CHAPTER 4 - Akankah Bahagia?

3 0 0
                                    

AUTHOR POV

Jadi, sejak saat itulah Daniel tidak mau berteman lagi dengan Archel. Kini hubungannya dengan Daniel menjadi bagaikan majikan dan pembantu. Bel masuk membuyarkan lamunan Archel. Ia segera mengeluarkan buku pelajarannya dan mulai mengikuti pembelajaran. Pada akhirnya, ia mengikuti pembelajaran seharian dengan perut kosong.

"Hukum Boyle menyatakan bahwa,
'Jika suatu gas yang berada dalam bejana tertutup atau tidak bocor dijaga tetap maka, tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya' jad ...."

Kring ...
Kring ...
Kring ...
Saatnya pulang ....

"Baiklah anak-anak, pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Ibu akhiri, Assalmualaikum warahmatullahi wabarakatuh," putus Bu Hana mengakhiri pembelajaran.

"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh," jawab murid kelas XI MIPA 2 serentak.

Dentuman bel pulang telah berbunyi, menandakan semua murid di SMA Brawijaya sudah diperbolehkan untuk pulang dan jam pelajaran telah berakhir. Saat ini adalah saat-saat yang paling ditunggu Archel sejak tadi. Karena perutnya yang keroncongan minta diisi, membuatnya tidak bisa belajar dengan konsentrasi.

Archel segera menuju ke pintu gerbang sekolah. Ia selalu menunggu Daniel disana. Tak lama kemudian, orang yang ditunggu-tunggu datang dengan mengulurkan helm kepada Archel. Ia pun segera memakai helmnya. Kini Archel sudah duduk di boncengan motor Daniel, yang berhasil membuat semua sorot mata tajam mengarah padanya. Daniel langsung melesatkan ninja merahnya, menuju ke rumahnya.

Tak butuh waktu lama, mereka pun sampai dirumah. Archel segera memasuki rumah yang sudah hampir 10 tahun ia tinggali, hingga diusianya yang sudah menginjak 17 tahun. Ia segera menuju ke kamarnya, untuk membersihkan badan dan berganti pakaian. Tak berselang waktu lama, ia sudah siap untuk melakukan tugas rumahnya, yaitu membersihkan rumah.

ARCHEL POV

Memang semenjak aku SMA, aku harus membersihkan rumah ini sendirian, karena mengingat usia pembantu di rumah ini sudah cukup tua. Oleh karena itu, aku harus menggantikan tugas mereka sepenuhnya. Rasa lapar yang bergejolak di dalam perutku sudah kusuap dengan roti sisa kemarin, karena aku belum memasak makan malam dan makanan tadi pagi sudah dibuang oleh Bu Dilla. Disaat aku mencoba untuk menahan laparku, Bu Dilla malah membuang-buang makanan. Aku segera menyelesaikan semua tugas rumahku.

Suara adzan Isya' berkumandang, aku yang baru saja menyelesaikan tugas rumahku, segera menuju ke dapur untuk makan malam. Tidak seperti yang kalian pikirkan, aku tidak diperbolehkan untuk ikut makan di meja makan, aku harus makan selayaknya pembantu di rumah ini. Tapi itu tidak membuatku sedih, setidaknya aku masih bisa tinggal disini dan bisa makan gratis. Sebagai imbalannya aku harus membersihkan rumah seperti tadi. Setelah makan malam, aku segera menuju ke kamarku untuk menyelesaikan pekerjaan rumah yang diberikan guruku kemain di sekolah. Disaat aku lagi serius-serius mengerjakan, dobrakan pintu mengagetkanku.

Brakk ....

Memunculkan sosok Daniel yang langsung melesat masuk ke kamarku. Dia langsung berjalan menuju ke arahku, lalu melemparkan bukunya tepat ke wajahku.

Bugh ....

"Kerjain PR gua! Awas aja lo sampe besok belum kelar,"

Ish, dikira aku ga capek apa? setiap hari harus ngerjain pr nya. Sebenarnya aku ingin bilang gitu, tapi ancamannya berhasil membuat nyaliku menciut dan aku sadar kalau aku hanya dianggap sebagai pembantu. Padahal, aku belum diajarkan materinya.

"ya udah deh, aku kerjain aja. Archel semangat!"

"Sebuah cahaya tak terpolarisasi melalui sebuah filter. Filter tersebut diputar tiga puluh derajat terhadap sumbu vertikal. Intensitas cahaya setelah melewati filter tersebut adalah? Apaan ya?"

Apa aku harus pinjam buku milik Daniel. Kalo aku gak pinjam, aku gak tau jawabannya, tapi kalo pinjam terus dianya gak ngebolehin atau ketahuan sama Bu Dilla nanti aku kena marah. Aduh aku harus gimana?

"ya sudah, aku kerjain sebisaku saja."

****

"Huft ... akhirnya selesai juga."

Aku melihat jam di nakas sebelah tempat tidurku. Saat ini jam menunjukkan pukul 10.30. Aku segera mempercepat tugasku. Setelah tugas milik Daniel terselesaikan, aku segera menidurkan badanku yang terasa hampir remuk. Bahkan pekerjaan rumahku sendiri belum selesai.

⬇⬇⬇
Don't forget to
Vote⭐ & Comment💬

Maaf apabila ada typo maupun kesalahan penulisan.
Harap memberikan kritik & saran dengan kalimat yang sopan🙏

Tunggu next chapter❗


~Ernby Zalfansyah

SufferingWhere stories live. Discover now