2

704 58 7
                                    

Namanya Yoon Jeonghan. Dia laki-laki yang gemar bermain sepak bola di setiap sore di lapangan seusai kegiatan sekolah berlangsung. Aku tentu saja yang selalu melihatnya dari tribun. Terkadang kalau dia sempat melirikku, aku akan melambaikan tanganku sambil tersenyum malu-malu. Kalau sudah begitu, dia pasti akan terkekeh dan kembali bermain. Aku hanya bisa mengulum senyumanku agar tidak semakin mengembang dan membuatnya tertawa akan tingkahku.

Aku bukan seseorang yang spesial untuknya. Aku hanya seorang gadis tanpa dia tau namaku, gadis yang selalu melambaikan tangan dan tersenyum. Aku terlalu malu untuk sekedar berkenalan dengannya. Dia terlalu tampan. Sungguh! Itu membuatku mampu berdegup kencang tiap kali hanya melambaikan tangan seperti tadi.

Dan sepertinya dia juga tidak terlalu memusingkan hal itu.

Bukti lainnya, sudah aku lakukan selama kurang lebih 3 bulan kegiatan ini setelah aku mengetahuinya, dia tidak pernah mendekatiku atau sekedar mencoba untuk berbasa-basi sedikit. Aku cukup sedih. Tapi apa boleh buat? Aku bukan siapa-siapa baginya, tapi dia siapa-siapa bagiku dan juga orang lain.

Kekasihnya.

Senyumanku luntur melihat dia berlari menuju tribun yang ada dibawahku. Posisiku berada di atas tribun terakhir dan dari sini jelas sekali mereka berdua sedang menjalani peran drama didepanku. Aku berdecih dalam hati sebenarnya. Tetapi, lagi-lagi sesuatu dalam diriku memberikan bukti kalau aku bukanlah siapa-siapa. Sekali lagi. Aku mengukir senyuman getir sambil menatap ke arah lain. Mereka sedang berbisik sambil tertawa.

Aku bersumpah, senyuman Jeonghan adalah hal termanis yang pernah aku lihat.

Namun, senyumannya bersama orang lain juga hal tersakit yang pernah aku lihat.

Mine ; Yoon Jeonghan [✔]Where stories live. Discover now