6. Aksi Seorang Athalia L. Mahendra

51 23 3
                                    

Matahari nampak sedang berbahagia, kilauan cahayanya merambat lurus menembus jendela kaca kelas IPA ini.

Kelasnya nampak kosong dikarenakan para penghuninya yang sedang disibukkan mengganti seragamnya dengan kaos olahraga.

Alia mencoba untuk tidak murung lagi, ia sedang ingin bersenang-senang dengan mata pelajaran favoritnya ini --Olahraga-- tanpa ada beban kekesalan lagi yang menimpanya, walau di jam paling awal dalam artian ia harus terima resiko berkeringat di pagi hari dan melunturkan usahanya yang sejak pagi untuk bisa terlihat rapi dan wangi.

Baginya untuk hal yang ia suka, tak ada masalah.

"Sumpah males banget gue!, gue izin ke UKS aja ya tolong bilangin aja sama pak Rian. Gue lagi pms nih suer gak boong", sambil memasang raut wajah yang benar-benar terlihat menahan sakit, Naura mencoba untuk membujuk Alia supaya ia mau membantunya.

Untungnya keadaan sekitar memang sedang sepi di karenakan anak-anak yang masih pada ganti baju di ruang ganti.

"Pake bohong pokoknya gue sumpahin tembus deh!", Alia malah mencoba membuat Naura kesal dengan kalimat yang dilontarkan dengan nada yang menggodanya, " Lagian kalo udah niat gak mau masuk ngapain coba pake ganti baju segala? Ribet amat hidup lo Ra!", Alia kembali memancing kekesalan wanita yang sedang pms itu.

"Ih, Al! Tega banget lo! Lo sama-sama cewek kan?, yaaa... Kan kerasa nya baru sekarang Al.."

"Ckk..iya iyaa, gue bilangin. Gih ke UKS nanti gue susul pas jam istirahat"

"Nah gitu dong, ya udah bye"
Setelah Naura pamit untuk pergi ke UKS, Alia langsung mencari sosok sahabat satunya lagi itu--Gio--.

Tak terlalu jauh ia melangkah, akhirnya Alia menemukan batang hidungnya Gio juga!

"Woy, cebol! Bareng ke lapangan nya!!", Alia setengah teriak mengucapkan kalimat itu sambil berlari menyamakan langkahnya dengan langkah Gio yang sedang berjalan dengan si Aldo--salah satu penghuni kelas IPA 3--.

"Apaansi babon, Panggil gue kek gitu amat!", Gio menyamai tempo langkahnya dengan Alia dan sedikit mengarahkan kepalanya ke arah gadis itu.

Sedangkan Aldo masih fokus ke depan tanpa menghiraukan percakapan kedua teman kelasnya itu.

"Eh, Al, si Nora beneran lagi sakit?", tanya Gio dengan nada yang mulai serius.

"Naura, Nyett! Nora Nora apaansi, keji banget sama sahabat sendiri", Alia tak terima, " Emangnya dia itu kayak lo ya, yang suka modus pergi ke perpustakaan cuma gagara takut pelajaran Agama, pantes gak punya akhlak lo!", Alia puas bisa membalas ucapan Gio yang mengatai Naura dengan lebih keji.

"Cewek mah emang gak mau kalah ya", Gio tak terima dengan ucapan pedas sahabatnya itu, ia pun mempercepat langkahnya dan mengajak Aldo yang sedari tadi menyaksikan percakapan antara Gio dan Alia itu untuk pergi meninggalkan Alia sendiri.

"Dih, cemen lo beraninya ninggalin cewek kek gitu!", Alia terkekeh melihat sahabatnya itu yang pundungan.

--

Berhubung Pak Rian belum juga terlihat, membuat lapangan olaraga menjadi tempat untuk mericuh.

Keadaan seperti ini membuat para siswa seakan digantung statusnya, mau ke kelas takut di tegur karena masih jam olahraga, mau ricuh di lapangan malah keliatan gak jelas dari pandangan orang yang hilir mudik.

Sungguh gabut olahraga hari ini, baru satu jam pelajaran saja sudah membuat siswa jadi orang tanpa arah tujuan, bagaimana keadaan mereka dua jam pelajaran ke depan?. Entahlah.

Love Agreement [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang