10. Bapaknya Davindra

10.6K 1.8K 89
                                    

Davindra membimbingku masuk kedalam rumah keluraganya, ibu Sofia langsung menyambut kami dengan senyum keibuannya. Seorang pria paruh baya berwajah india terlihat duduk di ruang tamu rumah itu. Dari ekspresi wajahnya, sepertinya pria itu tipe-tipe pria antagonis. Pria paruh baya itu tidak memberikan sambutan hangat ketika aku dan Davindra duduk di hadapnya. Pria itu malah memasang wajah garang ala-ala pemeran jahat di film india jadul aka Tuan Takur Singh.

"Jadi kali ini, apalagi yang telah kau lakukan?" tanya pria itu dingin.

"Bisa kita bicara berdua saja ayah?" tanya Davindra.

Pria itu mengangguk, bangkit dari kursi yang didudukinya lalu melenggang begitu saja padahal ada orang lain yang berbagi udara dengannya di rungan ini. sepertinya ayah Davindra tidak tamat belajar tentang tata krama atau mungkin memang setiap pria yang bergelar 'ayah' seperti itu?

"Maafkan ayahnya Davindra yah, beliau memang seperti itu tapi aslinya beliau orang baik kok." Ucap bu Sofia.

Aku hanya tersenyum kikuk menanggapi ucapan wanita paruh baya itu. Melihat kelakukan ayahnya Davindra membuatku melihat ibu Sofia seperti melihat ibuku sendiri. Bagiku mereka sama-sama wanita baik hati yang terjebak dengan pasangan hidup yang terlalu arogan.

"Lihat Evelyn sepertinya sebentar lagi akan bangun." Ucap bu Sofia mengalihkan perhatianku ke arah baby Eve yang menggeliat dalam pangkuanku.

Ibu Sofia mengambil alih baby Eve dari pangkuanku sementara aku membuatkan susu formula untuk si baby. Ibu Sofia sepertinya benar-benar menyiapakanya banyak hal untuk menyambut kedatanganku dan juga baby Eve. Air panas dan air dingin untuk membuat susu formula plus botolnya sudah ibu Sofia sediakan disini.

Sambil menunggu Davindra berbicara dengan ayahnya, bu Sofia banyak bercerita tentang keluarganya padaku. Tentang suaminya yang merupakan pengusaha perfilman yang sedang bersiap untuk terjun kedunia politik. tentang Davindra yang merupakan anak satu-satunya keluarga ini tapi tidak mau meneruskan jejak ayahnya. Davindra ternyata seorang arsitek yang membuat perusahan sendiri bersama 3 orang rekannya, dan sepertinya panggilan bapak sudah cocok disandangnya. Ku pikir Davindra masih berusia akhir 20an atau awal 30an tapi ternyata usianya sudah perengahan 30 menuju 40 tepatnya 35 tahun.

Mengingat usiaku yang baru menanjak usia 24 tahun 6 bulan silam, rasanya aku seperti korban pedofilia jika harus bersanding dengan Davindra. Banyak hal yang diceritakan ibu Sofia tentang keluarganya tapi hanya satu hal yang aku bisa tangkap dari wanita paruh baya itu. Ibu Sofia tampaknya orang yang kesepian, terlihat dari ekspresi matanya yang kosong. Cerita keluarganyapun hanya berkutat di cerita 20 tahun silam, nampaknya tahun itu adalah tahun berakhirnya kebahagiaannya sebagai seorang ibu dan juga seorang istri.

*********

Aku tak tahu apa yang terjadi antara Davindra dan ayahnya di ruang kerja ayahnya itu. Setelah sekitar 30 menit mereka bicara di dalam, Davindra keluar dari ruangan ayahnya dengan tanda lebam di pipi kirinya. Dia tidak bicara apapun dan langsung mengajakku pulang. Dia bahkan tidak menyapa ibunya serdikitpun padahal ibu Sofia sudah menampakan wajah sedihnya. Davindra berjalan cepat menuju mobilnya dan menyuruhku untuk segera masuk ke dalam mobilnya.

Selama perjalanan tidak ada satupun diantara kami yang memulai pembicaraan. Sepertinya Davindra sedang menahan emosinya terlihat jelas dari genggaman tangannya yang terlalu erat pada setir mobil, hingga kulit tangannya memutih.

"Bisakah kita menepi dulu saja, hingga bapak benar-benar berhasil mengontrol emosi bapak?" tanyaku takut-takut karena cara Davindra yang mengemudi sudah seperti orang mabuk yang banting sana banting sini.

Nampaknya kali ini Davindra menyetujui pemikiranku, dia membelokan mobilnya ke arah taman kota dan langsung keluar dari mobil ketika mobil selesai terparkir. Aku memilih untuk tetap tinggal di dalam mobil karena waktu sudah menunjukan hampir waktu magrib. Menurut kepercayaan orangtua dulu, bayi tidak boleh di bawa keluar di waktu magrib, apalagi ke tempat sepi seperti taman yang dijadikan Davindra tempat singgah ini.

SCANDAL A Shocking AccidentWhere stories live. Discover now