13

335 64 8
                                    

"Saranghae, noona." Bisiknya di belakang telinga Sooyoung

Sooyoung membeku mendengarnya, dan seketika jantungnya berdegup sangat kencang. Ada apa dengannya?

Jungkook yang mendengar helaan nafas dari gadis di pelukannya tersebut pun tersenyum. Ia kembali menepuk pelan punggung Park Sooyoung.

"Kau tidak perlu menjawabnya, noona." Jungkook melepas pelukannya

Ditatapnya mata cokelat Sooyoung.

"Aku minta maaf." gadis itu menunduk, sedang Jungkook berusaha untuk tetap tersenyum

"Aku tau noona masih mencintai Taehyung hyung. Aku juga mengerti jika noona belum bisa membuka hati untuk orang lain, termasuk diriku." 

Jungkook menatap lekat-lekat wajah Park Sooyoung. Ia tau mungkin Sooyoung merasa sedikit terbebani karena perasaannya. Ia tau jika Sooyoung takut hubungan baik mereka bisa saja hancur tiba-tiba. Jadi, inilah yang ia katakan untuk menenangkan gadis itu.

"Aku tidak akan memaksakan apapun, Park Sooyoung. Jika itu yang kau khawatirkan."

Sooyoung beralih menatap mata sendu Jungkook dengan senyum yang masih setia bertengger di wajah tampannya. Seketika mata Sooyoung berkaca-kaca. Ia tengah menahan air matanya agar tidak jatuh.

Mengapa rasanya sakit sekali melihatnya masih bisa tersenyum begitu tulus disaat diriku tidak pernah sekalipun membalas perasaannya? -batin Sooyoung

Jungkook meniup mata Sooyoung, membuat gadis itu berkedip yang alhasil setetes cairan bening keluar dari matanya.

"Noona menangis?" kekeh Jungkook

Menangkup wajah sang gadis, Jungkook memperhatikan mata cokelat yang berair itu dengan seksama.

"Uljima.. Jangan bebani hatimu sendiri."

"Mianhae, Jungkook-a. Aku... aku benar-benar tidak bisa membalasmu. Kau harusnya mencintai wanita yang juga mencintaimu dengan segenap hatinya." 

"Untuk satu itu, biarlah menjadi konsekuensiku nanti." 

Masih dengan senyum lembutnya, Jungkook menggenggam kedua tangan Sooyoung. Dengan mantap, ia berkata

"Karena sekarang, wanita yang ku cintai adalah dirimu, Park Sooyoung."

Gadis itu tertegun sambil memperhatikan kedua mata Jungkook. Ia masih terdiam, menunggu Jungkook menyelesaikan kalimatnya.

"Tidak ada alasan yang bisa ku jelaskan. Ini perihal hati. Bukankah kita tidak bisa memaksakan kemana hati akan berlabuh?" lanjutnya

"hhh... ya, kau benar."

"Aku ingin menikmati perasaan bahagia saat bersama denganmu. Melihatmu tersenyum dan tertawa bahagia, itu sudah cukup bagiku."

"Bohong. Mana mungkin itu cukup?" Sooyoung tersenyum pahit

Selanjutnya Jungkook menunduk dan tertawa kecil.

"Ya, noona benar. Aku mencintaimu, tentu aku berharap sesuatu di antara kita. Tapi seperti kataku tadi, bahwa aku tidak akan memaksakan apapun. Aku ingin semuanya mengalir apa adanya."

Lelaki bermarga Jeon ini tumbuh dengan sangat baik, menjadi pria dewasa yang penuh perhatian juga pengertian. -pikirnya

"Aku hanya takut sesuatu yang buruk terjadi di antara kita."

Jujur saja, belakangan ini ia merasakan bahwa Jungkook sangatlah berbeda dari terakhir kali mereka bertemu tiga tahun lalu. Sooyoung tidak tau sejak kapan Jungkook mulai terang-terangan memberinya perhatian seperti ini.

Ending SceneHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin