43-Before the Storm

22K 1.7K 68
                                    

♡♡♡

BRAK!

Pintu ruang meeting terbuka dengan kasar disusul oleh suara teriakan seseorang memecah ketegangan diruangan meeting.

“DADDY!”

Alaric bahkan baru saja ingin mengumpat tapi tertahan oleh suara seseorang yang sangat dikenalnya.

Semua peserta meeting sontak menoleh ke arah pintu mendapati gadis cantik dan mungil berdiri di ambang pintu dengan nafas terengah.

“PRINCESS!” seru Alaric terkejut mendapati adiknya yang menjadi dalang dibalik kekacuan di ruang meeting.

“ARILLA, Apa yang kamu lakukan!” tanpa sadar Lean meninggikan suaranya mendapati putrinya menerobos ruang meeting begitu saja.

Wajah Eunbi memucat menyadari dirinya menjadi pusat perhatian dan suara bentakan daddynya semakin membuat nyalinya menciut. Mata Eunbi mulai berkaca-kaca dan mundur beberapa langkah meninggalkan ruang meeting.

Lean seketika berubah menjadi panik. Kemudian bergegas berdiri menghampiri putrinya yang siap berlari meninggalkan ruang meeting.

“Lanjutkan meetingnya tanpaku. Alaric selesaikan semuanya. Pastikan semua korban mendapatkan haknya.” perintah Lean kepada Alaric agar menggantikannya memimpin meeting penting hari ini lalu bergegas keluar untuk menghampiri putrinya.

Langkah Lean terhenti melihat tidak jauh dari posisinya berdiri terlihat putrinya berjongkok menangis di samping lift sambil memeluk lututnya. Dan disebelahnya ada bodyguard yang tengah menutup kembali pintu lift yang sempat terbuka.

Hati Lean mencelos mendapati pemandangan seperti itu. Rasa bersalah mulai menguar ke dalam dirinya. Dengan langkah besar berjalan menghampiri putrinya yang meringkuk sambil terisak.

Princess...” sapa Lean selembut kapas.

Tubuh Eunbi bergenjit kaget mendengar suara daddynya. Hingga isakan tangis terdengar lebih keras dari sebelumnya.

“Hey... Princess... ini daddy nak... Maaf sayang... Jangan menangis please” Lean berjongkok dihadapan putrinya dan membawa tubuh mungil itu kedalam pelukan.

Eunbi mendongak untuk melihat wajah daddynya takut-takut, karena selama ini Eunbi tidak pernah sekalipun mendapati daddynya membentak ataupun berlaku kasar padanya. Hal itu semakin membuat Lean merasa bersalah melihat wajah putrinya yang berantakan dan ketakutan saat melihatnya. Bahkan air mata mengalir deras di pipinya, wajah putih putrinya terlihat sembab dengan hidung memerah.

Lean mengambil sapu tangan disaku jasnya kemudian menyeka air mata putrinya dengan lembut.

“Jangan menangis sayang, daddy benar-benar minta maaf...”

“Maaf daddy... Apa daddy marah padaku?” tanya Eunbi disela-sela isak tangisnya sambil kembali menunduk.

“Tidak, tadi daddy hanya sedikit terkejut hingga tidak sengaja membentak princess kesayangan daddy. Mau memaafkan daddy, princess?” Eunbi mengangguk dalam pelukan Lean.

Sebenarnya Lean tahu kenapa putrinya sampai nekat menyusulnya kemari karena sebelumnya Lean memang sudah menjanjikan untuk menghabiskan waktu seharian ini berdua dengan putrinya.

Namun, berita adanya ledakan di salah satu tambang batu bara milik Carlos Group membuatnya harus melanggar janji dengan putrinya. Bahkan pagi-pagi sekali sebelum putrinya terbangun, Lean sudah berangkat menuju kantor bersama Alaric tanpa sempat berpamitan kepada putrinya.

Welcome Back (Posessive Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang