Bagian Delapan

1.2K 58 16
                                    

Seokjin duduk sambil menggulir layar ponselnya. Menonton musik video single grupnya yang baru rilis beberapa minggu lalu. Tak jauh disana, Jungkook masih sibuk bekerja keras membentuk otot dibeberapa bagian tubuhnya. Iya, Seokjin sedang menemani Jungkook melakukan gym seharian ini. Sudah sejak pagi tadi, lelaki itu memaksanya untuk menemaninya workout. Sementara yang Seokjin lakukan hanyalah duduk mendengarkan musik pada ponselnya, berbalas pesan dengan ibunya serta menonton video apapun. Iya, apapun untuk mengusir kebosanan.

Seokjin tak ingin melakukan apa-apa hari ini. Lagipula, tanpa bekerja keras seperti Jungkook, tubuh ideal sudah ia dapatkan. Tak perlu otot besar dimana-mana karena ia hanya butuh postur tubuh proposional. Itu sudah cukup.

Seokjin mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya ketika Jungkook membanting kasar tubuhnya sendiri diatas sofa disampingnya. Hanya dengan tanktop hitam membungkus badan kekarnya dan celana pendek ketat membalut kaki panjangnya. Jungkook total terlihat seksi. Apalagi tubuhnya mengkilat karena keringat.

Lihat dadanya yang naik turun begitu cepat, napas terengah dan mulut membuka. Kedua kaki diluruskan dengan punggung menyandar sepenuhnya pada punggung sofa. Jungkook sukses membuat Seokjin menahan napas selama beberapa detik.

"Lelah?" Seokjin menarik headset-nya dan menyimpan ponselnya diatas meja disamping sofa, ia beringsut mendekati Jungkook yang terkapar kelelahan.

Jungkook mengangguk dua kali. Tak menyahut dengan suara karena energinya sudah terkuras habis.

Seokjin terkekeh pelan, ia kemudian menyeka tubuh basah Jungkook dengan handuk yang sejak tadi dipegangnya. Mulai dari kening dan wajah, leher dan pundak, dada dan perut, lengan dan...

Jungkook menangkap tangannya dan menahannya diatas perut bagian terbawahnya. Seokjin menatap Jungkook yang matanya setengah tertutup.

"Aku hanya ingin menyeka tubuhmu. Tidak perlu berpikiran kotor." Ujarnya sinis dan Jungkook terkekeh tanpa suara

"Hyung..." Panggil Jungkook. Ia membiarkan Seokjin menyeka tubuhnya semau lelaki itu.

"Hm?" Seokjin menyudahi kegiatannya dan memusatkan atensinya pada Jungkook

"Tidak mau menemaniku workout?"

Seokjin memutar kedua bola matanya malas, "Memangnya sejak tadi aku tidak menemanimu? Lalu untuk apa aku disini?"

Jungkook terkekeh dan menegakkan tubuhnya, duduk disamping Seokjin, "Sejak tadi kau hanya duduk dan sibuk dengan ponselmu. Yang kumaksud menemaniku adalah ikut workout juga."

"Tidak, Jung. Aku sudah bilang padamu bahwa aku sedang tak ingin melakukannya." Tolak Seokjin telak dan Jungkook bersungut-sungut

"Setidaknya bantu aku melakukan sit up." Katanya lagi

"Sudah, sudah cukup untuk hari ini, Jung. Tidak perlu berlebihan." Seokjin menahan lengan Jungkook yang akan bangkit

Jungkook menoleh, menatap Seokjin dan mengurungkan niatnya untuk kembali workout.

"Ototku belum jadi. Aku harus bekerja keras agar berhasil."

"Untuk apa kau bersikeras seperti ini, hm? Bahkan dengan tubuhmu yang seperti ini sudah mampu memikatku." Kata Seokjin, ia bahkan menatap tubuh basah Jungkook dari kepala hingga kaki dan kembali lagi kewajah lembab Jungkook

Jungkook mendengus pelan, "Aku harus melebihi Namjoon-hyung. Tubuhmu bahkan terlihat bagus, aku juga tak boleh kalah darimu."

Seokjin mengerutkan kening dan memutar kedua bola matanya malas. Merasa sebal mendengar alasan Jungkook yang begitu kekanakan. Ia kemudian membanting tubuh Jungkook yang sudah setengah berdiri ke sofa dan menduduki perut berotot Jungkook. Mengurung kepala Jungkook diantara kedua tangannya yang berada dipunggung sofa.

"Jin, perhatikan apa yang kau lakukan." Peringatnya dengan wajah mengintimidasi

Seokjin terkekeh, meski ia jarang berolahraga namun bukan alasan dirinya terlihat lemah.

"Pikirkan apa yang akan kau lakukan, memilih untuk tetap berolahraga disini atau diranjang bersamaku?!" Seokjin menatap sinis lelaki yang memangkunya tersebut

Jungkook tertawa melecehkan kemudian detik selanjutnya ia bangkit dengan Seokjin dalam gendongannya.

"Kau yang menawarkan."

Seokjin memeluk leher Jungkook dan menenggelamkan wajahnya diceruk leher Jungkook. Ia membiarkan Jungkook menggendongnya sampai ke kamar mereka, justru melingkarkan kedua tungkai panjangnya dipinggang kokoh Jungkook.
.
.

Jungkook saat itu sedang berolahraga membentuk otot bersama Namjoon. Setiap kali mengingat adegan ciuman mesra ditaman belakang atau melihat bagaimana lengan kokoh Namjoon melingkari pinggang Seokjin, dadanya bergemuruh dan terasa panas. Ia iri setengah mati dengan proporsi tubuh si ketua grupnya itu. Dengan tinggi badan 6 kaki dan bobot tubuh 147 lbs. Memang terbilang kurus tapi jujur saja menipu. Kalau ingin lihat bentuk tubuh Namjoon yang asli, buka dulu semua pakaiannya.

"Ingin berolahraga atau melamun, sih?" Namjoon membuyarkan lamunan adiknya yang sejak beberapa menit yang lalu hanya diam mematung melihatinya yang sibuk angkat barbel untuk membentuk otot lengan dan dada

Jungkook tersadar dan gelagapan, dihadapannya kini sang ketua grup tersebut sudah berdiri dengan sebuah handuk kecil mengalungi lehernya. Lelaki jangkung itu menyeka wajahnya yang penuh peluh dengan handuk tersebut dan membiarkan tubuhnya basah berkeringat.

Jungkook buru-buru melanjutkan aktivitasnya, tadi ia memang sedang membentuk otot lengannya dengan sebuah bola besi seberat 3 kg ditangan kanannya.

Namjoon terkekeh maklum, belakangan ini adik kecilnya memang hobi membuntutinya berlatih. Bahkan tak segan menariknya ke tempat olahraga setiap sore. Anak itu bilang, ia ingin sekali memiliki otot dada, lengan, perut dan paha. Maka Namjoon hanya mengiyakan saja tanpa peduli mengapa anak itu memaksa sekali ingin punya otot. Namanya juga laki-laki, Namjoon saja berusaha sangat keras demi membentuk otot. Tujuannya karena tidak ingin kalah dari Seokjin.

Jungkook memfokuskan dirinya pada besi ditangannya. Mengatur napasnya agar tidak lebih dulu kelelahan sebelum waktu yang ditentukan. Instruktur gym disana memberinya waktu 15 menit untuk melatih lengannya. Sesekali ia melirik Namjoon yang sedang sibuk dengan ponselnya.

Seketika cemburu ikut membakar kalori Jungkook. Ia tahu jelas dengan siapa si ketua itu berkirim pesan, jelas tahu alasan mengapa senyum diwajahnya merekah hingga menampilkan lesung pipi yang sangat mencolok itu. Jungkook bersungut sebal, mencebik dan menggerutu dalam hati masih dengan sebelah lengan yang berulang kali mengayun bola besi tersebut. Kalau tak ingat siapa Namjoon, mungkin bola itu sudah ia lemparkan ke kepala lelaki itu. Sayangnya, Jungkook tak ingin karirnya hancur begitu saja lalu berakhir dipenjara. Yang ada impian untuk bersama Seokjin lenyap.

"Jungkook-ah, ayo fokus!" Suara instruktur gym kembali meneriakinya dan menarik atensinya dari Namjoon. Begitu dirinya fokus pada bola besi ditangannya, Namjoon menoleh padanya dan tersenyum kecil.

'Adik kecil kita sering melamun selama latihan. Kurasa dia butuh sesuatu yang manis sepulang dari latihan.' Sent

Namjoon mengirimkan pesan pada Seokjin kemudian. Sejak tadi ia memang berbalas pesan dengan Seokjin yang berada di dormitori. Ia banyak menceritakan tentang Jungkook selama latihan.

'Aku akan membuatkannya puding dan membeli es krim cokelat stroberi. Ini kejutan.'

Begitu balasan yang diterima Namjoon sebelum akhirnya ia kembali melanjutkan olahraga dengan melakukan running diatas mesin pelari.
.
.











Iyaa, gitu alesannya.

Between UsWhere stories live. Discover now