

Tap

Tap

Tap

Dalam lorong yang sunyi, hanya suara degup jantungnya menemani pemuda bersurai brunette itu. Melangkah perlahan ke depan sambil mencoba meminimalkan suara langkah kakinya yang ternyata cukup mustahil dilakukan di atas lantai kayu tua yang terus berderit saat telapak kakinya menyentuh permukaan. Manik hijaunya waspada melihat sekeliling, mencoba mencari petunjuk keberadaan eksistensi lain di lantai ini selain ketiga streamer.

“Seharusnya dia masih ada di lantai ini. Kejadian Mafu-kun juga masih beberapa menit lalu jadi mungkin dia bersembunyi di suatu tempat.”

Menutup pintu sebuah kelas kosong yang baru diperiksanya, netranya reflek melirik ke samping, ke arah ujung lorong dimana ia bisa melihat elevator yang tertutup disana dengan tanda ‘01’ di atasnya yang menunjukkan bahwa tidak ada seorang pun yang menggunakannya saat ini. Manik emerald pemuda itu menyipit kala ia mengingat rangkaian kejadian yang telah dirinya alami.

Beberapa saat yang lalu, dirinya dan Soraru keluar untuk memeriksa keadaan karena kata-kata terakhir Mafu yang bisa dibilang ‘aneh’ saat pemuda albino itu terlempar keluar jendela—

“ Ada seseorang... di belakangmu... ”

Setelah kejadian ‘mengerikan’ yang tak terduga itu, Soraru yang selalu terlihat tenang sedikit berubah. Apa yang dilihat Urata saat menarik kerah si pemuda raven itu masih terbayang jelas di ingatannya. Mata jernih bagaikan langit yang mengeluarkan sinar kebiruan aneh, mungkin bisa dibilang itu adalah mata paling indah yang pernah dilihatnya kalau bukan karena... kehampaan tak berdasar yang tercermin di dalamnya.

 kehampaan tak berdasar yang tercermin di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sebenarnya... apa itu?”

Tep

Di tengah pemikirannya, pemuda tanuki itu sedikit tersentak saat seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Tangannya yang terkepal dengan cepat menuju seseorang di belakangnya yang dengan mudahnya menangkap tinju sang pemuda tanuki. Menyadari siapa yang diserangnya, manik Urata melebar—

“Sora... ru?”

“*sigh* Jangan melamun begitu. Kau tahu kan kalau musuh masih berkeliaran di lantai ini.”

Melepaskan genggamannya pada tangan Urata, Soraru berucap datar. Pemuda tanuki itu hanya memalingkan wajahnya dengan ‘tch’, namun berbisik ‘maaf’ setelahnya.

“Speak of the devil...”

“Kau menemukan sesuatu?”

Urata menggelengkan kepalanya sebagai respon dari pertanyaan Soraru. Pemuda tanuki itu menatap Soraru yang terdiam dari ujung matanya. Melihat itu Urata bisa menebak jika Soraru juga tidak menemukan apapun. Sebenarnya sampai pada titik ini, pemuda tanuki itu jadi sedikit meragukan kata-kata sang pemuda albino.

Forgotten Promise|| The Ones Within~ Utaite ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang