Once when Jae the only child

1.2K 137 46
                                    

Hai hai.. sebagai permintaan maaf udah ga update lama. Jadi aku up cepet. Ini request dari ddblueaj. Maaf yah kalau masih kurang moment nya. Mungkin aku bikin lagi nanti yang versi imut² nya. Hehe.. setelah semua list request dikerjakan

LA, 2004

Yonghyun baru bangun dari tidur nya, pria itu langsung berlari menuju sebuah kamar yang pintu nya terbuka setengah. Dari luar dia mengintip ke dalam, ke arah tempat tidur kecil yang terbuat dari kayu. Bibirnya tersenyum seketika saat melihat bayi kecil nya yang menguap dalam tidur. Sebuah tangan menelusur punggung kanan nya, membuat Yonghyun terkaget dan langsung menoleh melihat suami nya yang tersenyum menampilkan deretan gigi putih, seolah sedang melakukan promosi sebuah brand pasta gigi.

"Hyung!!" Yonghyun pun kesal

"Salah kamu, itu anak kamu bisa dipegang bukan diliatin dari jauh!" balas Sungjin

Yonghyun cuma menghela nafas nya ke udara lalu berlari lagi ke kamar mereka. Sementara Sungjin masuk ke kamar putra nya, memperhatikan bocah itu dengan seksama. Entah lah, Jae kecil sedang tertidur dengan pulas bahkan terdengar dengkuran. Tidak ada pergerakan berarti yang dilakukan bayi kecil itu tapi Sungjin sangat suka memperhatikan anak nya tersebut. Mungkin itu yang disebut magic, pikir nya.

Setelah cukup puas melihat wajah sang anak, pria itu pun kembali menuju kamar nya dengan senyum super lebar dan tawa kecil disela²nya, kepala nya dipenuhi ide untuk menjahili suaminya.
.
.
.

"Owaaaa... oweeekkk hiksssss"

Begitu mendengar suara tangis anak nya, Yonghyun segera terbangun
"Aduh.. aduhh.. anak ku!" gumam nya dan langsung bangkit dari ranjang menuju kamar sang anak. Bukannya menghampiri seperti yang dilakukan orangtua lainnya ketika mendengar bayi nya menangis, Yonghyun malah terdiam ditempatnya, kedua tangan nya terkepal kuat dan keringat mulai membasahi pelipisnya. Tak lama Sungjin datang melewati suaminya itu begitu saja menghampiri ranjang Jae dan mengangkat bocah itu ke dalam pangkuan nya.

"Jae~ appa disini.." ucap Sungjin sembari menimang sang anak dalam pangkuannya, "omma juga disini.." ujar Sungjin lagi sembari menoleh kebelakang menatap Yonghyun yang sedari tadi terus memperhatikan sang suami dan anaknya

.
.
.

"ga apa-apa kalau kamu masih takut itu wajar kok, kita selalu bisa coba pelan-pelan dan Jae juga mengerti keadaan mu." ucap Sungjin selagi mengelus pundak suaminya yang sedang membelakangi nya malu karena masih saja menangis setelah lebih dari setengah jam. Kemudian Yonghyun pun mulai berbalik menghadap sang suami dengan mata yang bengkak dan sembab, "menurut hyung Jae akan mengerti dengan keadaan ku yang seperti ini? Aku takut mengecewakannya, aku juga ingin menghampirinya dan menggendong dia sama seperti yang hyung lakukan tapi,, perasaan aneh itu selalu muncul lagi. Rasanya aku bisa gila!" keluh Yonghyun

"Dokter Hwang juga kan bilangnya pelan-pelan, kalau kau merasa belum bisa yah tidak apa-apa, tidak perlu cepat-cepat, tidak perlu tergesa-gesa. Jae akan tetap menyayangi mu, kau yang melahirkannya dan kita akan membesarkan dia dengan penuh kasih sayang" balas Sungjin dengan senyum nya yang lebar

Sungjin memeluk suaminya lalu mereka kembali tidur
.
.
.

Sinar mentari pagi masuk melalui celah-celah jendela kamar, lalu terdengar suara ponsel berdering. Sungjin yang masih terlelap pun terbangun, dengan mata tertutup tangan nya meraih permukaan atas nakas yang terletak disamping ranjang, berusaha meraih ponselnya. Setelah dapat kemudian pria itu mengangkat telponnya

"hello-" suara serak Sungjin pada telpon

"BOBBIE! WAKE UP THIS IS IMPORTANT!" terdengar teriakan Andrew dari sebrang telpon. Sungjin pun terlonjak kaget, langsung terduduk ditempatnya

Day6 as FamilyWhere stories live. Discover now