Kejadian Sore

116 13 6
                                    

"Hyunmi mau?" tawar Minho, menyodorkan donat bagiannya pada Hyunmi, yang terus menatap donat di tangan kakaknya,

"Eng... enggak usah," tolak Hyunmi, meminum iced tea-nya, "bu-buat kakak aja."

Minho tersenyum, menyerahkannya pada Hyunmi. "Kakak kenyang, buat Hyunmi aja."


~Strawberry Latte~


Kehadiran Minho sedikit-banyak memang menguntungkan. Hyunmi tak lagi mengganggu Donghyun ketika ia bosan, dan ia mulai belajar banyak hal bersama kakaknya.

Namun tidak bisa di pungkiri, kalau pasangan Im kita ini juga cemburu. Meski mereka memiliki waktu untuk berdua berkat sang putra.

"Kak Min!" seru Hyunmi, "Tunggu sebentar!"

"Mi-ya! Ayo!" Minho berbalik arah untuk menggapai adiknya, keduanya sedang ada janji untuk berjalan mengelilingi kompleks setelah berdebat kecil dengan Donghyun. Diakhiri dengan pinky promise, tak akan sampai larut sore.

Meninggalkan Donghyun, yang tersenyum di belakang. Samar di pipinya, ada bekas kecupan dari Hyunmi dan Minho ketika mereka izin pergi.

"Aku jadi cemburu."

Donghyun menghela nafas ketika lengan Youngmin melingkari pinggang. Yang muda buru-buru menutup pintu, berbalik dan menatap yang tua dengan manik mengembun.

"Menyebalkan!"

"Kenapa menangis?" Youngmin mengecup mata Donghyun yang basah, "Hm? Kau ingin bersaing dengan anak 9 tahun?"

"Dia mengambil Hyunmi-ku." Adu Donghyun, di sertai rengekan, "Tidak adil, aku bertemu dengannya lebih dulu!"

"Donghyunie," jemari Youngmin mengusap rambut yang muda, mengecup lama keningnya. "Biarkan dia bermain, dia terlalu sering terjebak di dunia orang dewasa. Yang di lakukan Minho benar, membawanya ke dunia anak-anak lagi."

Menunduk, Donghyun menghabiskan waktunya bersama Hyunmi lebih lama daripada Youngmin. Tentu saja ia yang merasa kosong, sebab tak ada yang cerewet di sekitarnya sementara ia memasak, atau menciuminya berkali-kali ketika ia sedang duduk di sofa atau halaman belakang.

"Hyung... waktuku bersamanya lebih banyak." Donghyun menampik tangan Youngmin, kesal dengan jawaban sang suami. "Hyung tidak tahu,"

Si dominan mengiyakan kalimat Donghyun dalam hati. Lalu membuang nafas, "kau benar, kalau begitu. Aku tidak tahu."

Donghyun berlalu menuju kamar usai mendengar kalimat Youngmin. Ingin menangisi Hyunmi yang tak lagi berada di sekitarnya.

Padahal Hyunmi masih menciuminya, dia hanya bersama Minho ketika ingin bermain atau melakukan hal-hal yang biasa di lakukan kakak-adik lainnya. Dia masih mencari Donghyun ketika bangun tidur, ribut ketika Donghyun pulang dan marah-marah karena tak mendapatkan tempelan pengingat di kulkas saat Donghyun bekerja.

Tak jarang juga ia menyelinap ke kamar Donghyun untuk memberi kecupan selamat tidur. Lalu mengendap-endap keluar setelah Minho memastikan tak ada yang terbangun karena tingkah mereka.

"Aku merindukannya juga." Bisik Youngmin, mengusap bahu Donghyun yang bergetar, "Dia harus berada di dunianya, usianya masih 8 tahun, waktunya untuk bermain. Apa kau akan terus mengurungnya?"

Donghyun berbalik, mencengkram erat selimut yang menutupi tubuh, "Tidak," suaranya sengau.

"Kalau begitu... kau bisa membiarkannya bermain bersama kakaknya. Dia tahu kapan harus menjadi putri kecil kita, kapan harus bersama kakaknya, hm? Dia akan menjadi kesayangan kita, sampai kapanpun."

Strawberry Latte || Pacadong/YoungdongWhere stories live. Discover now