22

221 45 0
                                    

❄️ Ending Scene ❄️

.

Note: Klik tanda bintang '⭐' , dan jangan lupa tinggalkan jejak.. komenteu juseyo.

.

.

Sinar matahari pagi menerobos masuk, mengusik ketenangan tidur gadis berambut panjang yang kini mengerutkan dahinya dengan mata terpejam.

Perlahan gadis itu duduk lalu membuka sebelah matanya. Ia masih sangat mengantuk sekarang. Kemudian dengan langkah gontai dia berjalan menuju dapur, hendak mengambil minuman dalam kulkas.

"Ah.." 

Sooyoung melenguh lega begitu tenggorokannya terasa segar oleh air dingin yang baru saja ia minum. Lalu dia melihat-lihat isi kulkasnya, kemudian mengambil satu kotak yang berisi beberapa potong buah strawberry kesukaannya. Terima kasih untuk bibi Kim yang sangat rajin memberinya buah kecil berwarna merah ini setiap kali kebunnya panen. Keluarga Taehyung memang memiliki kebuh strawberry dan dijadikan area wisata perkebunan di Daegu. 

Ah, bicara soal keluarga Kim... Sooyoung jadi teringat sahabat kecilnya itu. Dia benar-benar tidak mengerti dengan pria tampan itu dan juga dirinya sendiri. Sooyoung harus mengakui bahwa dalam hatinya, nama Kim Taehyung masih bertengger kokoh di sana. Yah, meski sekarang ada Jungkook juga dan dia sudah bertekad untuk belajar mencintai Jungkook dengan sepenuh hati sebagaimana pria itu mencintainya dengan begitu tulus.

Namun tak bisa dipungkiri pula jika setiap kali Taehyung tersenyum penuh arti dan memperhatikan dirinya, Sooyoung masih saja tersipu. Apalagi setelah Taehyung menyatakan perasaannya tempo hari. Namja itu benar-benar gila, pikirnya. Sooyoung bahkan harus mengomeli Taehyung habis-habisan karena tau dia akan memutuskan Jennie dan mengatakan segalanya tentang apa yang telah terjadi di antara mereka berdua. Tentu saja Sooyoung tidak ingin Jennie sakit hati dan mengira yang tidak-tidak padanya.

Suara dering membuyarkan lamunannya. Segera saja dia berjalan cepat menuju kamar untuk mengambil ponselnya di atas nakas. Dilihatnya layar benda pipih itu menunjukkan sebuah nama.

Jennie Kim is calling...

Sooyoung mengangkatnya, "Hello, sis."

"Hi bae.. where are you? I wanna talk." Ucap Jenni di seberang telepon

Sooyoung mengernyit, "I'm home. What's wrong?"

"Okey. Wait a minute. Aku akan sampai dalam 15 menit. Bye.."

"Bye.."

Ada apa? Batin Sooyoung. Tidak biasanya Jennie seperti ini. Karena biasanya jika dia ingin membicarakan sesuatu, dia akan langsung mengatakannya saat itu juga. Jennie adalah orang yang sangat berterus terang, dia selalu menyuarakan pendapatnya dengan cepat.

.

.

.

"APAAA??!!"

Sooyoung menjerit tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Sedangkan Jennie hanya tersenyum samar, dia sudah menduga bahwa Sooyoung akan bereaksi seperti itu.

"K-kenapa??" Tanya Sooyoung

"Ayahku belum sepenuhnya pulih, sepertinya masih butuh waktu lama dan ibuku tentu harus mengurusnya. Sedangkan tidak ada orang lain yang bisa ayah percayakan untuk mengelola bisnisnya. Maka dari itu, hanya aku harapan mereka satu-satunya. Aku harus pulang.." jelas Jennie panjang lebar

Ending SceneWhere stories live. Discover now