5.

1.5K 269 81
                                    

Voment sangat di harapkan, dan hargailah para penulis 💛

●●●

.
.
.
.

Pukul 07:00, Dyandra sudah duduk manis di meja kerjanya, jika biasanya Dyandra berangkat 07:30 selalu mendapati Chandra duduk di depan meja kerja Dyandra, kali ini tidak.
Sengaja, hari ini Dyandra sedang kesal sekali dengan direkturnya, Dyandra sudah menyiapkan kalimat yang akan di lontarakan kepada direkturnya itu,

Tepat pukul 07:35 Chandra berjalan santai sambil sesekali bersiul, bisa Dyandra lihat jika Chandra tidak menyadari keberadaan Dyandra yang sudah menatapnya sinis dari kejauhan sejak Chandra melangkah keluar dari lift,

"Oh, calon masa depanku" ujarnya girang sambil berjalan cepat ke arah Dyandra, "merindukanku ya? Tumben jam segini sudah sampai?"

Dyandra berdiri dari tempat duduknya sambil beracak pinggang, "pak. Chandra ini apa-apaan sih, ngapain beliin saya sepeda?" Ujar Dyandra bersungut-sungut, Dyandra berani karena ini diluar jam kerja, jam kerjanya dimulai saat pukul depalan pagi tepat,

Chandra marah? Tentu saja tidak, ia malah tersenyum sangat manis sampai menampilkan dimplenya,

"Kamu tidak suka sepedanya? Mau ganti warnanya? Atau motor saja? Tapi lebih aman pakai mobil sih menurut saya" Jeda Chandra, belum sempat Dyandra menjawab, Chandra kembali bersuara, "tapi Dyandra, sepeda itu yang paling bagus dan paling mahal lo"

Dyandra menggenggan erat kedua tangannya frustasi, "Allohuakbar!!! Bukan itu maksud saya pak. Chandra"

"Terus apa? Kamu suka buat saya bingung? Kemarin bilang suka sepeda, kata Hana kamu juga pengen sepeda, ya saya belikan"

"Tapikan saya tidak minta"

"Memang"

"Astagfirullah, pak. Chandra"

"Iya Dyandraaa" jawab Chandra dengan nada gemas dan manja,

Dyandra mengeluarkan surat-surat sepeda sepeda serta nota dari dalam tasnya, ia meletakan di atas meja, di depan Chandra,

"Ini saya kembalikan saja"

Chandra menatap semua barang itu tanpa menjawab Dyandra,
Kemudian ia menatap Teo, "Teo, buang saja sepedanya"

Dyandra yang mendengar itu membelalakan matanya,

"Pak. Chandra!"

"Iya Dyandraaa" jawab Chandra gemas, seharusnya Chandra marah, tapi tidak, Chandra lebih memilih menikmati wajah kesal Dyandra, bagi Chandra ia seperti mendapat suntikan vitamin untuk seharian penuh,

"Saya memang pengen sepeda, tapi bersepeda bukan sepedanya, hanya waktunya saja yang tidak punya!!!"

"Oh, kamu boleh ambil cuti kok"

Dyandra seketika menjatuhkan kedua pundaknya, ingin menyela ucapan Chandra, namun urung kala para karyawan mulai datang, lagi pula perdebatan yang Dyandra lakukan memakan waktu cukup lama, sekarang waktu sudah menunjukan pukul 08:05,

Dyandra pergi sambil menghentak-hentakan kakinya, Chandra yang melihat itu hanya terkekeh, saat Dyandra sudah tidak terlihat lagi, Seketika itu wajah Chandra kembali berubah dingin, tanpa ekspresi,

The Crazy Rich, Chandra! ✔Where stories live. Discover now