Prolog

22 8 28
                                    

"Peraturan pertama, pihak pertama selalu benar"

🍂

Lo siapa?!" Teriak Mello, cowok yang baru saja sampai di rumahnya yang shock mendapati rumahnya begitu mengerikan.

Kara, cewek yang tertidur pulas di atas sofa itu mulai terganggu, lalu bergumam pelan. "Eungh.."

Sadar itu suara cowok, kelopak mata Kara sontak terbuka lebar. Badannya spontan menjauh mundur.

"Lo siapa?" ulang Mello tanpa ekspresi.

"Ka-kara."

"Plis, plis, plis! Jangan mendekat!" Panik Kara saat Mello ingin melangkah mendekatinya.

Mello mengernyitkan dahinya. "Lo siapa? Kenapa bisa ada di sini? Dan ... gelang itu, gelang dari mana?" Tanya beruntun Mello.

"Gu-gue ... cewek yang disuruh tinggal bareng cewek yang namanya Mello. Lo sendiri siapa?"

"Gue Mello."

Jleb!

Mata Kara membola besar. "Ja-jadi, lo Me-mello?" pacuan detak jantung Kara bertambah dua kali lipat cepatnya. Tubuhnya panas dingin mengetahui Mello adalah seorang lelaki. Keringat dingin meluncur membasahi pelipisnya. Pengap dirasakan seketika.

Mello bertambah bingung. Cewek di depannya ini sangat aneh menurutnya, dikit-dikit melotot, dikit-dikit geleng-geleng kepala.

"Namanya Kara, kalo dia dateng ke rumah, suruh masuk aja. Mamahnya nitip dia ke kamu. Jaga baik-baik, ya, Bang."

Teringat akan ucapan Bundanya di telepon tadi pagi, ia berucap. "Lo Kara? Anaknya Tante Natya?" Kara spontan mengangguk.

"Kamar lo di depan kamar gue. Berhubung ini rumah gue, banyak peraturan yang harus lo ikuti selama di rumah ini."

Mello melangkah menuju kamarnya di lantai dua, sedangkan Kara masih menetralisasikan perasaannya yang masih tak karuan.

Usai kembali dari kamarnya, Mello memberikan selembar kertas folio yang sudah terpenuhi rentetan kata di setiap barisnya.

Kara menerimanya walau agak takut. Matanya kembali membola.

1. Pihak pertama selalu benar.
2. Pihak kedua gak boleh sembarang masuk ke kamar pihak pertama
3. Jaga jarak.
4. Jaga kebersihan.
5. Keluar rumah passwordnya izin ke pihak pertama.
6. Gak boleh tatap-tatapan sama pihak pertama lebih dari lima detik.
7. Masak buat pihak pertama
8. Jaga hati, jangan sampe kepincut sama pihak pertama.
9. Kalau pihak pertama salah, kembali lagi ke peraturan pertama
10. Jangan ada yang tahu tentang ini!

Ngelanggar? Siap-siap dapet kejutan dari pihak pertama.

"Apa nih?!"

"Kertaslah."

Kara melotot pada Mello. "Peraturan nomor tujuh kok gue berasa jadi pembantu, ha?" tanya Kara tak terima.

"Gak terima? Out aja." Kara mendesah pelan.

"Kalau gitu, gue juga punya sedikit peraturan. Per—"

"Apa lo? Enak aja ikut-ikutan bikin peraturan!" Sanggah Mello sembari melangkah mendekat.

"Gue bilang jangan mendekat!"

"Pertama, lo gak boleh sentuh-sentuh gue ataupun deket-deket gue. Kedua, jangan sembarang masuk kamar gue—"

"Idih! Ora sudi!" Kara melototi Mello yang selalu saja memotong pembicaraan.

"Ketiga, plis, jangan pernah deketin gue lagi. G-gue ... androphobia." Agak terkejut, namun Mello tetap memasang wajah tanpa ekspresi.

"Oh, yaudah. Bagus dong, jadinya gue gak perlu ribet-ribet nulis peraturan ketiga."

"Itu, itu, itu ... lo bersihin semua! Jadi cewek jorok banget." Suruh Mello menunjuk satu per satu bungkus makanan yang terbengkalai di lantai rumahnya, lalu melenggang pergi menuju kamarnya dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya seraya bersiul pelan.

Tangan Kara sudah gatal rasanya ingin menjitak kepala cowok itu. Namun, di sisi lain juga ia takut fobianya akan muncul dan menjadi ejekkan untuknya.

Tbc

Welcome! Ini cerita aku ikut sertakan di #challengemenulismp30day yang diselenggarakan oleh MageiaPublisher

Doain ya, semoga lancar2 dijalan tanpa stuck2an mendadak, ehek:v

Btw, janlup voment kl suka share ketemen2 masing2 boleh banged.

Tatatititutu...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 07, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

CARAMELLOWhere stories live. Discover now