(8). Bab. 4

25 16 4
                                    

🍃🍃🍃

Sembunyi dibalik topi penutup,, menutup wajah agar tak terlihat orang lain dan terlindung dari terik matahari.
🍃🍃🍃

.

.

.

.

.

.

.

.

.

🍃🍃🍃

Naresh dan Zaruna pergi nonton film dibioskop, setelah selesai mengisi perut mereka.

"Mau nonton apa??" Tanya Zaruna

"Terserah!!" Balas Naresh

Zaruna memicingkan bibirnya, kesal dengan cueknya Naresh. Namun tiba-tiba muncul ide licik dikepalanya.

"Nonton film horor aja yuk!!" Usul Zaruna

Naresh menoleh pada Zaruna, tatapannya seolah memberikan pertanyaan kenapa harus film horor? Tapi Naresh lebih memilih ikut saja, malas berdebat.

"Film apa??" Tanya Naresh

"Apa ya yang seru?? Apaan nih?? Beranak dalam kubur, siluman cacing??. Valak, yang gue tau salak,,"

"Nonton Valak hayuk!!" Ajak Zaruna

"Emang lo belom nonton??"

"Belom,, gue hampi 5bln gak nonton film. Terakhir kali gue nonton film the qonjuring"

"Tunggu disini!!" Pinta Naresh

Zaruna melihat kepergian Naresh, ia tidak bertanya ataupun menyususlnya. Ia memilih untuk kembali menjadi netizen usil yang mengeritiki karya orang lain.

"Nih!!" Naresh menyodorkan dua tiket

"Film apa nih??" Tanya Zaruna

"Baca!!" Balas Naresh sembari melengos pergi

🍃🍃🍃

Naresh dan Zaruna mengecharge perut mereka, setelah menonton film dengan durasi yang panjang.

"Kenapa lo ajak gue nonton film itu??" Tanya Zaruna

"Orang bilang film itu bagus. Jadi gue penasaran" balas Naresh

"Penasaran?? Penasaran gimana rasanya memberontak??" Ucap Zaruna membuat Naresh terdiam

Naresh menatap Zaruna seolah meminta kejelasan dengan apa yang diucapkannya.

"Lo mau memberontak. Tapi lo gak mampu!! Akui perasaan lo, jangan memberontak!!"

"Gue.."

"Gak bisa?? Gak mampu?? Takut mengecewakan??" Tukas Zaruna

Naresh terdiam tak menjawab, ucapan Zaruna sangat menohok.

"21 tahun kamu nahan tanggung jawab ini, terus kamu bahagianya kapan?? Itu kalimat yang Lika ucapkan untuk angkasa. Dan berlaku juga buat lo Naresh!!"

Naresh makin dibuat tak karuan hati dan pikirannya.

Zaruna sebenarnya tidak tau apa masalah yang tengah Naresh hadapi. Tapi setelah pertemuannya beberapa kali dengan Naresh, Zaruna seperti melihat seseorang yang tengah memakai topi penutup, menutupi wajahnya. Dengan kata lain sifat Naresh yang ia tunjukan pada oranglain itu bukanlah sifat aslinya, senyumnya bukanlah senyum bahagia, melainkan senyum penutup luka.

Outfit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang