Chapter 12

4.5K 567 2
                                    

Sakura membungkukkan badannya sekilas pada dosennya yang baru saja selesai mengajar dan bertemu dengannya di depan lab. Dosen cantik bernama Shizune itu balas menganggukkan kepalanya singkat, "mengambil barang mu?" Tanyanya yang di balas anggukan oleh Sakura.

"Ya, aku kesini untuk mengambil barang-barang."

"Kalau begitu masuklah, aku baru saja melaksanakan praktek jadi mungkin sedikit berantakan."

Sakura menggelengkan kepala, "tidak masalah," ucapnya singkat.

"Kalau begitu aku pergi." Sakura kembali membungkukkan badannya, lalu setelah mengucapkan terima kasih, dia masuk kedalam lab yang didalamnya terdapat beberapa mahasiswa yang sedang membereskan peralatan setelah praktek.

"Anggap saja aku tidak ada, lanjutkan kegiatan kalian." Ucap Sakura begitu beberapa mahasiswa itu menatapnya senggan.

Dia berjalan santai menuju lokernya yang berada di samping lemari besar yang berisi peralatan praktek. Dia juga melirik sekilas seorang mahasiswi berambut cokelat panjang yang memasukan peralatan praktek dengan diam.

Tiba-tiba wanita tersentak kaget begitu ponselnya berdering yang menandakan ada notifikasi masuk, dengan terburu-buru gadis itu mengambil ponselnya di sakunya lalu Sakura tidak salah lihat, gadis itu berkeringat dan juga tangannya bergetar setelah melihat atau mungkin membaca notifikasi itu.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Sakura yang membuat gadis itu tersentak kaget lalu secara tidak sengaja menjatuhkan ponselnya. Sakura mengerutkan kening bingung, ketika dia akan mengambil ponsel itu, dengan cepat gadis itu mengambilnya terlebih dahulu.

"A-aku baik-baik saja." Ucapnya pelan yang membuat Sakura tambah bingung karna gadis itu tambah berkeringat. Sakura mengedarkan pandangannya dan dia melihat lab sudah kosong, dia kembali fokus pada lokernya dan mengambil barang-barangnya ke tas jinjing yang dia pakai.

Setelah selesai Sakura menutup lokernya lalu kembali menatap sekilas gadis yang memasukan peralatan praktek dengan tangan bergetar. Sakura menghelakan nafas lalu meletakan tas nya pada meja panjang yang berada tidak jauh darinya.

"Kau perlu bantuan? Kupikir kau tidak bisa meletakan peralatan ini ke sana." Sakura menunjuk bagian paling atas lemari dengan dagunya.

"Y-ya terima kasih, a-aku memang ingin meminta bantuan daritadi." Sakura mengerutkan kening, "jadi itu sebabnya kau gugup? Kau tidak biasa meminta bantuan pada orang lain?" Tebaknya yang dibalas kekehan gugup gadis itu.

"Ma-maaf jika itu menganggu mu." Sakura mengangkat bahu acuh, "tidak masalah." Balasnya lalu mengambil peralatan praktek yang ada di meja di belakang mereka lalu memasukan benda-benda itu pada bagian atas lemari.

"A-aku akan mengambil peralatan yang lain." Gadis itu berjalan mengambil beberapa peralatan praktek yang ada di lab. Setelah semua terkumpul, gadis itu meletakan nya di samping tas Sakura.

Dengan tangan bergetar dia dengan perlahan mengambil tas Sakura lalu berjalan mundur dengan perlahan. Setelah dia berada di ambang pintu lab, dia menutup pintu lab dengan keras lalu menguncinya.

Sakura yang mendengar suara pintu yang keras berbalik cepat dan langsung menghelakan nafas gusar dan menutup pintu lemari peralatan lab didepannya dengan keras, dia melihat ke arah meja dimana dia meletakan tasnya lalu dia berdecak.

"Bagus sekali, aku menolong orang dan aku dirampok." Ucapnya sambil mengacak-acak rambutnya kesal. Dia berjalan menuju pintu lab tapi sebelum sampai dia membulatkan matanya begitu mencium bau bensin di sekeliling lab.

"Sialan!" Umpatnya lalu berlari menuju pintu dan dia panik begitu pintu tersebut terkunci. Dan yang membuatnya semakin panik adalah api yang tiba tiba merambat dari bawah pintu lalu dengan cepat merambat mengikuti arus bahan yang mudah sekali terbakar yang sudah ada di setiap sudut ruangan lab.

"Siapapun buka pintunya!" Lalu dengan cepat api semakin besar melahap lab itu.
.

.

.
"Kenapa wanita itu lama sekali?" Decak Sasuke begitu melihat jam tangannya, dia menghembuskan nafas lalu kembali berkutat dengan laptopnya.

"Sasuke!" Sasuke mendongkak cepat begitu seseorang memanggil namanya, dia memijit pelipisnya begitu melihat Naruto yang berlari ke arahnya.

"Kau gila?" Tanya kesal Sasuke bagitu Naruto mencengkram kedua bahunya.

"Lab kebakaran!" Sasuke mengerutkan kening lalu dengan kasar menyingkirkan tangan Naruto dari bahunya.

"Aku bukan pemadam kebakaran."

"Aku tidak akan berlari dan berteriak seperti orang gila jika Sakura tidak ada di didalam lab itu sialan!" Sasuke menatap kaget Naruto yang menatapnya tajam.

"Omong kos--"

"Akan kubotaki rambutmu jika kau berkata omong kosong! Cepat pergi sialan istrimu bisa mati!"
.

.

.

"Huh...huh...huh..." Sakura bersender di dinding dengan nafas terengah-engah dan juga mata yang sayu. Dia menatap atap lab dan dia mengumpat pelan begitu alat pemadam api di langit-langit lab itu tidak berfungsi. Dia juga menatap alat pemadam kebakaran yang sudah habis dia pakai dan tidak menghasilkan apa-apa.

Sakura tersenyum miris, berbagai usaha telah dia lakukan. Dia benar-benar heran, bagaimana mungkin alat pemadam tidak berfungsi dan wastafel tidak menghasilkan air, jendela juga terkunci. Jendela di lab itu otomatis, harus menggunakan remote jika ingin membuka nya, biasanya remote itu berada di meja dosen tapi sekarang tidak ada.

"Siapapun yang menjebak ku...huh..huh...huh...kau berhasil sialan." Ucapnya lirih dengan senyum miris, dia menatap sayu kobaran api di depannya.

"Jadi aku akan mati? Sialan aku belum siap masuk neraka." Sakura memejamkan mata nya dengan nafas yang masih tidak beraturan.

"Ada orang didalam?! Bertahanlah kami akan mengeluarkan mu!" Bahkan untuk berteriak saja ia tidak bisa, dadanya sesak dan kepalanya sangat pusing.

Pandangannya memburam, dan dengan perlahan tertutup sebelum satu nama disebutkan.

"Sa-sasuke."
.

.

.
"Bagus, bagus sekali." Gadis berambut coklat itu menundukkan kepalanya dengan kedua tangannya yang terkepal satu sama lain.

"Kau melakukan nya dengan baik, ini bayaran mu." Wanita itu melempar sebuah amplop putih yang berisi beberapa lembar uang ke depan gadis itu yang langsung di pungut olehnya.

"Dengan ini kau bisa membayar biaya rumah sakit pacarmu itu. Pergilah!" Gadis itu menundukkan kepalanya lalu dengan cepat meninggalkan tempat sepi itu, meninggalkan wanita itu dengan seringai lebar yang menandakan dia puas dengan apa yang telah ia lakukan.

"Jangan main-main denganku Uchiha Sakura."
.

.

.
TBC

ITAZURA ✅Where stories live. Discover now