Chap 09 | Revisi

13.8K 1.1K 76
                                    

Karena ini direvisi, baca ulang ya. Chapter ini sebelumnya nggak ada lho.

 Chapter ini sebelumnya nggak ada lho

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Seperti tertusuk jarum ribuan kali. Lagi dan lagi, Jihan tertampar kenyataan. Dengan perkataan pria itu beberapa menit yang lalu. Terlalu naif untuk berkata tidak apa sudah biasa karena memang seperti itu. Jungkook hanya membutuhkan 'selangkangan' bukan hanya sekali atau dua kali, Jihan mendengar perkataan menyakitkan dari milut Jungkook. Akan tetapi, Jihan menutupi perasa agar tidak menunjukan sakit hatinya karena dimata Jungkook. Jihan itu pemuas nafsu, tidak untuk diseriusi, bermain-main.

Berjalan berdampingan dengan Jungkook, hampir setiap hari mereka selalu berdua— Ah tidak. hampir setiap saat tepatnya, sebenarnya kalau dipikir dengan akal sehat, jelas tidak wajar jika seorang 'sekretaris dan atasan' entah itu saat pergi dan pulang bekerja. Bahkan saat semakan siang bersama, Jungkook selalu menyetir sendiri dan Jihan selalu duduk dikursi samping pengemudi. Dengan Jungkook yang menyetir, tidak pakai supir.

Terlihat sekali sebenarnya, kalau mereka ada hubungan khusus diluar pekerjaan. Tidak ada Bos yang mengantar jemput sekretarisnya pergi dan pulang berkerja. Tapi hampir semua karyawan di Perusahan itu tidak berani berbicara lebih. Seolah mereka dibungkam dengan kenyataan, bukan ranah mereka untuk masuk terlalu jauh kedalam hubungan Jihan dan Jungkook.

Kalau pun benar ada-nya suatu hubungan. Mereka menganggap itu hal yang sudah biasa, karena sebelum dengan Jihan. Jungkook juga pernah menjalin hubungan dengan sekretaris lamanya. Meskipun tidak dalam kurun waktu yang lama, Jungkook sudah lebih dulu mengganti sekretaris baru. Yang lama dipindah tugaskan, selalu seperti itu.

Bedanya Jungkook terlihat begitu posesif dengan Jihan. Tentu, mereka lihatnya dengan jelas selama berkerja bersama Jungkook. Tidak ada yang pernah mendapatkan perhatian lebih seperti yang Jungkook lakukan pada Jihan. Perlakuan khusus semacam itu tidak ada, mungkin ada. Sekedar makan siang bersama, itupun selalu memakai supir untuk mengantar.

Lain halnya dengan Jihan. Saat ada Meeting para pengusaha, Bos-nya itu selalu menyuruh Jihan keluar atau menempel dengannya, saat para mata lelaki melirik Jihan atau bahkan mencoba menggodanya. Dan saat itu juga suasana yang tadi-nya aman seketika menjadi tegang.

Seperti penisnya Jungkook!

Jungkook tidak suka Jihan berdandan terlalu cantik. Padahal Jihan hanya memoles sedikit bedak diwajahnya, makeup yang Jihan gunakan juga tidak berlebihan. Memang dasar Jihannya yang cantik.

"Keperusahaan Mingyu sebentar. Ada dokumen yang harus aku tanda tangani disana." Jungkook mendadak membuka mulut, setelah lama diam. Jihan pikir ada baiknya saling diam seperti ini, dari dia harus mendengar perkataan Jungkook yang terkadang menyakiti.

"Aku tidak tahu kalau hari ini ada jadwal untuk berkunjung ke perusahan, Tuan Kim." Ujar Jihan. Hampir semua jadwal Jungkook dia tahu, karena di jam kerja semua jadwal pria itu harus tersusun dengan baik.

SECRETS [M]Where stories live. Discover now