10.

1.2K 274 126
                                    

Voment sangat di harapkan, dan hargailah para penulis 💛

●●●

.
.
.
.

Ingin rasanya Chandra memukul seseorang yang tengah bercengkrama dengan Dyandra saat itu juga, namun terlambat, saat Chandra tahu, Jevier sudah berpamit pergi dari hadapan Dyandra, Ingin marah juga tidak mungkin ia marah kepada Dyandra. Akhirnya yang Chandra lakukan hanya mengomel melampiaskan kepada Teo, sahabat juga selaku tangan kanannya,

Jika saja Chandra tahu bahwa lelaki itu sudah sejak tadi berdua dengan Dyandra, pastilah habis di tangan Chandra, sungguh Chandra yang amat sangat over protektif, tidak peduli dengan kedudukannya, jika itu semua menyangkut Dyandra,

Setelah mendapat panggilan dari Chandra, kini Dyandra sudah berada di ruangan Chandra, lelaki itu sedang berdiri beracak pinggang di hadapan Dyandra dengan tatapan kesal, bukan tatapan menyebalkan seperti biasanya,

"Harusnya sekarang saya sudah tanda tangan proyek millyaran, tapi batal!"

"Kenapa di batalkan?"

"Karena kamu barusan saja makan siang di kantin dengan lelaki lain"

"Ha?" Mulai lagi, batin Dyandra,

"Ingat ya Dyandra! Saya tahu semua tentang kamu, saat kamu masih berada di jangkauan saya, jangan harap kamu bisa macam-macam, apa lagi jika hanya di lingkup kantor, ini kantor saya, tidak hanya orang yang dapat mendengar dan melihat, tembok dan dindingpun bisa mendengar dan melihat"

"Pak. Chandra jangan bercanda"

"Tidak"

Dyandra mendelikan matanya, direkturnya lebih menyeramkan ketimbang penguntit. Sedangkan Chandra keceplosan karena terlalu kesal dengan Dyandra,

"Kantin itu saya haramkan buat kamu, Dyandra"

Dyandra memutar kedua matanya, memangnya siapa Chandra ini di kehidupan Dyandra? sampai mengharamkan kantin umum untuknya,

"Pak. Chandra jangan lebay deh!" jawab Dyandra terlalu malas,

"Siapa dia?"

"Siapa?"

"Lelaki tadi?"

"Teman"

"Tidak ada teman yang seperti itu, Dyandra"

"Tidak ada direktur yang seperti ini kepada sekertarisnya, pak. Chandra!"

Chandra terdiam, ucapan Dyandra memang benar adanya, namun Chandra tidak peduli, Dyandra mutlak miliknya, entah Dyandra menyandang sebagai gelar sekertarisnya atau bukan, itu semua tidak akan merubah kepemilikan Chandra pada Dyandra,

Melonggarakan dasi yang terasa mencekik lehernya, kemudia Chandra membuka satu kancing kemeja yang berada di paling atas, sambil menggulung kedua lengan kemeja sampai ke batas siku,

"Terus kenapa kamu malah makan siang sama dia? Sama saya nggak pernah mau?"

"Karena pak. Chandra menyebalkan!"

"Memangnya dia tidak?"

Dyandra menggeleng,

"Cih!" Chandra berdecih karena tidak terima dengan pendapat Dyandra, "mulai besok kamu tidak saya perbolehkan dekat dengan lelaki tadi, dengan lelaki siapapun itu!" Imbuh Chandra tegas, ingin Dyandra menyela, namun Chandra kembali bersuara, "kecuali saya!"

The Crazy Rich, Chandra! ✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz