☕ 1 ☕ Hati Yang Keras

981 35 18
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Jangan lupa bershalawat😉😉

اللهم صل على سيدنا محمدو على آل سيدنا محمد

.
.
.
.

Pagi ini para mahasiswa sedang duduk di kelas sambil menunggu dosen mereka datang. Dosen mereka kali ini adalah dosen favorit seantereo Kampus.

Selain tampan dan cerdas, ia juga sangat berwibawa ditambah kelembutan hatinya, sehingga membuat semua orang terheran-heran, mengapa ada mahluk seperti dirinya.

Namun hal itu tak berlaku bagi gadis yang saat ini duduk di sudut kelas, ia tak tertarik dengan obrolan teman-temannya yang terkesan sangat semangat.

Obrolan mereka seolah mengagungkan sang dosen, yang mana di mata Maira tak lebih dari sekedar penghancur. Ia sama sekali tak tertarik dengan obrolan murah seperti itu.

Ia hanya tertarik pada buku Diary yang sedang ia tulis. Buku ini bagai kunci dari setiap perjalanan hidupnya. Mengukir jejak kakinya dalam lembaran kertas yang mungkin akan lapuk di makan waktu, tapi tak apa, setidaknya ia pernah menggoreskan jejaknya pada dunia.

Apa yang ia alami dan rasakan tertuang di dalamnya, tanpa ada seseorang yang mengetahuinya. Hanya dia dan Allah.

Itu akan menjadi rahasianya, rahasia hingga ia sendiri yang memutuskan untuk menutup buku itu selamanya, yang berarti menutup kisah hidupnya dan tak akan pernah melanjutkannya lagi.

Dia menulis dengan penuh perasaan, menuangkan segala macam warna kehidupan yang telah menyentuh hidupnya. Membuatnya menjadi berbeda dari catatan biasa.

Menulis bisa membuat Maira lupa bahwa waktu pasti akan terus berganti dari setiap detiknya, memutar kehidupan bak roda yang berjalan tanpa mengenal siapa dan dimana ia berputar.

Tangannya dengan terampil mengukir berbagai macam kata yang terangkai sempurna menjadi saksi hidupnya, saksi bisunya.

Akibat dirinya yang akan tenggelam dan lupa waktu bila berhadapan dengan buku diary, ia sampai tak menyadari bahwa dosen yang sejak tadi dinanti untuk memberikan sebagian ilmunya itu kini telah berada tepat di depan kelas.

Senyum manis terusung dari wajah para mahasiswa baik lelaki maupun perempuan, dosen ini adalah dosen yang senang sekali berbaur dan dia juga dosen yang terkenal dengan kebaikan hatinya dalam memberi nilai, sebab itu dia disukai oleh murid-muridnya.

Mereka kompak menghormati dosen mereka.

"Assalamu'alaikum, selamat pagi semuanya."

"Wa'alaikumussalam Pak!"

"Pagi Pak ganteng!"

"Pagi Bapak!"

Mendengar suara secara serempak yang keluar dari teman sekelasnya membuat Maira secara spontan menaruh bukunya. Ia menatap panik ke depan dan mendapati bahwa dosen itu tengah menyapa para mahasiswanya.

Ie menghela napas lega, ia kira siapa yang datang ternyata dosennya.

Sepertinya ia terlalu asik mencurahkan isi hatinya.

I Love You, Pak Dosen! (REWRITE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang