Part 1

26 8 1
                                    

Pukul 8 pagi aku sudah berada di kampus. Sebenarnya jadwal kuliahku masih ada 2 jam lagi, tapi sahabatku yang tidak ingin berangkat sendiri datang menjemputku, memaksaku hingga mau tidak mau aku mengikutinya dengan sangat terpaksa.

Dan disinilah aku, di kantin kampus yang tidak terlalu ramai. Menatap keluar yang langsung saja berhadapan dengan taman yang ditumbuhi banyak bunga-bunga indah.

"Tunggu disini ya Ra, mayan tuh 2 jam udah gak lama lagi. Makasih udah mau temenin, gue ke kelas dulu ya, byee" aku hanya memutar bola mataku malas. Laura memang pemaksa, tapi dia adalah satu-satunya sahabatku yang selalu ada dalam keadaan apapun, dia juga yang lebih tahu bagaimana kisah ku dengannya.

Huftt..
aku menghela nafas ketika sekelebat bayangan kebersamaan kami 'dulu' kembali singgah di otakku.
"Dia apa kabar?"
"Apakah dia baik-baik saja?"
"Apakah dia bahagia?"
Pertanyaan itu terus mengganggu fikiranku.

Aku melirik jam tangan yang ada di lengan kiriku, lumayan lama aku disini. Setengah jam lagi kelasku masuk, kuletakkan uang di meja kantin kemudian aku beranjak keluar. Langkahku menuju ke arah taman hanya untuk sekedar melihat bunga-bunga dan kupu-kupu yang hinggap disana. Aku tersenyum, makhluk ciptaan Tuhan memang selalu mengagumkan, sama seperti dirinya. Kuhabiskan setengah jam waktuku disini sebelum masuk ke kelas.

"Hey apa kabar?" Aku tersentak ketika ada yang menepuk bahuku. Ku dongakkan kepalaku pada sosok yang lebih tinggi dariku. Aku tersenyum canggung, "baik" jawabku seadanya.

Dia memperlihatkan senyum lebarnya. "Senang bertemu lo kembali Ra, lo kuliah disini?" Aku hanya mengangguk.

"Lo gak mau nanya sesuatu gitu?" Pancingnya. Aku mengerutkan keningku.

"Lo kok bisa ada disini? Tanyaku heran. Pasalnya selama kuliah disini aku belum pernah melihatnya. Ia tertawa, kemudian mengacak rambutku gemas. Ah, aku paling tidak suka rambutku berantakan. Kutepis tangannya kemudian memperbaiki tataan rambutku.

"Oops maaf-maaf" aku hanya mengangguk.

"Gue mahasiswa baru disini. Baru pindah hari ini"

"Btw lo ambil prodi apa?" Tanyanya lagi
"Sastra Inggris" jawabku singkat.

"Woah keren. Kalau gue di prodi bisnis" Aku tersenyum mendengarnya.

"Apa dia juga ikut pindah?" Dia terdiam.

"Enggak, dia masih melanjutkan studinya disana, dia mau meraih mimpinya dulu sebelum mengejar cintanya kembali. Lo harus percaya, kalau dia akan selalu cinta sama lo" jelas Jeff. Ya, Jeff adalah teman SMA ku. Kami lumayan dekat dulu. Dan dia adalah sahabat dari orang yang selalu aku tunggu 5 tahun belakangan ini. Aku tersenyum miring.

"Cinta? Apa itu? Bahkan dengan teganya dia gak memberi kabar. Kenapa lo bisa balik sedangkan dia enggak? Dia udah lupa sama gue Jeff, atau bahkan ada yang udah menggantikan gue di hatinya"

"Ra, Lo salah. Jalan kami beda, dia disana dan gue usaha disini"

"Enough! Gue gak mau dengar apa-apa lagi. Kelas gue udah mau mulai, gue duluan" setelah itu aku buru-buru meninggalkan Jeff di taman. Hatiku kembali hancur saat mengingatnya. Rindu ini, terlalu menyiksa.

~~~~

Mataku terasa berat semenjak dosen itu menjelaskan. Ditambah lagi ucapan Jeff yang membuatku sama sekali tidak fokus kuliah hari ini. Tidak ada satupun materi yang masuk ke dalam otakku, semuanya buyar.

"Baiklah pertemuan kali ini cukup sampai disini , sekian.." ucap Pak Anto seraya membereskan barang-barangnya kemudian beliau beranjak keluar dari kelas.

EUNOIA Where stories live. Discover now