Season to Remember

1.5K 87 9
                                    

PUPIL mata gadis itu melebar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PUPIL mata gadis itu melebar. Menyesuaikan pandangannya saat tidak ada setitik pun terang di sekeliling. Gelap. Lagi-lagi seperti ini. Terjebak dalam kegelapan tak terhingga yang begitu pekat diiringi dengan kesunyian yang menjalar ke segala penjuru. Membuat giginya bergemeretak menahan gemetar ketakutan.

Ia bergidik. Mendadak bulu kuduknya terasa meremang. Ia benci dengan kegelapan. Ia benci kesunyian. Dan yang paling penting ia benci sendirian.

Sekarang, ia berdiri seorang diri di tengah lorong panjang nan gelap dan senyap yang seolah tak berujung. Sayup-sayup ia mendengar suara ramai dari orang-orang yang berteriak. Mulanya terdengar begitu jauh hingga perlahan terasa semakin dekat, mendekat, lalu gaduh, luar biasa berisik hingga rasanya menusuk gendang telinga.

Ia berteriak keras sembari menutupi kedua telinganya. Berusaha memblokir semua kegaduhan yang menyerang indera pendengarannya. Tubuhnya tiba-tiba limbung di tengah keributan yang menggema. Hingga sebuah cahaya mulai muncul dari ujung lorong, menerobos masuk, menembusnya... Di saat itulah pria itu muncul. Pria dengan setelan hitam yang rapih, berjalan perlahan mendekatinya, di tangannya, ia melihat sebuah kapak besar tengah digenggam. Lalu. Buk. Semuanya menghitam.

❄❄❄

MUSIM DINGIN, SEOUL, 200X.

Musim dingin adalah musim yang paling ia sukai di antara tiga musim lainnya, karena di musim ini banyak sekali hal-hal luar biasa dan menakjubkan yang datang dalam hidupnya. Tentu saja hal luar biasa yang paling ia sukai adalah menghabiskan malam natal bersama ayah dan ibunya, sembari ditemani oleh cokelat panas dan kue-kue manis kesukaannya yang dibuat spesial oleh sang ibu, ah tidak ketinggalan juga Jangmi, maltesse kecil kesayangannya, kado ulang tahun untuknya saat masuk SMP dari sang ayah. Katanya, Jangmi adalah pengganti ayahnya saat sang ayah sibuk memberantas puluhan hingga ratusan kejahatan.

"Sooyoung, kau yakin pakaian itu cocok untuk nenekmu? Bukankah warnanya terlalu cerah untuk nenek? Seharusnya itu dipakai untuk anak seusiamu, loh."

Sooyoung, nama gadis itu, terkikik jahil setelah diperingati oleh sang ibu. Ah, hal menakjubkan lainnya adalah berkunjung ke rumah neneknya di Jeju. Ayahnya kebetulan rutin mendapatkan jatah libur setiap malam natal hingga dua hari setelah natal. Sebenarnya bukan jatah libur, dari penjelasan yang diberikan oleh sang ayah, ia rela kejar setoran menyelesaikan semua kasus penting yang harus diselesaikan sebelum libur natal tiba. Kalau tidak begitu, ayahnya akan dapat hukuman dari Sooyoung. Hei, tidak dihiraukan oleh anak gadis satu-satunya itu menyakitkan, dan Sooyoung mempunyai senjata mematikan itu.

"Tidak apa-apa. Biar nenek kelihatan lebih muda dan segar, Bu." Tukas Sooyoung, masih kekeh dengan keinginan konyolnya untuk memberikan mantel musim dingin berwarna pink metalik pada sang nenek.

Sementara ayahnya yang baru keluar dari kamar mandi ikut menyerobot, "Sooyoung benar juga, sayang. Ibu pasti akan kelihatan segar, lebih muda, dan estetik." Lalu tidak lama setelahnya, ayahnya mengaduh, mendapatkan sebuah cubitan penuh cinta dari ibunya.

[1] SnowflakesWhere stories live. Discover now