CHAPTER 1 - Aku Mau

6 0 0
                                    

AUTHOR POV

"Hai teman-teman, main petak umpet yuk!" ajak Nayla penuh dengan harap.

"Ayo!" jawab semua anak Panti Asuhan Jalinan Kasih dengan serentak.

"Ayo hom!" seru Nayla dengan semangat.

"Hompimpa alaihum gambreng, mak ijah pake baju rombeng ... rombeng ... Rombeng ...." ucap mereka serentak dengan riang.

"Archel sama Nayla, suit!" putus Fina.

"Gunting ... batu ... kertas ...." ucap Archel dan Nayla bersamaan.

"Yeay, aku menang Nayla yang jaga!" seru Archel dengan riang.

"Ok, aku hitung satu sampai dua puluh," jelas Nayla 'tak bersemangat.

"satu, dua, tiga ...." hitung Nayla yang membuat semua temannya berlarian kesana-kemari, bagaikan kupu-kupu yang berterbangan mencari tempat yang aman untuk disinggahi.

Begitupun dengan Archel. Ia segera berlari mencari tempat persembunyian yang menurutnya aman. Ia mempercepat larinya menuju ke semak-semak untuk bersembunyi disana. Ia lari terbirit-birit.

Bugh ....

Tanpa disengaja, ia menabrak seseorang.

"Aduh ...!" teriak mereka bersamaan.

"Hei, sak ...." Archel segera membekap mulut orang itu karena terdengar suara Nayla yang sedang memanggilnya dan mencarinya,
"Archel ... Fani ... dimana kalian?"

Setelah suara Naila lenyap dari pendengarannya, Archel segera melepaskan tangannya yang ia gunakan untuk membekap mulut orang itu seraya berkata,
"Maaf, tadi aku tidak sengaja menabrakmu. Aku dan teman-temanku sedang bermain petak umpet. Jadi, aku terburu buru untuk bersembunyi di semak-semak ini."

"Iya tidak apa-apa. Oh iya, siapa namamu?" tanya orang itu penasaran.

"Namaku Archel, aku tinggal di panti asuhan itu." sambil bangkit, Archel menunjuk ke tempat ia tinggal.

"Oh, namaku Daniel. Aku kesini juga mau ke panti itu," jawabnya dengan jujur.

Kemudian Archel dan Daniel memutuskan untuk menuju ke taman panti dan duduk di bangku panjang yang ada disana. Mereka saling memperkenalkan diri masing-masing. Setelah sekian lama berkenalan, Daniel memutuskan untuk bertanya sesuatu kepada Archel,
"Ar, kenapa kamu tinggal di panti?"

"Karena orangtuaku membuangku disini, bahkan aku sendiri pun tidak tahu siapa orangtuaku. Aku sangat ingin bertemu dengan mereka. Aku sangat merindukannya. Aku pun tidak tau apa alasan mereka meninggalkanku di panti ini. Kamu sendiri ngapain ke panti ini?" jelas Archel dengan sendu.

Hal itu membuat Daniel merasa bersalah. Karena pertanyaannya, membuat teman barunya menjadi sedih. Ia memutuskan untuk meminta maaf,
"Maaf, aku tidak tau kalau pertanyaanku membuatmu sedih. Jadi, aku kesini karena aku sangat menginginkan adik perempuan. Kata orang tuaku, aku bisa memilih adik perempuan di panti ini."

"Iya, kamu gak salah kok. Aku aja yang terlalu cengeng," jawab Archel seakan-akan terlihat tegar. Namun, tidak dengan keadaan hatinya.

"Kamu mau gak jadi adik aku? Nanti orangtuaku bisa jadi orangtuamu. Kamu mau ya ... ya ... ya?" bujuk Daniel dengan puppy eyesnya.

Archel merasa kasihan kepada Daniel, membuatnya menyetujui permintaan temannya dengan lugunya, tanpa ia ketahui maksud yang sebenarnya,
"Emm ... oke. Aku mau jadi adik kamu."

"Makasih Ar. Ayo ikut aku, nanti aku kenalin ke orangtuaku!" ajak Daniel.

"Ayo!" seru Archel bersemangat.

****

Byurr ....

"Bangun woy! Molor bae lu aelah." bentak Daniel sambil mengguyur Archel hingga basah kuyup.

"Elu tuh niat mau sekolah gak sih? Jam segini masi ngebo. Buruan, 30 menit gua tunggu. Sampe telat langsung gua tinggal!" ancam Daniel dengan ketus.

Ya, memang sekarang jam sudah menunjukkan pukul 06.00. Archel yang nyawanya belum terkumpul seluruhnya langsung lari terbirit-birit menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan segera mengenakan seragamnya. Setelah itu, ia langsung membersihkan rumah dengan mode kilat, hingga ia tidak sempat untuk sarapan.

"Ar... buruan berangkat woy! Atau mau gua tinggal lu, biar dihukum sekalian?" ancam Daniel ketus.

"Eh ... ja- jangan, tunggu sebentar," sahutnya dengan gugup.

"Yaudah buruan, kampret!" ujar Daniel dengan penekanan di akhir katanya.

Archel langsung lari terbirit-birit keluar rumah, lalu segera menaiki boncengan motor. Mereka memang berangkat berboncengan dengan menggunakan motor milik Daniel.

Mereka apabila di sekolah, akan bersikap seperti kakak kelas dan adik kelas. Memang Daniel saat ini kelas XII MIPA 3, sedangkan Archel masih kelas XI MIPA 2. Bahkan hingga saat ini, tidak ada yang mengetahui kalau Archel merupakan adik angkat Daniel.

Kebersamaan mereka saat berangkat dan pulang sekolah, mengundang rasa cemburu dan iri sebagian besar cewek yang tertarik oleh pesona Daniel. Hingga mereka membuat suatu geng yang dinamakan STAVERS. Itulah yang membuat Archel sangat merasa takut ketika berdekatan dengan Daniel. Meskipun mereka bersikap biasa saja, tetapi berbeda menurut tatapan mata para anggota STAVERS. Hal itu dapat mengundang amarah dan rasa benci kepada Archel.

Memang Daniel memiliki pesona yang berbeda dengan semua anggota STARIOUS, yah itu merupakan nama geng yang didirikan oleh Daniel dan teman-temannya. Geng itu sengaja dibuat oleh Daniel, untuk grup band, grup balap motor, hingga grup perkumpulan cogan* SMA Brawijaya. Daniel yang berwajah tampan, bertubuh atletis, sifatnya yang cenderung seperti es berjalan dengan ekpresi bak kanebo kering. Yang merupakan salah satu siswa penyandang gelar badboy sekaligus anak dari pemilik SMA Brawijaya.

Namun, dibalik sifatnya itulah yang membuat ia semakin gencar disukai oleh sebagian besar anggota STAVERS. Seperti Dessy, yang merupakan ketua geng STAVERS yang sangat tergila-gila kepada Daniel. Hingga ia rela melakukan apa saja hanya untuk mendapatkannya.

Kring ...
Kring ...
Saatnya istirahat ....
Seperti saat ini, saat jam istirahat berlangsung. Semua murid berhamburan menuju ke kantin, tetapi tidak dengan Archel, bahkan ia hampir tidak pernah ke kantin. Itu semua dilakukan olehnya karena ia tidak mendapatkan uang saku untuk jajan dan ia juga takut dengan sorot mata kebencian STAVERS.

Archel mencari-cari kotak bekalnya, tetapi ia tidak menemukannya. Ia pun teringat. Karena terburu-buru berangkat sekolah, bekal yang biasa ia bawa kesekolah tertinggal di rumah. Ia pun harus menahan rasa laparnya. Bahkan tadi pagi pun, ia tidak sempat untuk sarapan. Jadinya, ia menyandarkan kepalanya di meja dengan berbantal tangan yang dilipat di depan.

Semua anggota geng STAVERS berbondong-bondong menuju ke kelas XI MIPA 2. Suara langkah kaki segerombol anggota geng STAVERS mengusik ketenangan Archel yang mencoba untuk menahan laparnya. Hingga suatu gebrakan mengkagetkannya.

Brakk ....
Archel spontan berdiri dari tempat duduknya. Namun, ia tak berani menatap manik mata kakak kelasnya. Hingga cekalan tangan Dessy pada dagunya membuat ia memberanikan diri untuk melihat ke arah kakak kelasnya sekaligus sebagai ketua geng STAVERS. Siapa lagi kalau bukan Dessy.

"Fu*k lo, jangan deket-dekat lagi sama Daniel. Dengan lo deket-deket sama dia, lo bakal berurusan sama gue," umpat Dessy dengan mengacungkan jari tengahnya ke arah Archel. Lalu pergi meninggalkan Archel seorang diri.

Archel masih kebingungan dengan tingkah kakak kelasnya. Hingga kenangan saat Daniel mulai menjauhinya mulai berputar di otaknya.

Cogan* ➡ Cowok ganteng

⬇⬇⬇
Don't forget to
Vote⭐ & Comment💬

Maaf apabila ada typo maupun kesalahan penulisan.
Harap memberikan kritik & saran dengan kalimat yang sopan🙏

Tunggu next chapter!

~Ernby Zalfansyah

SufferingWhere stories live. Discover now