14 | CYSWIS

525 119 14
                                    

"Beberapa manusia beruntung bisa hidup dengan baik bersama keberkahan atas hidup mereka, beberapa manusia lain bersyukur masih tetap bisa hidup kala langit dan bumi menjepit diantara mereka"

.

.

_________________

****

Pagi yang lain menghampiri, dengan langit yang sedikit mendung membumbung diatas kepala. Sudah tidak terhitung berapa kali Jimin sudah menyeka keringat yang mengucur deras dari balik kulit pelipisnya. Surai pirangnya di kucir asal sampai tidak menganggu penglihatannya, karena jika sampai menggangung bisa membahayakan keselamatan dirinya sendiri nanti.

Sebuah kapak berukuruan sedang tengah digenggamnya erat di kedua tangan, membetuk posisi kuda-kuda sempurna, yang sebenarnya entah untuk apa dia melakukannya, dan bersiap mengerahkan seluruh tenaga untuk membelah potongan-potongan kayu yang ada didepannya.

Walaupun hasil potongan kayunya tidak seberapa dibandingkan Taehyung dan ayah Amit yang memang sudah ahlinya, nampak laki-laki itu sepertinya bangga dengan dirinya sendiri, untuk pertama kalinya dalam hidup dia melakukan pekerjaan kasar seperti itu.

Memotong kayu hasil penebangan hutan didekat perkampungan.

Sebenarnya ayah Amit tidak meminta dibantu, tapi Jimin bersikukuh untuk mencoba, jadilah Taehyung harus ikut juga. Jisoo pastilah kembali mencelanya jika dia bersantai ria, dan tidak mau ikut membantu.

"Tae, beri aku tips kenapa kau bisa memotong kayu-kayu ini secepat itu" tanya Jimin di sela-sela nafasnya yang memburu.

"Mudah saja, anggap kayu didepanmu itu adalah orang yang paling kau benci dan 'tak' kau sangat ingin membelahnya menjadi dua"

Jawab Taehyung santai, tidak peduli jika Jimin menanggapinya serius, karena dia sudah mulai bosan dengan kegiatan yang dilakukannya sekarang.

"Sialan, aku serius" Jimin menoleh kasar pada Taehyung yang berdiri cukup jauh darinya, apa-apaan dengan jawaban ngelantur Taehyung itu, bukannya lucu malah jadi merinding.

"Aku juga serius, perhatikan bagian tengah kayunya, ada garis acak yang terbentuk, kau tinggal mengikutinya dengan kapakmu saja"

Jawaban Taehyung kali itu, mulai sedikit rasional.

"Hmm benar juga" gumam Jimin "Tapi tae, kau benar-benar tidak serius soal memikirkan orang yang kau bencikan?, sepertinya aku harus mulai menjauhkan Jisoo darimu" sambung Jimin, wajahnya sedikit berubah serius.

"Apa yang kau bicarakan?"

Jimin menggeleng pelan, mulai fokus lagi dengan kayu yang sudah terpotong setengah didepannya.

Tidak lama setelah percakapan singkat mereka berdua itu, ayah Amit kedatangan tamu yang tidak diundang, seorang laki-laki dewasa yang mungkin sudah berkepala empat bersama seekor kuda hitam yang gagah disampingnya.

Jimin kembali hilang fokus, lagi-lagi hal baru telah dia rasakan, melihat seekor kuda besar tepat didepan matanya merupakan hal baru baginya. Laki-laki bersurai pirang itu sampai menghentikan kegiatan potong memotong kayunya dan perlahan mulai mendekati sang kuda hitam, yang begitu menarik perhatiannya itu.

Tidak seperti kuda hitam miliknya yang gagah, laki-laki dewasa itu terlihat lemas dengan ekpresi putus asa yang begitu terasa.

Jimin tidak terlalu mendengarkan percakapan yang sangat sulit dia mengerti antara ayah Amit dan laki-laki dewasa itu, hanya semakin mendekati kuda hitam, memandanginya sampai lupa untuk berkedip.

Can You Saw What I See ✔ Where stories live. Discover now