Chap 03 | Revisi

21.9K 1.4K 73
                                    

________

Tidak ada sedikitpun rasa cemburu yang menggrogoti hati. Sama sekali tidak, yang ada hanya rasa acuh tak acuh tentang Eunha yang berada di ruangan Jungkook.

Tidak perduli dengan dua insan yang berada didalam sana tengah berbagi kasih bertukar saliva atau bahkan bertukar keringat sekalipun. Bukan urusanku mereka memang sudah bertunangan, bukan hakku masuk keranah mereka.

Yang aku tau posisiku disini hanya seorang wanita yang pernah menjual diri untuk menghasilkan uang. Meskipun berlanjut hingga kini menjadi simpanan.

Tapi sungguh saat Jungkook memintaku menjadi Simpanannya, aku sempat menolak dan mengacuhkannya selama beberapa hari ( kecuali di kantor ) itu beda lagi.

Jungkook berkali-kali memaksaku melayani nafsu sialannya itu, tapi aku menolak dan mengancam untuk mengundurkan diri dari perusahaan. jika saja ia masih memaksaku.

Untung nya Jungkook tidak senekat itu, tapi bukan Jungkook namanya kalau hanya diam saja tanpa balik mengancamku dengan cara menyebarkan issue bahwa aku telah hamil anaknya. Gila memang! Jungkook itu sinting.

Kalau bisa di bilang Jungkook memang tidak pernah melakukan hal manis terhadapku, kecuali saat sedang di atas ranjang itu beda lagi. Memang yang aku tahu Jungkook itu dingin nyaris tak tersentuh, terbukti saat ini- di balik kaca ruangan Jungkook.

Ruangan yang memang separuhnya terbuat dari kaca tebal tidak ditutup dengan tirai. Sengaja atau apa yang pasti dapat aku lihat Eunha yang sedang duduk diatas paha Jungkook, dengan Jungkook yang sama sekali tak mengacuhkan Eunha dan malah melirikku dari balik punggung Eunha yang sedari tadi sibuk menjelajahi ceruk leher Jungkook.

Fokusku kini bukan pada kedua insan yang sedang bercumbu di dalam sana (ralat) bukan dua melainkan satu, Eunha lah yang hanya bermain sendiri! Perlu di garis bawahi. Hanya Eunha yang seagresif itu.

Sebenarnya untuk wajah sepolos dan selugu Eunha. Aku sendiri tidak menyangka Eunha jauh lebih berani di bandingkan aku. Sepertinya aku harus lebih banyak belajar, sebelum Jungkook yang mengomel tentang service yang aku berikan kurang Memuaskan!.

Saat otakku sibuk mencari-cari. bagaimana cara memuaskan Jungkook setelah ini. Dering ponselku berbunyi, hanya sebentar. Menandakan pesan masuk.

Aku alihkan pandanganku pada pesan yang baru saja masuk di layar ponsel. Menoleh sebentar kearah Jungkook yang hanya diam tanpa merespon Eunha, lalu berahli mengambil ponsel yang sudah menunjukan beberapa pesan masuk. Sebelum membaca isi pesan yang membuat jantung Jihan hampir saja merosot dari tempat seharusnya.

Sedangkan Jungkook yang melihat raut perubahan dari ekspresi Jihan, buru-buru memberhentikan aktifitas Eunha yang sedari tadi membuat Jungkook risih. Mendorong sedikit agar Eunha menjauh dari paha Jungkook sebelum berakhir keluar dari ruangnya, menghampiri aku yang masih terpaku pada ponsel di gengaman tanganku.

Jungkook menghampiri aku perlahan. " Jihan.. ada apa?" Tak ada jawaban dariku Jungkook berusaha mendekat namun Eunha menghentikan langkahnya "Ada apa denganmu, Nona Yoon?" Suara itu mengalun lembut. "Mukamu tampak pucat"

Senyum miris terpatri setia di celah bibirku saat mendengar nada kekhawatiran calon istri dari selingkuhanku ini. Sungguh miris bukan menjadi selingkuhan dari wanita sebaik Eunha?

"Aku tidak apa-apa, hanya sedikit- pusing" Melirik Jungkook sekilas "boleh aku ijin pulang untuk hari ini... Tuan?" tak ada jawaban hanya anggukan dari Jungkook, yang kubalas dengan ucapan, "Terima kasih" sebelum pergi meninggalkan kedua pasangan itu.

***

Jihan pikir dengan pulang ke apartemen akan membuatnya merasa tenang. Akan tetapi perkiraannya tidak sesuai dengan yang dia harapkan, bukan ketenangan yang wanita itu dapatkan, melainkan rasa kesal setengah mati!.

SECRETS [M]Where stories live. Discover now