🏠 38 🏠

41.9K 2.8K 144
                                    

Hari kedua di Yogyakarta. Saat ini waktu menunjukkan pukul 9 pagi dan mereka memutuskan untuk pergi mencari sarapan. Aneh rasanya jika sedang mengunjungi Yogyakarta tidak mencoba kuliner khasnya yaitu nasi gudeg. Setelah sarapan, mereka memutuskan untuk pergi berwisata ke pantai.

"Jadi kita ke pantai nih?" Tanya Ditto sambil menghisap vape nya.

"Lah kuy," Sahut Aldo.

Kali ini Aldo yang menyetir untuk pergi ke tempat tujuan mereka. Tadi saat sarapan, mereka cukup lama mengobrol bersama. Menghabiskan waktu untuk mengetahui lebih dalam pribadi masing-masing. Ya walaupun sebenarnya ketiga kaum adam itu sudah mengetahui busuknya masing-masing, namun mereka juga ingin tahu tentang para kaum hawa yang sekarang sudah mereka anggap sebagai keluarga sendiri. Yang mana, yang namanya keluarga itu harus saling menjaga anggota keluarganya yang lain.

Kalau dipikir-pikir memanglah unik persahabatan antar enam manusia ini. Tak disangka akan sedekat ini sampai berani memutuskan untuk pergi menjernihkan pikiran bersama-sama. Di awali dengan Arven dan Manda yang tak sengaja dipertemukan. Lalu cerita Aldo yang mengejar Freya tanpa kenal lelah sampai akhirnya perjuangannya membuahkan hasil. Cerita Ditto pun tak kalah unik, menjadikan Ara sebagai kekasihnya hanya dalam hitungan menit. Cerita ini yang tak akan mereka lupakan seumur hidup.

"AAAA AKHIRNYA SAMPE JUGA." Ucap Manda sangat senang saat keluar dari mobil. Pemandangannya langsung menghadap ke pantai yang luas dan biru.

"Arven, jadi inget Bali ya?" Ucap Manda sambil memeluk lengan Arven sambil tersenyum lebar dan menampilkan lesung pipinya yang cantik.

"Hah Bali? lo ke Bali berdua? kapan woy kok gue gak tau?!" Ditto mengerutkan dahinya bingung. Manda keceplosan, ia lupa kalau Arven tidak memberi tahu siapapun tentang perginya mereka ke Bali saat itu.

"Temen apaan lo ven? gila ya anjir boongin kita dia dit parah banget dah lo." Sahut Aldo.

Arven menatap Manda dengan tatapan 'Tanggung jawab gak?!'

"Eh nggak, maksud gue tuh nanya ke Arven gimana ya kalo nanti kita honeymoon nya ke Bali? kan so sweet gitu di Bali berduaan. Ya kan sayang?" Manda mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda Arven. Namun Arven hanya menggelengkan kepalanya heran kenapa di kepala pacarnya ini selalu tentang hal yang berbau pernikahan.

"Eh Manda lo aja masih polos banget kayak tembok gitu emangnya lo tau apa tentang honeymoon hah?" Ucap Freya. Kesal sendiri ia melihat temannya seperti itu. Pas ditembak Arven aja malah dikira mau diculik. Emang susah punya teman seperti Manda.

"Honeymoon itu proses membuat dedek bayi yang gemes gemes ya kan ven? nanti kita bikin yang banyak ya? terus dedek bayinya harus ganteng kayak ayahnya kalo cewek ya cantik kayak aku ya ya ya?"

Arven mengulurkan tangannya ke kening Manda sambil mengernyit bingung. "Nanti pulang gue temenin ruqyah ya?" Setelah itu Arven pergi meninggalkan Manda yang langsung cemberut.

"Hahahaha." Teman-temannya menertawakan tingkah pasangan aneh itu.

"IH ARVEN JANGAN TINGGALIN DONG." Manda pun berlari mengejar Arven dan berhasil melingkarkan tangannya di pergelangan tangan Arven. Arven pun membalasnya dengan merangkul tubuh mungil Manda.

"Sedih banget gak ada yang ngerangkul gue kayak Manda, nasib gue gini banget." Ucap Freya dengan keras sengaja untuk menyindir Aldo yang hanya senyum-senyum melihat kelakuan Manda dan Arven.

"Ih kak Aldo, itu kak Frey juga mau dirangkul juga, gak peka banget sih!" Ucap Ara.

"Tau lo do, udah cemberut gitu tuh si macan garong. Di amuk kelar idup lo sampe disini do. Istirahat yang tenang ya, bapak Aldo Adrian Faresta. Ayo sayang kita susul Arven sama Manda." Ditto pun merangkul pacarnya dan pergi meninggalkan macan yang sudah siap menerkam mangsanya itu.

My Craziest Neighbor [Completed]Where stories live. Discover now