[42] Perasaan apa ini

Começar do início
                                    

"Jadi gue beneran ketemu sama Kak Jaehyun?" tanyanya memastikan.

Mark mengangguk lalu melirik spion. "Iya, padahal gue gak ngasih nomer dia ke lo, tapi gatau kenapa takdir bisa mempertemukan kalian."

"Bahasa lo kayak orang yes aja," cibir Zahra.

Bertepatan dengan selesainya obrolan mereka. Akhirnya dua remaja itu sampai di rumah bercat krem dengan pagar putih menjulang tinggi di depannya.

"Assalamualaikum. Cowok ... main yuk!"

Saat itu juga Zahra ingin menenggelamkan Mark di selokan yang ada di sampingnya.

Bagaimana bisa Mark mewarisi tingkah absurd Haechan?

"Bukan temen gue," gumam Zahra yang membuat Mark memelototinya. 

Seorang laki-laki paruh baya dengan pakaian hitam-hitamnya datang dan membukakan pagar agar motor Mark bisa masuk ke dalam.

"Makasih pak." Pak satpam itupun mengangguk dan tersenyum sebelum menutup pagar kembali.

Bisa dilihat ada 6 motor sport yang terparkir di sana. Zahra sedikit asing, karena biasanya Renjun dan Chenle pasti menggunakan mobil dan jarang menggunakan motor mereka.

Tapi kali ini, melihat 7 motor sport yang berjajar rapi di halaman rumah Jisung membuat dadanya berdesir. Ada rasa haru saat mengingat pertemanan mereka saat ini sudah baik-baik saja.

"Ikut masuk gak? Apa mau cabutin rumput di sana?" Zahra mengalihkan pandangannya kepada tiga orang yang berdiri di pintu. Tak lain ialah Jeno, Jisung dan Mark.

"Biarin dia bantu Pak Bon, lumayan gak perlu di gaji," celetuk Mark.

"Lu kalau mau ngajak gelut bilang dong Mark. Sini lo!" Zahra berlari ke arah Mark, tangan kanannya sudah siap ingin melayangkan cubitan di tubuh laki-laki itu, sauangnya Mark sudah terlebih dahulu berlari masuk menghindari serangan Zahra.

Jeno dan Jisung tertawa melihat keusilan temannya itu, mereka juga terlihat senang karena Zahra sudah kembali menjadi Zahra yang dulu.

Suka ngegas dan marah.

Berniat akan masuk menyusul Mark dan ingin segera menyerang laki-laki itu, tapi pergelangan tangannya ditahan membuat Zahra berhenti. Ia berbalik menatap satu tangan yang kini berada di pergelangan tangannya.

Lalu pandangannya bergerak ke atas melihat sang pelaku yang kini tersenyum manis ke arahnya.

Lalu pandangannya bergerak ke atas melihat sang pelaku yang kini tersenyum manis ke arahnya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Udah jangan dikejar," ujar Jeno.

Zahra sempat terdiam dan tidak berkedip menatap laki-laki di depannya itu. Bahkan Jisung sampai mengalihkan pandangannya dan bersiul ringan.

"Nginggg... Ngginnngg.. nyamuknya banyak ya. Nanti gue beli baygon aja deh yang banyak," ujar Jisung seraya melangkah pergi meninggalkan dua orang itu.

Mask | Jeno ✔️Onde histórias criam vida. Descubra agora