Chapter 10

4.9K 618 12
                                    

Selama dia hidup sampai sekarang, Sasuke hanya pernah jatuh cinta satu kali. Pada seorang gadis pembuat onar yang merupakan murid baru  saat SMA dulu. Gadis itu sangat enerjik, bisa membuat orang tertawa, urakan, pintar berolahraga, tapi tidak bisa membela diri atau berkelahi. Dia memang pembuat onar dalam artian selalu menjalihi guru-guru dan murid-murid lainnya, tidak bertarung seperti tawuran atau melakukan hal hal terlarang.

Sasuke sekelas dengan gadis itu, awal dia dekat dengan gadis itu adalah ketika dia dipasangkan untuk satu kelompok dengan gadis itu. Awalnya Sasuke berfikir, 'dia tidak akan bisa diajak bekerja sama," karna gadis itu tidak pintar dan selalu bolos. Tapi Sasuke dibuat terkejut, gadis itu paham tentang fisika dan kimia, bahkan mengajarkan Sasuke dan juga meledeknya karna tidak mengerti tentang tugas yang diberikan mereka saat itu.

Mungkin karna terbiasa bersama dan gadis itu memiliki sifat yang mudah bergaul dengan orang lain, Sasuke jadi jatuh cinta dengan gadis itu. Gadis itu bisa membuatnya terkekeh dan tertawa dengan tingkahnya yang konyol. Gadis itu sederhana tapi mempesona di mata Sasuke.

Tapi semuanya berubah malam itu. Gadis itu meninggalkannya, untuk selamanya. Tepat ketika malam dimana Sasuke ingin mengatakan perasaannya, gadis itu meninggal dunia karna memiliki penyakit kanker darah yang sudah dideritanya sejak kecil. Malam itu dia mengetahui kenapa gadis itu tidak bisa membela diri, karna hal itu menguras tenaga dan bisa membuatnya terluka. Gadis itu lemah dan tidak bisa melindungi dirinya sendiri.

Sejak saat itu, seiring berjalannya waktu, Sasuke secara tidak sadar menutup pintu hatinya, bukan karna Sasuke ingin tapi hatinya yang menginginkan itu. Secara pikiran Sasuke tetap menerima beberapa pernyataan cinta dari wanita-wanita lain, tapi hatinya yang perlahan kaku menolak. Hatinya selalu mengatakan 'tidak' ketika dia berusaha untuk jatuh cinta kembali. Hatinya bilang, 'tunggulah seseorang untuk mengetuk ku kembali.'

Dan akhirnya setelah sekian lama, hatinya kembali terketuk. Dia jatuh cinta lagi dan bisa mengatakan 'aku mencintaimu' pada wanita itu sebanyak yang dia mau. Wanita yang dijodohkan menjadi istrinya. Haruno Sakura atau sekarang berubah menjadi Uchiha Sakura.

Menurutnya, cinta datang karna terbiasa. Terbiasa bersama. Karna terbiasa bersama gadis itu dan Sakura, Sasuke jadi jatuh cinta. Tidak butuh lama, selama satu bulan mengenal Sakura, Sasuke jatuh cinta pada wanita bertatapan datar itu. Karna mereka tinggal bersama dan diiringi dengan sifat perhatian Sakura padannya.

Sakura dan gadis itu jelas berbeda. Sakura memiliki sikap yang santai dan cenderung tenang, dia tsundere tapi memilik kepedulian dan penuh dengan perhatian. Bahkan dengan sikap santai yang dimiliki Sakura, saat malam pertunangan mereka, Sakura tidak tanggung tanggung meminta Sasuke menggendongnya ke kamar wanita itu dan juga secara sengaja, tolong digaris bawahi, dengan sengaja wanita itu menggesek-gesekkan hidungnya pada leher Sasuke.

Sasuke tidak pernah khawatir dengan Sakura yang akan meninggalkannya. Entah itu meninggalkannya karna pria lain atau jika wanita itu dalam keadaan berbahaya yang memungkinkan sang maha kuasa memanggilnya terlebih dahulu. Mengapa? Karna sejak awal pernikahan mereka dimulai Sakura pernah berkata.

"Bagiku menikah itu sekali dan itu sakral. Entah apapun yang akan terjadi, aku akan mempertahankan pernikahan dan rumah tangga ini. Aku tidak akan meninggalkan mu karna pria lain. Dan sebaiknya sebelum pernikahan ini dimulai, Pastikan dirimu tidak terikat dengan wanita manapun. Entah itu jalang atau siapapun. Kalau kau memang masih ingin bermain dengan para wanita diluar sana, lebih baik batalkan perjodohan ini dan pergi dari kehidupan ku selamanya."

Wanita itu juga bisa membela dirinya sendiri, entah itu dalam hal lisan ketika orang memojokkannya atau secara fisik. Sakura adalah wanita bermulut tajam yang cerdas dan pandai berkelahi dengan menggunakan senjata ataupun dengan tangan kosong.

Hanya ada satu hal yang Sasuke khawatirkan. Sakura yang tidak mencintainya, atau mungkin belum? Entahlah, Sasuke tidak bisa menebaknya. Kadang Sasuke bertanya-tanya, apakah sifat perhatian dan kepedulian Sakura itu murni karna wanita tulus dan tertarik padanya, atau hanya sebatas kewajibannya sebagai istri?

"Berhenti melamun." Sasuke tersentak begitu merasakan sesuatu yang dingin menyentuh pipi kanannya, dia mendongkak dan melihat Sakura yang menyodorkan sekaleng soda padanya lengkap dengan pakaikan wisuda yang dikenakan wanita itu.

"Makananmu jadi dingin." Tunjuk Sakura dengan dagunya ketika duduk dihadapan Sasuke.

Saat ini mereka berada di kantin kampus yang lumayan ramai. Mungkin karna hari ini adalah hari kelulusan, banyak orang-orang dari luar kampus datang. Setelah berfoto bersama keluarga besar dan juga teman-teman Sakura yang tidak banyak, Sasuke memilih untuk menunggu wanita itu di kantin kampus sambil melamun dan sedikit mengingat masa lalu.

Tapi tentu saja dibalik semua kemampuan Sakura yang bisa di bilang sempurna, wanita itu juga memiliki kelemahan. Sakura takut kegelapan, wanita itu bisa menjadi lemah seolah-olah sifat berani dan santai nya hilang seketika. Sakura sering ke club dan mencintai dunia malam, tapi wanita itu takut kegelapan. Mungkin karena saat di club dan malam hari dia masih bisa melihat cahaya lampu dan bulan, jadi dia tidak ketakutan. Lalu bagaimana jika memejamkan matanya? Apakah Sakura juga takut ketika berkedip?

"Apakah kau takut jika kau menutup matamu atau berkedip?" Ok, Sasuke benar-benar bertanya tentang hal itu pada Sakura.

Sakura yang mendengarnya mengerutkan kening bingung.

"Aku tidak setakut itu untuk menutup mata dan berkedip. Aku hanya takut ketika aku membuka mata, aku tidak bisa melihat apapun." Sasuke mengangguk-angguk mengerti.

"Apa yang kau takuti?" Sakura balik bertanya.

"Kehilanganmu," balas Sasuke tanpa ragu yang membuat Sakura menatapnya datar.

"Kau gila?" Dan Sasuke hanya tertawa mendengarnya.
.

.

.
Tidak ada yang berubah ketika Sakura mengatakan bahwa dia tidak hamil pada suaminya itu. Sakura pikir suaminya itu akan membicarakannya, tapi nyatanya tidak. Ketika mereka pulang dari supermarket hari itu, Sasuke tidak mengatakan apapun. Kenapa Sakura? Kau mengharapkan apa?

"Sakura bisa kau buatkan ayam geprek dengan sambal merah lagi?" Sakura yang sedang mencuci piring menghentikan kegiatannya. Dia menoleh dan menatap Sasuke yang duduk dimeja makan dengan segelas kopi yang diminumnya. Tidak ada acara makan malam bersama keluarga besar, hanya ada dirinya dan Sasuke yang makan malam seperti biasa di apartemen.

"Aku tidak hamil, kenapa tiba-tiba kau menginginkan ya? Kau tidak menyukai makanan pedas." Sasuke tersentak dan menatap Sakura yang sudah duduk dihadapannya.

"Kau sungguh tidak hamil?" Sakura mengerutkan kening, tersinggung dengan ucapan suaminya itu.

"Kau meragukan ku?" Cibir Sakura sambil melipat kedua tangannya didepan dada yang membuat Sasuke terdiam sejenak.

"Apa kau.." Sasuke menggantung kalimatnya, mencoba mencari kata-kata yang tidak menyinggung Sakura.

"Masih perawan? Ya aku masih." Sasuke tersentak dan juga tertegun apalagi dengan tatapan Sakura yang datar seperti biasanya.

"Kupikir kau--"

"Sering melakukan sex dengan pria yang berbeda setiap melakukannya? Ya Tuhan Sasuke, aku kuliah di jurusan kedokteran kalau kau melupakan itu." Dengus Sakura sambil memalingkan wajahnya.

"Sakura aku tidak bermaksud untuk--"

"Aku mengerti, kau pasti berfikir begitu. Sudahlah, lupakan." Sakura bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju kamarnya, tapi sebelum itu Sasuke menghentikannya.

"Sakura." Sakura menoleh dan menatap Sasuke yang sudah berdiri dari kursinya dan menatapnya dalam.

"Kau ingin tidur di kamarku malam ini?"
.

.

.
TBC

ITAZURA ✅Where stories live. Discover now