17. That Gloomy Winter

401 71 32
                                    

HEMBUSAN angin di akhir bulan Oktober membuat seorang gadis kecil yang sedang berjalan ringan semakin mengeratkan mantelnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

HEMBUSAN angin di akhir bulan Oktober membuat seorang gadis kecil yang sedang berjalan ringan semakin mengeratkan mantelnya. Menahan dinginnya malam di musim gugur yang serasa mulai menusuk hingga ke tulang. Sesekali terdengar bunyi bergemelatuk dari mulutnya. Ia menyukai musim gugur sebanyak menyukai musim dingin, tetapi udara yang memang sudah dingin semakin bertambah buruk seiring dengan cuaca yang sedang tidak bersahabat. Belum lagi angin laut yang sudah menjadi makanan sehari-hari di sana.

"Memang benar kata pepatah kalau kita tidak boleh membantah ucapan orang tua. Sekarang aku sendiri yang susah." Gerutunya menyesal.

Sudah pukul tujuh petang dan dua jam yang lalu ibunya mengingatkannya untuk ikut serta pulang. Tetapi rupanya godaan pemandangan sunset menakjubkan yang selalu menjadi spot kesukaannya di sana lebih memberatkan. Hingga ia menolak dan dengan percaya dirinya mengatakan akan menyusul saat matahari sudah sepenuhnya pergi menjelajah belahan bumi lain.

"Baiklah... tidak akan ada yang menyangka kalau udaranya semakin memburuk setelah matahari tenggelam." Imbuhnya lagi, mempererat mantelnya dan menelusupkan kedua tangannya ke dalam saku.

Ia mempercepat langkahnya menyadari beberapa tiang lampu di depannya mati sementara rumah neneknya masih harus melewati dua blok belokan. Sialan. Salahkan adiknya yang semalam mengajaknya menonton drama thriller dan horor. Mendapati dirinya yang harus berjalan di tengah penerangan remang-remang membuat bulu kuduknya mulai terbangun. Dalam benaknya terus mengumpat atas kecerobohannya sendiri yang berlagak ingin pulang sendiri.

Hei... Usianya masih sebelas tahun dan belakangan santer beredar kabar soal penculikan dan pembunuhan di desa sebelah akhir bulan lalu. Bagaimana kalau penculik itu pindah desa dan mencari mangsa baru di tempatnya? Dan bagaimana kalau ia yang akan menjadi korban selanjutnya? Astaga!.

Nahasnya di tengah langkahnya yang semakin cepat, sebuah tangan mencengkram bahunya erat.

"Princess?."

❄❄❄

Langkah Jennie terhenti begitu manik kelamnya menangkap pergerakan seseorang yang sedang bersandar di depan unit miliknya. Satu tangannya menelusup ke dalam saku mantelnya, sementara tangan lainnya menenteng paperbag berwarna keperakan. Kakinya yang terbungkus celana navy senada dengan setelannya sesekali bergerak. Pria itu, Kim Hanbin, masih belum menyadari kehadiran Jennie yang tercenung di tempat.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[1] SnowflakesWhere stories live. Discover now