15. Little Do You Know

403 70 12
                                    

CEKALAN tangan Hanbin yang menyeret setengah paksa Jennie masuk ke rumah sakit menuju ruangan Jennie, dan meninggalkan Taehyung yang tidak bisa berbuat apa-apa selain mengernyit heran, baru melonggar setelah Jennie mengeluarkan ringisan dan protesnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

CEKALAN tangan Hanbin yang menyeret setengah paksa Jennie masuk ke rumah sakit menuju ruangan Jennie, dan meninggalkan Taehyung yang tidak bisa berbuat apa-apa selain mengernyit heran, baru melonggar setelah Jennie mengeluarkan ringisan dan protesnya. Gadis itu menghentakannya kasar sebelum memandang Hanbin sengit. Suasana hatinya yang sebelumnya mulai membaik kembali dongkol mendapati Hanbin, dalang dari kekacauan yang ia alami kemarin, tiba-tiba datang dan seenaknya mengklaim kepemilikan atas dirinya. Sialan. Memangnya ia siapa sampai berani mengaku-ngaku di hadapan orang lain setelah Jennie susah payah melepaskannya!

Seandainya saja pria itu memperlakukannya dengan sedikit lebih baik selama tujuh tahun perjuangan Jennie kemarin, serta menghargai penebusan dosa yang coba Jennie lakukan, mungkin tidak akan seberat sekarang. Mulanya Jennie kira semua rencananya akan berjalan lancar. Ia tidak akan terpengaruh barang sedikit pun atas semua kata-kata kejam yang Hanbin lontarkan. Bertahan di tengah situasi yang semakin lama semakin berada di luar kendalinya. Tidak memedulikan permintaan psikiater, Jiwon, bahkan Sungjae yang terus mencoba membujuknya supaya melepaskan Hanbin dan mimpi mereka dulu. Daripada terus memaksakan diri di tengah kekacauan yang menumpuk di kepalanya.

Sayangnya, rencana tinggallah rencana, karena kenyataannya kata-kata kejam Hanbin sedikit demi sedikit berhasil mengikis pertahanan Jennie. Hingga pada akhirnya Jennie menemui titik lelahnya. Menyadari kalau tidak semua hal yang ia inginkan akan berakhir menjadi miliknya. Bahwa sekeras apapun usahanya memperbaiki, keputusan terbaik tetap melepaskan.

Menarik napasnya tipis, Jennie mengusap pergelangan tangannya, mengalihkan tatapannya ke arah lain ketimbang harus bertemu dengan manik Hanbin yang mengawasinya.

Menarik napasnya tipis, Jennie mengusap pergelangan tangannya, mengalihkan tatapannya ke arah lain ketimbang harus bertemu dengan manik Hanbin yang mengawasinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku tidak suka melihatmu bersamanya," ucapan tegas Hanbin semakin memicu kekesalan dalam benak Jennie. "Dan maaf sudah membuat pergelangan tanganmu sakit." Imbuhnya lagi, bergerak meraih pergelangan Jennie yang sedikit merah. mengusapnya lembut kemudian mengecupnya sesaat.

Jennie buru-buru menarik tangannya. Enggan membiarkan harapan sekecil apapun muncul setelah berhasil ia kubur.

"Tunggu sebentar, biar ku ambilkan laporan yang kau perlukan, Jaksa Kim." Perkataannya berhasil membuat air muka Hanbin yang semula santai mengeras. Pria itu tetap diam, tidak menjawab, malah mengikuti Jennie yang sudah masuk ke ruangannya. "Semua penyebab kematiannya sudah terangkum dengan jelas di sini, dan kau bisa memanggilku kapan saja jika diperlukan saat persidangan."

[1] SnowflakesWhere stories live. Discover now