Chap 20

10.8K 1K 149
                                    

Jika ada yang perlu di lakukan Jungkook saat ini mungkin ia harus segera mengejar Jihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ada yang perlu di lakukan Jungkook saat ini mungkin ia harus segera mengejar Jihan. Bagaimana semestinya Jungkook berhak tahu kenapa Jihan meninggalkannya dengan tiba-tiba, ada sesuatu yang menekan hatinya.

Tapi lain dengan hati, keinginan yang harus ia urungkan untuk tidak melakukan hal itu. Mengejar Jihan bukan lah pilihan yang baik untuk wanita itu sendiri, pada akhirnya Jungkook memilih untuk kembali duduk bersama Park Jimin, mengabaikan pria Kim itu yang sudah pergi entah kemana.

Bukannya Jungkook tidak tahu kemana pria Kim itu pergi, dia jelas tahu. Hanya saja hati kecil itu sedang mencoba agar tidak memikirkan perihal Kim Taehyung yang bisa Jungkook pastikan sedang menyusul Jihan. Karena dia sama seperti Jungkook— ditinggalkan.

"Bagaimana Tuan Jeon, untuk proyek yang sudah kita sepakati apakah ada yang kurang menguntungkan untukmu?" Jungkook sontak menoleh saat namanya di sebut, sebab dari tadi pikirannya sudah jauh berkelana. Jika mulutnya berkata jika sudah menerima kenyataan tentang hubungannya dengan Jihan telah berakhir. Tidak dengan hatinya yang justru mendorongnya untuk segera mengejar kembali Jihan-Wanitanya.

Tertawa sebentar untuk menghilangkan kecanggungan yang iya buat sendiri, lantas Jungkook membalas pertanyaan Pria Park itu."Tidak. Sudah cukup Tuan Park, perusahaanmu ini sangat cerdik untuk menarik rekan bisnis dengan segala tawaran yang kau berikan" Pria Park itu tertawa lepas mendengar penuturan dari Jungkook. "Bukan aku yang memiliki ide itu, Sekretarisku yang menyusun semuanya. Bahkan dia lah yang membuat proyek besar ini" Jimin tersenyum manis saat membicarakan sekretarisnya itu-Jihan.

Jungkook membalas senyum Jimin tidak kalah manis, hanya saja tidak benar-benar tersenyum. Jungkook memang pandai untuk menutupi kesakitan hatinya dengan memberikan ekpresi wajah sebaik mungkin, siapapun tidak akan tahu di balik senyum yang terpatri di bibirnya.
"Kau benar, sekretarismu itu memang terlihat hebat" Jimin tersenyum mengiyakan apa yang Jungkook katakan.

Sangat hebat. Sampai berani mempermainkanku!

Tangannya di tarik paksa saat hendak memasuki kamar mandi."Jihan tunggu dulu!" Sedangkan Jihan hanya menatap malas Pria yang sedang memegang pergelangan tangannya itu,"Sudah aku bilang tunggu dulu, Aku bisa jelaskan!" Ucap pria itu menggebu-gebu."Apa lagi yang mau kau jelaskan Tuan Kim?" Jihan melepas paksa tangan Taehyung. Nyatanya Jihan terlalu malas berbicara dengan Taehyung, sebab bukan tanpa alasan ketika Jihan juga memilih pergi dari sisi Pria yang sudah lama menempatkan posisi di bagian hatinya itu.

Pria Kim itu sudah Jihan anggap sebagai Kakak pun teman yang selalu ada untuknya, seketika hancur begitu Go Hanna meminta Jihan untuk menjauhi Suaminya lantaran di malam itu. Kim Taehyung Menggugat cerai sang istri tanpa sebab pun berencana untuk pergi bersama dengannya.

Dan Jihan baru menyadari kalau Taehyung yang ternyata memiliki perasaan yang tidak seharusnya ada. Maka sebelum semuanya bertambah parah Jihan lebih memilih untuk tidak berhubungan dengan keduanya, Pergi diam-diam adalah keputusan yang terbaik untuknya.

***

"Setidaknya dengarkanku dulu Ji. Aku hanya tidak ingin jauh darimu!, Go Hanna dan aku tidak saling mencintai. Kau tahu jelas tentang itu!" Jihan hanya diam tidak perduli, terlalu malas jika harus berdebat saat ini. Kepalanya sudah sangat penuh dengan kepertemuan yang sebenarnya dia sendirilah yang merencanakan, dari awal memang Jihan yang memiliki ide untuk berkerja sama dengan perusahaan Jungkook, tapi tidak termasuk dengan perusahaan Kim Taehyung.

Niatnya Jihan hanya ingin melihat Pria Jeon itu, memastikaan keadaan Pria itu setelah berpisah dengannya. Dan nyatanya tidak seperti apa yang dia pikirkan Pria Jeon itu baik-baik saja, Agak-nya Jihan terlalu banyak bermimpi. Mana mungkin Jungkook akan merindukannya, memangnya sepenting apa dia.

Ayolah Jihan jangan terlalu banyak berkhayal!

"Aku sedang tidak ingin membahas hal ini Tae. Kita bisa bicara lagi nanti, sekarang tolong lepaskan tanganku" dengan berat hati Taehyung melepaskan tangan Jihan,"Maafkan aku, Aku mohon Ji" Jihan tidak menjawab lantas bergegas memasuki kamar mandi meninggalkan Taehyung dengan perasaan kacau.

"Arrrgh! Brengsek." Mengusak kasar wajahnya seraya berjalan pergi. Tadinya ia hanya ingin memeluk Jihan,rindu. Sayangnya keadaan yang tidak memungkinkan untuknya melepas rindu barang sebentar. 

"Kenapa sesakit ini" Jihan memukul-mukul dadanya yang terasa sesak. "Bahkan kau tidak berusaha mengejarku!" Duduk di closed, Jihan menumpu sikunya di atas paha, menutup wajahnya dengan telapak tangan lantas menangis ketika rasa perih pun sakit menjadi satu.

Sekuat hati Jihan menahan untuk tidak kembali terpuruk. Menghapus air matanya kasar, Jihan bangkit berdiri dan keluar dari ruangan itu. Setidaknya ia harus terlihat kuat karena sejak awal. cerita ini di buat karakternya adalah Jihan si wanita kuat yang angkuh! bukan malah sebaliknya Jihan yang lemah seperti saat ini.

Aku lelah berpura-pura tegar. Tapi tetap harus kembali dalam kenyataan dengan Jihan yang harus tetap kuat!

***

"Kau kembali, kenapa lama sekali Yoonji?" Tanya Jimin saat mendapati Jihan sudah duduk di sebelahnya. Mendengar panggilan aneh dari Pria Park itu, kening kedua Pria lain yang juga berada di satu meja yang sama terangkat keatas." Yoonji. Apa kau sakit?" Jihan menggeleng lantas membalas" Tidak. Tuan Park saya baik-baik saja" Setelahnya mereka semua membahas tentang kerja sama antar perusahaan. Tidak ada Mingyu disana lantaran ada suatu urusan yang tidak dapat ia tunda, dan berakhir dengan janji di pertemuan berikutnya.

Sesampainya di flat, Jihan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum memasak makan malam untuknya. Tidak ada acara berendam lantaran flat yang ia sewa tidak menyediakan fasilitas bathub, pemilik gedung ini tidak segila itu untuk memberikan kemewahan flat dengan harga sewa yang murah. Pun Jihan tidak memerlukan itu pikirnya asalkan ada shower dan ranjang itu sudah lebih dari cukup.

Tidak butuh waktu banyak untuknya membersihkan diri, bergegas menyiapkan bahan makanan sederhana untuk ia olah. Masih di balut bathrobe putih dengan handuk kecil yang di menutupi rambutnya Jihan dengan lihai memasukan satu persatu bahan yang sudah ia siapkan. Setelahnya menyusun makanan tersebut di meja makan kecil miliknya.

Sampai pergerakannya terhenti dengan presensi Pria berjas hitam yang berdiri di depannya. Tangan yang baru saja sukses meletakan piring makanan tersebut seketika bergetar dengan nafasny memburu.

"Jihan..." Panggilnya lirih, Jihan tidak lagi bisa menahan sesuatu yang sudah tergenang di pelupuk matanya. Suara itu entah sudah berapa lama tidak ia dengar, suara yang selalu melontarkan kata kasar pun dingin. Pria itu menghampiri Jihan, menarik Jihan ke dalam pelukannya seraya melontarkan kata maaf terus menerus.

Jihan tidak ingin menangis, Jihan ingin memberontak agar tidak terlihat lemah pun perjuangannya untuk dapat pergi men jadi sia-sia. Akan te tapi, dirinya tidak bisa mendorong pria itu bank and menolaknya saja Jihan tidak bisa melalukannya. Sial sekali!

[ ]

Jihan lemahh banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihan lemahh banget. Huhuhu.. Cewek kalau sudah tentang perasaan emang nya begitukan?

Cyn💕


SECRETS [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang