Jealous

82 13 16
                                    

Minho mulai sering pulang sore untuk bimbingan belajar. Dan Youngmin harus meminta tolong Lisa atau Rose untuk mengawasi Minho, sebab ia juga harus bekerja. Dan rupanya sudah harus ke Korea Selatan untuk mengurus perpindahan mereka dan sekolah Minho.

Jadilah Minho juga di inapkan di rumah Rose dan Lisa. Dengan Rose yang mengurusnya---sebab ia telah menyelesaikan kuliah lebih dulu.

"Papa bilang enggak? Kapan pulang?" tanya Hyunmi.

Begitu tahu mereka akan kembali ke Korea Selatan, reaksinya sedikit tidak di harapkan. Sebab keduanya masih sama-sama takut untuk menjalani hari di sana. Mungkin Youngmin berhasil membujuk Hyunmi dengan mengatakan dia akan bertemu Aunty Chaeyeon dan Bibi Bomi---sebab hanya itu yang berhasil di ingatnya. Namun untuk Minho, dia hanya bisa mengatakan bahwa ayahnya tak akan datang.

"Minggu depan," Lisa mencomot satu roti panggang, menggigitnya sembari membaca sesuatu di lembaran kertas yang ia bawa ke dapur. "Hari kamis, mungkin."

Minho dan Hyunmi mengangguk. Menyelesaikan sarapan mereka, kemudian menyikat gigi dan menyambar tas masing-masing. "Ayo, Aunty Rose."


"Rex,"

Minho menoleh, mengangkat alisnya. Dia sedang mengerjakan soal matematika---dan berharap tidak akan ada yang memanggilnya. "Hm?" responnya.

"Tidak ke kantin?"

Minho melirik jam tangannya---hadiah ulang tahun dari Youngmin. "Bentar, 5 menit lagi."

Si pemanggil mengangguk pelan. Kemudian duduk di bangku sebelah Minho. "Aku pengen cepet-cepet liat adik kamu."

Minho menggaruk keningnya dengan kelingking. "Ya sudah sana, duluan aja."

"Malu." Si kawan nyengir, "Ayo, nanti keduluan sama Max, aku gamau."

"Ya udah, memangnya adikku mau sama Max?"

Pedas sekali, Im Minho.

"Lagian dia kan sama temen-temennya, apalagi yang kayak tupai, mana galak banget lagi." Lanjut Minho, "Ada Chloe juga, Max enggak akan berani deketin Apple."


"O-oh, iya... terima kasih."

"Namaku Maxime Godart."

Hyunmi ingin sekali menjawab, "Sudah tahu," namun urung. Di tempatnya duduk, sudah ada Sam dengan wajah kecutnya, di tambah Han, Seungmin dan Felix yang menatap galak gerombolan Maxime Godart. Jangan lupakan Chloe yang tampak bosan dengan para bocah yang menyatakan perasaan pada kawannya ini.

"Iya," jawab Hyunmi kikuk, meski ini bukan pertama kalinya. Tetap saja dia belum terbiasa. "namaku Apple Im."


~Strawberry Latte~


"Kakak senior, Apple belum makan. Kalau mau nyatain perasaan bilangnya nanti aja." Seungmin tampak tak suka, kelopaknya menyipit. Ia bahkan menghentikan suapannya. Menyadari bahwa mereka sudah menjadi pusat perhatian.

"Apple, aku suka kamu."

"Iya." Jawab Hyunmi---jawaban untuk setiap orang yang mengatakan hal itu, "Terima kasih, sudah suka sama Apple."

Wajah Maxime sedikit merona. Bocah itu menepuk pelan kepala Hyunmi---yang langsung membentuk pertahanan kecil, takut-takut si senior tersinggung. Gadis itu mengangguk kaku, spontan menolak kehadiran Maxime Godart.

"Sampai ketemu nanti ya," Maxime tersenyum---di ikuti pekikan tertahan orang-orang di meja lain. "Mon chou."

Felix langsung tersedak. Menatap horor punggung Maxime Godart dan kawan-kawannya. Sementara Hyunmi hanya mengerjap bingung. "Bahasa sebelah mana?" ia menatap kawan-kawannya. "Bukan bahasa Korea, yang jelas."

Strawberry Latte || Pacadong/YoungdongWhere stories live. Discover now