11. Bittersweet Goodbye

409 70 41
                                    

TUBUH Kim Hanbin bergetar bersamaan dengan lidahnya yang kelu setelah berhasil meloloskan kalimatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TUBUH Kim Hanbin bergetar bersamaan dengan lidahnya yang kelu setelah berhasil meloloskan kalimatnya. Ungkapan hati dan pikiran yang selama ini memberatkannya. Membuat hidupnya tidak pernah bisa terbebas dari bayang-bayang masa lalunya bersama Kim Jennie. Seandainya saja wanita itu tahu seberapa keras usahanya untuk menghapus rasa sekaligus memori mereka bersama dulu. Betapa Hanbin mati-matian menahan diri untuk tidak melewati batas yang sudah ia tentukan. Betapa membenci Kim Jennie adalah opsi terakhir yang ingin Hanbin lakukan dan rasakan sepanjang ia hidup.

Setiap kali melihat Jennienya yang tetap tersenyum dan tertawa lebar setelah kata makian dan hinaan darinya, Hanbin terluka. Setiap saat mendapati Jennienya berjuang untuk mendapatkan maaf darinya, Hanbin ingin menangis. Perasaannya terlalu rumit untuk bisa ia untai menjadi kalimat penjelas. Terkadang, ia sadar, ia masih mencintai Kim Jennie. Namun, saat ingatannya akan kesalahan yang diperbuat oleh Jennie, Hanbin terpukul mundur.

Dulu, mencintai Kim Jennie adalah hal termudah yang bisa Hanbin lakukan. Terbiasa mengisi hari-hari bersama wanita itu. Mencurahkan segala rasa bersyukurnya karena Jennie sudah mau hadir dalam hidupnya. Hanbin sangat mencintainya lebih dari apa yang terlihat di permukaan, lebih dari apa yang bisa ia tunjukan pada Jennie dan semua orang. Salah satu mimpi terbesarnya adalah menjalani akhir hidupnya bersama Jennie. Mengukir perasaan mereka berdua dalam pusaran memori yang kelak akan dengan senang hati mereka pamerkan pada anak-cucu mereka. Menceritakan bagaimana perjuangan Hanbin mendapatkan Jennie, pun perjuangan Jennie melepaskan belenggu cinta lamanya demi Kim Hanbin.

Masa lalu mereka sangat indah. Dua tahun mengecap kebersamaan yang manis. Hanbin terbiasa mengisi hari-hari Jennie. Dalam susah maupun senang. Memberikan perhatiannya secara penuh. Tidak peduli teman-temannya akan mencemoohnya sebagai budak cinta. Persetan dengan mereka-mereka yang berakhir menjauhi Hanbin karena Hanbin lebih memilih menjadikan Jennie sebagai prioritas dari segala prioritas di hidupnya.

Yah, karena wanita itu telah menjadi cahaya dalam hidupnya yang gelap. Kim Jennie adalah lenteranya, mentarinya, bintangnya, semburat merah muda musim seminya, sekaligus badai musim dinginnya. Seseorang yang bisa melambungkan Hanbin sekaligus menjatuhkannya. Menghancurkannya. Meleburkan semua cita-cita, harapan, dan cinta yang sudah Hanbin tawarkan. Di tengah mabuknya Kim Hanbin atas nama cintanya pada Kim Jennie, sebuah peluru pengkhianatan menghujamnya, merontokan semua yang ia genggam erat.

Saat itu mereka berencana merayakan ulang tahun Hanbin dengan melakukan candle light dinner di salah satu hotel berkelas dan terkenal romantis di salah satu sudut kota Seoul. Tadinya Hanbin sudah berniat menjemput Jennie yang sedang menjalani coassnya namun harus ia urungkan lantaran Kim Jiwon memaksanya membuatkan melodi piano untuk menyempurnakan lagu demo yang akan dikirim untuk ujian akhirnya.

"It's okay, Little Bean. Lagipula aku sudah ada di hotelnya tadi harus menemani Taeyong bertemu temannya sebentar."

[1] SnowflakesWhere stories live. Discover now