Chap 24

10K 981 71
                                    

Komen banyak-banyak! Hayukkk ramaikan...

Komen banyak-banyak! Hayukkk ramaikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika berbicara tentang penyesalan. Jeon Jungkook tentu saja merasakannya saat ini, sampai keulu hati yang paling dalam. Hanya saja di bandingkan rasa sesal yang setiap detiknya semakin bertambah besar. Jungkook justru merasakan yang lebih dari kata sesal, ia hampa.

Karena untuknya penyesalan saja tidak akan cukup berarti saat itu, sebab hampa yang ia rasakan lebih besar ketika tahu Jihan tidak lagi bersamanya. dimana kesehariannya selalu di habiskan bersama Jihan, dari pagi hingga malam selalu ada Jihan disisinya.

Meskipun dulu terkadang ia mengabaikan presensi wanita itu, bersikap dingin atau kasar padanya. akan tetapi jika tidak melihat Jihan saat terbangun di pagi hari, Jungkook akan melakukan tindakan diluar akal, seperti meneriaki nama wanita itu berkali-kali yang tentu saja reaksi itu terlihat berlebihan jika mengingat bagaimana ia sendiri tidak pernah menganggap keberadaan Jihan.

"Aku tidak ingin mendengar kata penyesalan darimu Jungkook." Jihan bersuara di tengah kesunyian, Jungkook menangis dalam diam. Begitupun dengan Jihan, tidak ada suara yang pria itu keluarkan sampai Jihan kembali melanjutkan. "Kata maaf-mu juga aku tidak butuh. Yang aku inginkan hanya kau yang berusaha mempertahankanku, tapi sekarang tidak lagi, karena aku sadar. Sejak awal hanya aku yang terlalu banyak berharap padamu."

Jungkook menjauhkan kepalanya dari pundak Jihan yang sudah basah dengan air matanya. "Jihan."

"Itu hanya keinginanku, sebelum kau memperjelas siapa dirimu dimataku.Tidak perlu di pikirkan. Perihal kau yang sekarang dengan wanita itu, Aku tidak akan memberi selamat dan mendoakanmu hidup bahagia dengannya. Tidak akan. Karena aku akan mendapatkanmu kembali dengan caraku sendiri begitupun sebaliknya, buktikan padaku jika kau memang layak mendapatkan maaf dariku." Jihan mengecup bibir Jungkook cukup lama tanpa melumat, hanya menyalurkan rasa yang hangat.

"Cukup aku yang mengejarmu Ji. Kau diam dan lihat bagaimana gilanya aku yang berusaha mendapatkanmu kembali. Kau milikku hanya aku!" Jihan tersenyum dengan Jungkook yang kembali mempertemukan benda kenyal itu, menelusupkan jari panjangnya di ceruk leher Jihan.

Melumat bibir yang sudah sejak lama ia rindukan, kembali menyatukan lidahnya membelit dan menyesap belah bibir Jihan. Cukup lama sampai akhirnya mereka berdua melepaskan tautan tersebut.

"Kita harus kembali, kurasa setelah ini Jimin akan tahu jika kita memiliki hubungan sebelumnya." Ujar Jihan.

"Tidak masalah."

"Untukmu. Tidak denganku yang akan menerima banyak pertanyaan darinya!" Jihan mengerucutkan bibirnya sambil membenarkan kembali riasan wajah yang sangat berantakan, dengan bibir yang sedikit bengkak dan lipstik yang teracak. Jungkook tersenyum melihat sisi Jihan yang tidak pernah Wanita itu tunjukan padanya saat dulu, dimana Jihan merajuk atau merasa kesal, marah dengan sikap tak acuhnya. Jihan tidak pernah menunjukannya langsung karena wanita itu selalu memendam sendirian.

SECRETS [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang