PERTEMUAN

52 3 0
                                    

Shu mengunjungi Lyn hanya sebentar. Setelah mengecek keadaan kaki gadis itu, ia lalu memberikan Lyn sebuah peti kayu persegi yang dibungkus dengan kain satin kuning.

Begitu Lyn membukanya, di dalam peti itu sudah terlipat rapi baju lama Lyn dari zaman modern, yaitu baju yang ia pakai saat ditemukan di dalam gua. Baju tersebut berupa gaun terusan manis berwarna pastel sepanjang lutut dan di bagian lengan kirinya ada bekas terbakar.

Sebelum para pelayan wanita mengganti baju Lyn dan mengurusnya, Shu memerintahkan mereka agar jangan membuang baju itu. Ia meminta mereka mencucinya agar dapat diberikan kembali pada Lyn. Shu berpikir bahwa baju itu mungkin akan menjadi satu-satunya kenangan penting untuk Lyn supaya bisa merasa dekat atau sekedar untuk mengingat dunia asalnya. 

Lyn tersenyum sambil menatap baju tersebut dan berpikir betapa perhatiannya Shu padanya.

Setelah Shu pergi, Lyn yang memang sudah bisa sedikit demi sedikit berjalan kembali, menyimpan peti berisi pakaian itu ke dalam lemari kayu besar yang ada di sudut kamarnya.

Esok hari pun berlalu seperti biasa, sampai Shu menemui Lyn kembali setelah jam makan malam usai.

Saat itu Lyn berkata pada Shu, bahwa ia sudah sanggup berjalan dengan baik seiring hilangnya lebam-lebam di kakinya.

Kabar baik itu membuat Shu senang. Jika memang Lyn sudah pulih, kemungkinan besar gadis itu akan bertemu Yang Mulia besok.

Dengan sangat sabar, Shu lalu mengajari Lyn apa yang harus diucapkan dan bagaimana harus bersikap di hadapan Yang Mulia saat mereka bertemu nanti.

Shu juga memberikan informasi bahwa Yang Mulia yang memimpin Kerajaan Shyma bernama Zhion Ranh. Ia adalah seorang Yasha ke-29 (Yasha adalah sebutan khusus untuk seorang Raja yang memerintah di Kerajaan Shyma, di mana sebutan bagi Raja di tiap wilayah Kerajaan Ma berbeda-beda satu sama lain).

Lyn memang merasa masih belum siap, tapi bagaimana pun juga ia memaksa dirinya berlatih selama beberapa jam sampai dapat menghapal kalimat, sikap dan intonasi saat berbicara dengan Yang Mulia. Ketika berbicara dengan beliau, suara Lyn harus terdengar lebih jelas dan sopan.

Begitu merasa Lyn telah cukup baik, Shu memutuskan pamit sebelum malam terlalu larut. Ia berniat untuk menyampaikan kabar kesehatan Lyn pada Yang Mulia saat itu juga.

Kadang Lyn berpikir, bahwa sepertinya Shu sangat spesial di mata Yang Mulia. Saat itu sudah malam dan kemungkinan Yang Mulia sedang beristirahat, tetapi Shu berkata ia ingin menemui Yang Mulia. Apakah mereka berteman dekat?

Mungkin saja. Ucap Lyn dalam hati. Daripada itu, lebih baik aku berlatih kembali sebelum tidur agar semakin percaya diri ketika berhadapan dengan Yang Mulia nanti.

Sesudah waktu sarapan pagi selesai keesokan harinya, Shu mendatangi Lyn dan berkata padanya bahwa siang itu Yang Mulia ingin mengadakan pertemuan di Istana Tengah.

Maka Lyn yang dibantu oleh para pelayan wanita, mulai bersiap-siap.

Hari itu Lyn berganti dengan pakaian yang lebih formal dari biasanya, walaupun warna pakaian itu tetap saja biru. Lalu rambut Lyn diikat setengah ke belakang dan sisanya dibiarkan terurai. Sebagai sentuhan terakhir, para pelayan memberi sebuah hiasan emas cantik berbentuk bunga teratai pada rambutnya.

Ketika Lyn keluar dari kamar, Shu sudah menunggunya di luar bersama beberapa prajurit kerajaan yang berdiri siaga di belakang Shu. Laki-laki itu lalu membungkuk ke arah Lyn, dan Lyn balas membungkuk.

Gadis tersebut terlihat sangat gugup, jantungnya berdegup tak karuan. Bagaimana pun juga ia akan bertemu dengan seorang Raja, yaitu orang nomor satu yang memimpin kerajaan itu.

Teratai Biru : Empat KerajaanWhere stories live. Discover now