Chap 18

10.1K 1.1K 99
                                    

Di kamar hotel yang lumayan besar itu, Jihan merebahkan dirinya setelah beberapa saat lalu mengakhiri sambungan teleponnya dengan Jungkook

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Di kamar hotel yang lumayan besar itu, Jihan merebahkan dirinya setelah beberapa saat lalu mengakhiri sambungan teleponnya dengan Jungkook.

Mencari posisi ternyaman untuk menjemput sang kantuk. Hanya saja sang kantuk tidak kunjung datang, semakin Jihan memaksa untuk terlelap semakin pedih di mata yang ia rasakan.

Akan tetapi, semakin Jihan memaksakan matanya untuk terpejam. Justru sulit untuk dia tertidur, maniknya bergetar. Ada air yang tergenang dikelopak matanya, tidak tahu lagi mengapa Jihan menjadi selemah ini.

Jihan menangis!

Nyatanya ia tidak bisa begitu saja meninggalkan Jungkook. Hatinya terlalu enggan untuk menjauh, di tambah lagi saat ia mendengar permintaan Jungkook yang memintanya untuk segera pulang. Pertahanannya runtuh lagi.

Jihan tahu. telampau tahu dimana rumah hatinya untuk pulang, hanya saja Jihan juga sangat tahu dimana tempatnya bagi Jungkook, sekedar tempat tidur.

Hanya sebatas itu. Tidak lebih juga tidak kurang, maka dari itu jika Jihan kembali pun akan berakhir sama. Sakit lagi!

Sebenarnya Jihan sudah tidak lagi berharap banyak pada hubungannya dengan Jungkook. Karena dari awal Pria itu sudah lebih dulu memberikan peringatan untuk tidak menaruh hati padanya.

Dan Jihan pun menyanggupi hal itu. Hanya saja tidak berakhir demikian, hatinya terlalu lemah jika menyangkut Jungkook. Padahal dulu Jihan sudah meyakinkan hati dan dirinya untuk tidak jatuh kedalam permainan yang di buat Jungkook untuknya. Meski Jihan selalu mencoba untuk menghindari agar tidak memiliki perasaan. Yang pada nyatanya sesulit itu untuk tidak terjerat pesonanya Jeon Jungkook.

Baginya sudah cukup berpura-pura kuat selama ini. Menjadi bayang-bayang Jungkook adalah kesakitan tersendiri, mengingat apa statusnya, di tambah dengan Eunha yang ternyata mengetahui prihal skandalnya dengan Jungkook, dan sekarang sering sekali mengirimi Jihan pesan berupa kata-kata pedas atau sekedar cacian.

Maka dari banyak nya pertimbangan, Jihan memilih untuk pergi menjauh. Dari pada terus merasa terhina oleh ucapan Eunha.

Siapapun bebas menyakiti hatinya. Tapi tidak dengan menjatuhkan harga dirinya.

Walaupun harga dirinya pun sudah tak lagi berharga di mata Jungkook, begitupun dengan Jihan. Sejak dia memutuskan untuk menerima tawaran Pria itu, untuk menjadi simpanannya Jihan jelas menyadari harga dirinya sudah tak lagi ada.

Tapi bukan berarti orang lain boleh merendahkannya. Maka dari itu Jihan menutup diri rapat-rapat untuk tidak bersosialisasi dengan rekan kerja atau para penghuni gedung Apartemen, Jihan tidak punya teman.

Jihan berhak bahagia bukan?

Jatuh dalam perasaan yang salah.
Benar-benar sangat menyakitkan, dari awal mereka berdua sudah salah. Ditambah lagi ada nya Eunha yang membuat peran Jihan semakin salah. Meski begitu entah kenapa didalam dirinya ada sedikit sisi yang membenarkan bahwa ia berhak atas Jungkook, mengingat banyaknya waktu yang mereka habiskan berdua, di bandingkan dengan Eunha yang notabene nya berstatus Tunangan Jungkook.

SECRETS [M]Where stories live. Discover now