☕11☕ Janji Kelingking

178 14 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Jangan lupa bershalawat😉😉

اللهم صل على سيدنا محمدو على آل سيدنا محمد

.
.
.
.
.

"Maira, kamu mau ke mana pagi-pagi begini?" tanya Abi setengah terkejut saat melihat sang istri sudah siap dengan pakaiannya.

Ini baru pukul tujuh pagi, tetapi Humaira sudah siap dan rapi. Abi bingung ingin ke mana sebenarnya sang istri ini karena seingatnya, mereka tidak memiliki acara apa pun.

Humaira menengok sebentar dan langsung membuang wajahnya.

"Aku harus kuliah," jawabnya singkat dan padat pada Abi yang membulatkan matanya.

Abi hampir saja melupakan hal ini. Dia menikahi Humaira, bukan Lisna yang notabennya sudah mempersiapkan hari liburan mereka.

Abi yang semula tengah duduk di pinggir kasur pun langsung bangkit. Berdiri di belakang Humaira yang tengah merapihkan jilbabnya.

"Mai, kamu yakin mau lanjut kuliah?" tanya Abi hati-hati membuat Humaira langsung menghentikan kegiatannya.

Gadis itu membalikkan tubuhnya dan menatap bingung pada Abi yang kini terlihat sangat khawatir. Seolah ada sesuatu yang buruk akan terjadi padanya.

"Apa maksudmu? Aku tidak boleh kuliah?" tebak Humaira sarkas membuat Abi menggeleng beberapa kali.

Bukan itu maksudnya, hanya saja Abi tidak ingin Maira menanggung beban yang disebabkan olehnya. Dia tidak ingin Maira semakin dibenci dan dimusuhi orang-orang.

"Ya Allah, Mai! Aku enggak pernah berpikiran begitu. Aku akan selalu dukung kamu untuk mencari ilmu. Tapi sekarang kondisinya berbeda, Mai. Aku takut kalau kamu kuliah, kamu akan-"

"Dibenci dan dimusuhi sama penggemarmu? Begitu?" potong Maira dengan cuek. Dia memiringkan kepalanya, menatap wajah Abi yang kini berubah pias.

Paham akan kekhawatiran Abi yang disebabkan oleh dirinya sendiri, Humaira pun mengangguk beberapa kali dan kembali berbalik. Merapihkan penampilannya agar semua orang tahu bahwa dia masihlah Humaira yang dulu. Humaira yang dingin dan keras, serta menjauh dari manusia-manusia busuk.

"Aku tahu setiap resiko dari langkah yang aku ambil. Aku tahu bahwa setelah menerima pernikahan ini, semuanya akan berubah. Termasuk pandangan orang-orang terhadap kita. Mungkin kamu enggak, tapi aku iya!" jelas Humaira tenang tanpa ada sedikit ketakutan pun di hadapannya.

Maira sama sekali tak takut apa pun meski tahu kemungkinan terburuk yang dia alami. Namun di balik itu semua, Humaira yakin dia jauh lebih kuat dari penggemar Abi yang tidak akan mampu bertindak nekat.

Lagipula, Maira memutuskan untuk tidak mengaitkan pernikahannya dengan dunia kuliahnya. Dia tidak akan menggunakan statusnya sedikit pun untuk membuat orang segan padanya.

Ia hanya akan menjadi Humaira Lolita yang selama ini dikenal oleh orang-orang. Humaira yang tak mudah disentuh dan membuat orang segan bahkan hanya karena mendengar namanya.

Abi terkejut mendengar ucapan Maira. Tak menyangka jika Maira tahu isi pikirannya dan bisa-bisanya gadis itu terlihat santai? Santai? Apakah dia tidak memikirkan Abi yang sangat panik dan takut dengan keputusan sepihaknya ini?

"Mai, tolong. Jangan berangkat kuliah. Aku enggak tahu semarah apa mereka sama kamu. Tahu aku kenal sama kamu aja mereka marah. Apalagi tahu kalau kamu istri aku. Berita itu pasti udah nyebar, Mai!" mohon Abi sembari menggenggam tangan Maira.

I Love You, Pak Dosen! (REWRITE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang