Chapter 18

4.4K 549 17
                                    

Tidak ada hasil sama sekali dalam seminggu ini, semuanya tertutup rapi bahkan polisi tidak menemukan apapun, Sasuke menawarkannya untuk menyewa seorang agen rahasia tapi itu membuat Sakura mendengus sekaligus tertawa. Sakura rasa, berdasarkan kejadian dan hal-hal yang terjadi selama seminggu ini, Sakura tidak ingin merepotkan orang  dan berusaha terlalu keras. Dirinya hanya akan menunggumu, jika kematian orang tuanya sudah direncanakan pasti orang yang berbuat bejat itu akan mencarinya atau bahkan mungkin menghubungi nya.

Ayahnya merupakan perdana menteri yang dikagumi, dan tentu saja itu membuat para perdana menteri yang lain merasa iri, jadi kemungkinan besar pelakunya adalah para saingan sang ayah, seperti menghabisi saingan untuk mendapatkan hati para rakyat. Tapi entah kenapa, Sakura merasa bahwa ini semua tidak ada kaitannya dengan pekerjaan sang ayah. Ini seperti ditunjukkan untuknya, karena setahunya orang-orang lebih membenci dirinya daripada orang tuanya. Tentu saja orang tuanya selalu menjaga image yang baik didepan media, berbeda dengannya yang bersikap apa adanya walau terkadang dia harus berpura-pura karena disuruh oleh orang tuanya. Dia merasa bahwa kejadian ini adalah untuk membuatnya terguncang. Seperti kata pepatah, hal yang paling menyakitkan adalah kehilangan orang terkasih daripada kehilangan nyawa sendiri. Sakura yakin kejadian ini adalah ulah seseorang yang dendam padanya, tapi siapa? Dia memiliki banyak musuh.

"Sakura kau mau membuat anak?"

"UHUK! UHUK! UHUK!" Sakura yang sedang melamun dan bersiap menelan minumannya terbatuk begitu mendengar pertanyaan Sasuke yang duduk dihadapannya sambil memangku dagu dengan satu tangannya.

Hari sudah malam dan saat ini mereka sedang meminum kopi di kafe dekat kantor Sasuke. Sasuke yang memang baru pulang kerja dan Sakura yang diminta ke kafe untuk menemani Sasuke sekaligus makan malam bersama.

"Sialan, Kau mau membunuhku?!" Umpat Sakura yang mendapat balasan berupa dengusan dan juga bahu yang terangkat.

"Kau terlalu cantik untuk dibunuh, lagipula kau melamun terus." Sakura menghelakan nafas lalu mengambil tisu dan mengelap bibirnya.

"Kau melupakan yang disebelah sini." Ucap Sasuke ketika mengusap sudut bibir kanan Sakura dengan ibu jarinya yang membuat Sakura menahan nafas dan menerjabkan matanya. Dia terdiam menatap mata hitam berkilau Sasuke cukup lama sampai Sasuke mencubit pipinya pelan.

Setelah berdehem sebentar, Sakura langsung menyingkirkan tangan Sasuke lalu mengalihkan pandangannya menuju jalanan kota yang lumayan padat.

"Kau benar-benar seperti remaja yang baru mengenal cinta." Kekeh Sasuke lalu mengacak-ngacak rambut Sakura yang membuat Sakura tersentak.

"Hentikan sialan!" Umpatnya cukup keras yang membuat orang-orang mulai memperhatikan mereka berdua. Sasuke yang melihat wajah malu Sakura tertawa lalu menjauhkan tangannya dari kepala istrinya itu.

"Kau menggemaskan saat malu." Sakura melototinya lalu tak lama menendang tulang keringnya dan langsung mengalihkan kembali tatapannya ke jalanan kota.

Sasuke hanya terkekeh kecil lalu mengeluarkan kotak rokoknya, dia mengeluarkan satu batang, menyalakannya, lalu menghisapnya. Sakura yang mencium bau asap rokok langsung mengalihkan tatapannya kepada Sasuke.

"Aku mau juga."Sakura yang hendak mengambil kotak rokok Sasuke yang berada di meja, mengumpat keras begitu Sasuke menyentil dahinya cukup keras.

"Kau boleh merokok tapi jangan didepan umum." Ucap Sasuke lalu memasukan kembali kotak rokoknya ke saku jas yang dipakainya.

Sakura memutar mata malas lalu melipat kedua tangannya didepan dada, "kenapa?"

"Kau bisa mendapat image yang buruk dan aku tidak suka." Sakura mendengus lalu bangkit dan berjalan menuju Sasuke. Setelah tiba dihadapan pria itu, dia dengan cepat menarik kerah baju Sasuke.

ITAZURA ✅Where stories live. Discover now