39. Mereka Membawanya

8.6K 1.5K 63
                                    

"Mertua non tadi pagi datang dan bawa dede bayinya, katanya ibu mertua non yang mau jagain dede bayinya. Bibi udah telepon berulang kali tapi karena non tidak jawab jadi bibi kasih dede bayinya pada ayah mertua non. Jangan khawatir non, bibi tidak salah mengenali pria itu, dia benar mertuanya non ,soalnya wajahnya sama dengan bapak-bapak yang ada di foto pernikahan non Kirana."

"Bapaknya juga bilang non gak usah khawatir katanya, dede bayinya ada di tangan yang tepat."

Ucapan dari bi Vina membuatku serasa kehilangan nyawaku saat itu juga, semua yang aku takutkan akhirnya terjadi, mereka berhasil membawa baby Eve. Aku melihat jam tanganku, menurut penuturan bi Vina, baby Eve sudah ada di mereka selama 1 jam, dalam waktu itu mereka bisa melakukan apa saja pada tubuh mungil anak itu. Aku bergidik ngeri membayangkan apa yang pria-pria itu lakukan pada bayiku, itu semua tidak boleh terjadi dan aku harus menghentikan mereka. Ini semua salahku yang teledor dan membiarkan baby Eve jauh dariku. Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri jika sesuatu yang buruk terjadi pada bayi cantik itu.

Aku menjatuhkan diriku ke atas sofa yang berada tidak jauh jaraknya dengan tempatku berdiri tadi. Kedua kakiku lemas mendengar berita yang diberikan bi Vina, hatiku dipenuhi oleh rasa khawatir dan ketakutan. Aku berjalan tergesa keluar dari ruang rawat ayah, tidak ku hiraukan pertanyaan dari orang-orang yang berbagi ruangan denganku. Yang aku pikirkan sekarang adalah segera menemukan baby Eve dan membawa bayi itu ketempat aman. Tidak ada gunanya jika aku hanya diam dengan rasa cemas yang menggelayuti hatiku, saat ini aku harus menjadi sosok yang kuat agar bisa melindungi baby Eve.

"Mau kemana?" tanya seseorang mencekal lenganku.

Aku menghempaskan tangan orang yang mencekalku dan berjalan cepat dengan air mata yang mulai merebak di pipiku karena rasa khawatirku yang sangat besar untuk baby Eve. Tidak tahukah orang itu, setiap menit yang aku lewatkan sangat penting saat ini mengingat nyawa baby Eve yang jadi taruhannya.

"Kirana, ada apa? Kenapa kamu tergesa-gesa seperti itu?" tanya seorang itu menarik tubuhku agar menghadap ke arahnya. Dia mencekal lenganku sedikit kencang hingga sulit bagiku melepaskan diri dari cekalan tangannya.

"Mereka membawanya..." ucapku parau ketika melihat siapa yang mencekal lenganku.

"Mereka siapa maksudmu?" tanya pria itu bingung.

"Ayahmu, ayahmu membawa bayiku." Jawabku cepat.

"Apa? Apa maksud..."

"Ayahmu membawa baby Eve dari rumah keluargaku, mereka membawanya 1 jam lalu, kita harus segera menemukannya sebelum mereka membunuhnya." Ucapku tergesa-gesa dengan air mata yang sudah membanjiri pipiku.

"Tenangkan dirimu, kita harus berpikiran jernih dan memastikan kemana mereka membawa bayi itu." Ucap Davindra menggenggam kedua tanganku.

Aku menuruti perintah Davindra dan menarik napas perlahan untuk menenangkan diri. Davindra benar, aku harus berpikiran jernih supaya bisa menemukan kemana kemungkinan mereka membawa baby Eve. Davindra menuntunku untuk menjauh dari kawasan rumah sakit menuju mobilnya. Dia membukakan pintu untukku dan menuntunku untuk duduk di jok mobil, sebelum dia juga menyusul memasuki mobilnya.

Davindra terlihat berulang kali menghubungi seseorang lewat ponsel pintarnya, aku tidak tahu apa yang dia bicarakan dengan lawan bicaranya karena pikiranku terlanjur kalut memikirkan bagaimana nasib baby Eve ditangan para penjahat itu. Davindra menjalankan mobilnya menjauh dari area rumah sakit, aku tidak tahu kemana dia akan membawaku yang penting dia bisa membawaku mencari keberadaan baby Eve.

"Kenapa kita kesini?" tanyaku ketika mobil Davindra memasuki kawasan rumah keluarganya.

"Kita akan melihat CCTV untuk mencari tahu mobil apa yang dipakai papa ketika menjemput bayi itu ke rumah keluargamu karena menurut pelayan yang tadi aku hubungi papa tidak membawa mobil pribadinya. Bahkan asisten pribadinya pun tidak tahu kemana papa pergi karena beliau tidak datang ke kantor." Jawab Davindra menarikku masuk ke dalam rumah, tepatnya keruang control CCTV dirumah itu.

SCANDAL A Shocking AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang