GAME 14

175 31 4
                                    

“Keluar. Jangan pernah menginjakkan kaki di rumah ini lagi.”

Menatap punggung renta pria tua di depannya, ekspresi di wajah pemuda bersurai coklat muda dengan bekas luka nampak di dahi bagian kanan hingga atas kelopak matanya itu tidak berubah. Bahkan setelah mendengar ucapan—bukan, tapi perintah dari orang yang disebut sebagai ‘kakek’-nya itu. Dingin... tak berperasaan...

“Aku mengerti... Ojii-sama.”

.

.

.

Membuka mata, Kashitarou membutuhkan waktu beberapa detik mengumpulkan kesadarannya sebelum ia menyadari dimana ia berada sekarang. Walaupun sudah ada seminggu ia berada disini, Kashitarou tetap belum sepenuhnya terbiasa dengan tempat ini. Dengan kenyataan bahwa ia tidak berada di rumah itu lagi...

“*sigh* Kenapa aku memimpikan tentang hal itu sekarang...”

Bangkit terduduk di atas futon-nya, Kashitarou menghela napas pelan sebelum pandangannya beralih pada topeng kitsune setengah wajah yang ia letakkan di samping futon. Manik emerald sang pemuda menatap tak berkedip sementara pikirannya melayang jauh. Belakangan ini pikirannya tengah kacau dan membuatnya tidak bisa berpikir jernih, terutama setelah insiden dengan Amatsuki kemarin lusa. Ia belum berbicara lagi dengan Amatsuki sejak itu dan karena Amatsuki tidak mengungkit tentang masalah Mimicry yang menyerangnya, ia juga tidak membicarakannya agar tidak membuat cemas yang lain. Lagipula hal itu sudah berlalu tapi Kashitarou sendiri masih merasa sedikit bersalah karena kelengahannya hampir menyebabkan bahaya untuk rekan-rekannya.

Namun walaupun semua masalah telah terselesaikan, Kashitarou bisa merasakan kalau Amatsuki tengah menjaga jaraknya seperti mewaspadainya. Apa dia marah padanya? Tentu saja! Apa kau bodoh! Kecerobohanmu hampir membunuh mereka semua! Sementara Kashitarou bermonolog dalam hati satu suara muncul tiba-tiba di pikirannya—

“Rahasiakan ini dari Soraru-san ya...”

Tersentak, Kashitarou bisa merasakan bulu kuduknya berdiri mengingat kejadian malam sebelum insidennya dengan Amatsuki itu. Ia merasa sedikit takjub karena hal ini termasuk langka untuknya yang terbiasa berkecimpung di dunia bawah dan selalu dihadapkan dengan ‘pekerjaan kotor’ dari kakeknya. Ya. Sebagai mantan kepala klan yakuza tertua dan berpengaruh di Tokyo yang dididik keras untuk mewarisi nama klan, yang bahkan tidak gentar dan kenal takut dihadapan gang yakuza beringas lain, ini pertama kalinya bagi Kashitarou untuk benar-benar merasakan rasa takut dari seseorang. Seseorang yang terlihat begitu innocent dan tidak pernah ia curigai sekalipun...

“Aikawa Mafuyu... Aikawa? Apa mungkin dia Aikawa yang itu? Tapi jika dia berasal dari Akademi Elit itu sepertinya tidak salah lagi.”

Menyipitkan mata, Kashitarou mencoba menggali ingatannya. Saat ia masih muda, kakeknya mengajarkannya untuk selalu mengingat wajah dan nama setiap orang yang ditemuinya, baik itu rekan, musuh dan figur-figur penting lain di wilayahnya. Tapi diam-diam Kashitarou bisa melakukan lebih dari itu. Suara, tinggi badan, gestur tubuh, ia bisa tahu identitas seseorang dengan sekali lihat bahkan jika orang itu memakai topeng atau tengah menyamar.

“Kalau tidak salah, keluarga Aikawa adalah pemilik rumah sakit terbesar di Tokyo dan merupakan salah satu sosok penting di dunia kesehatan dan farmasi di Jepang. Keluarga itu juga punya sejarah panjang seperti keluarga Itou. Karena dia adalah Tuan Muda keluarga itu seharusnya kami pernah bertemu setidaknya sekali tapi anehnya aku sama sekali tidak ingat pernah bertemu Mafu-kun sebelum ada disini... Apa aku lupa—tidak! Aku selalu mengingat wajah semua orang yang pernah kutemui tapi...”

Forgotten Promise|| The Ones Within~ Utaite ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang