7. Bekal Untuk Arthur

Mulai dari awal
                                    

"Gitu doang responnya?" gumam Jaya lalu kembali heboh saat ia mengingat bahwa ia belum belajar sama sekali.

"Alexa." panggil Disya.

Alexa menoleh ke arah Cindy, "apa?" tanya Alexa.

Disya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "nanti gue nyontek ya?" bisik Disya, otak Disya paling lemot diantara teman-temannya yang lain.

"Boleh kalo ga ketauan." jawab Alexa.

Tidak lama pun Bu Fita selaku guru Matematika masuk ke dalam kelas. Ditaruhnya buku dan banyaknya lembaran kertas diatas meja. Bu Fita pun menyuruh anak-anak berdoa kemudian ia membagikan kertas ulangan.

"Astaga, ini soalnya dikit jawabannya beranak." gerutu Disya.

"Namanya juga Matematika." celetuk Elisa.

"Baru juga soal no satu, mata gue mendadak burem," ucap Disya kesal membuat Alexa terkekeh geli.

"Ini soalnya gampang semua kok," ucap Alexa seraya mengeluarkan pulpen dan penggaris dari dalam tas.

"Gampang bagi yang pinter." sindir Disya.

Alexa pun mulai mengerjakan soal. Sesekali ia menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Elisa dan Disya. Hanya dalam waktu 20 menit pun ia telah selesai mengerjakan soal membuat seisi kelas tercengang menatap Alexa.

Karena sudah menyelesaikan ulangan dengan waktu yang cepat, Alexa diperbolehkan menunggu diluar sedangkan kedua temannya masih didalam kelas.

Alexa duduk disebuah kursi yang disediakan didepan kelas. Ia menatap ke arah lapangan dimana anak-anak kelas 12 sedang bermain basket. Tiba-tiba pandangan Alexa tertuju pada Arthur, seketika ia meneguk salivanya melihat Arthur yang tampak jago bermain basket. Bahkan beberapa kali ia telah memasukkan bola basket ke dalam ring membuat para kaum hawa menjerit histeris. Ditambah lagi keringat yang bercucuran di pelipis Arthur membuat kadar ketampanannya kian meningkat.

"Bangsat." umpat Alexa seraya mengepalkan tangannya saat melihat seorang gadis mengulurkan sebotol minuman pada Arthur.

Tiba-tiba Alexa tertawa terbahak-bahak saat melihat Arthur tidak menerima minuman dari gadis tersebut. Beberapa siswa-siswi yang lewat pun berpikir Alexa gila karena tertawa sendiri.

"Itu si Alexa udah gila ya?" tanya seorang gadis.

"Iya kali, kasian mana masih muda." jawab salah satu temannya seraya melirik ke arah Alexa.

Alexa mendelik tajam ke arah dua orang yang mengatainya gila. Ia pun melepaskan salah satu sepatunya. Saat ia berancang-ancang untuk melemparkan sepatunya, kedua orang tersebut menjerit seraya berlari.

"Kenapa harus kabur coba, harusnya kan mereka seneng dilempar sama sepatu mahal." gumam Alexa seraya memakai sepatunya kembali.

***

Alexa dan teman-temannya berjalan beriringan masuk ke area kantin. Seperti biasa, mereka menjadi pusat perhatian. Alexa mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Arthur.

"Kalian duluan, gue ada perlu sebentar," ucap Alexa kepada teman-temannya.

Mereka pun mengangguk lalu berjalan menuju meja biasanya. Alexa berjalan seraya menggenggam erat bekal dan susu kotak yang ia bawa.

"Ekhem!" dehem Alexa membuat ketiga laki-laki menatap ke arah Alexa.

"Eneng cantik, ada perlu apa kesini?" tanya Kevin.

"Ngambil nyawa lo," ucap Alexa santai membuat Kevin bergidik ngeri.

"Ambil aja, gue ikhlas." celetuk Revan membuat Kevin kesal tentunya.

Alexa menatap ke arah Arthur yang menatapnya datar. Tanpa sepatah katapun Alexa menaruh bekal dan kotak susu tepat dihadapan Arthur. Setelah itu ia mengambil mie ayam dan teh manis yang belum Arthur makan sedikit pun. Alexa pun pergi begitu saja membuat Kevin dan Revan terkejut, sedangkan Arthur tetap dengan wajah datarnya.

Setelah kepergian Alexa, Arthur menatap kotak makan yang ada dihadapannya saat ini. Dengan ragu ia membuka kotak makan tersebut.

"Widih sandwich," ucap Kevin menatap sandwich yang tampak menggugah selera.

"Gue mau satu ya?" lanjut Kevin menatap Arthur melas.

Arthur mengangguk. Kevin pun mengambil satu potong sandwich lalu memakannya. Tiba-tiba raut wajahnya berbinar lalu memakan sandwich tersebut rakus.

"Sandwichnya enak banget," ucap Kevin menggebu-gebu setelah menghabiskan sepotong sandwich.

Arthur menatap sandwich pemberian Alexa. Seketika ia meneguk salivanya. Disatu sisi ia lapar tapi disatu sisi lain ia ragu untuk memakannya. Dengan ragu ia mengambil sepotong sandwich lalu memakannya. Arthur terdiam sejenak, benar apa kata Kevin. Sandwich yang ia makan saat ini rasanya benar-benar sangat enak.

Alexa menyunggingkan senyumnya menatap ke arah Arthur yang memakan sandwich yang ia buat. Setidaknya satu rencana telah berhasil, Alexa akan membuat Arthur luluh secara perlahan.

TBC

Hallo readers

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo readers...
Jangan lupa untuk vote dan coment agar Author semakin semangat nulis ceritanya hehe♥️

Follow Instagram @aniintnputri_
Spam like juga postingan aku🤪

NEXT?

COLD KETOS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang