26. Arlan

7.9K 1.5K 83
                                    

Dari banyaknya orang didunia ini kenapa aku harus bertemu dengannya?

Aku membuang mukaku ke arah lain agar tidak usah bertatapan dengan pria itu. Kenapa dari sekian banyaknya manusia dibumi ini, aku harus bertemu dengannya dalam keadaan seperti ini. Dia Arlan, cinta pertamaku yang berakhir mengenaskan. Dia seorang dokter yang berusia hampir 10 tahun lebih tua dariku. Pertama jatuh cinta padanya ketika pertama kali magang di rumah sakit tempat dia bekerja. Dia menganggap sikapku yang gugup jika berhadapan dengannya adalah hal lucu.

Arlan tahu aku jatuh cinta padanya gara-gara mulut rombeng Tania, keponakan Arlan yang magang denganku saat itu. Tidak butuh waktu lama bagi pria itu untuk menolak cintaku dan parahnya lagi dia mengatakan jika dia menyayangiku sama seperti menyayangi Tania si keponakannya itu. Memang sih Arlan tidak menolakku di depan umum atau menolakku secara kasar, tapi tetap saja yang namanya ditolak sebelum menyatakan cinta itu nyelekit. Apalagi beberapa saat setelah penolakannya pada cintaku, Arlan memiliki kekasih yang katanya jauh lebih cantik daripada aku, kurang nyelekit bagaimana lagi?

Jika ada yang bertanya masihkah aku mencintai Arlan? maka jawabannya adalah tidak tahu. Setelah Arlan aku belum pernah menyukai orang lain lagi dengan cara yang sama seperti pada Arlan. Aku terlalu sibuk menata hidupku yang berantakan sepeninggalnya ibu. Hidup sendiri membuatku lebih banyak berpikir tentang bagaimana melanjutkan hidupku setiap harinya daripada memikirkan urusan cinta. Lagipula kegemaranku pada segala berbau Korea, dari mulai drama dan musiknya membuatku tidak mudah tertarik pada pria disekelilingku, maklum yang dijadikan perbandingannya sekelas Lee Min Ho.

"Kirana..." Panggil Arlan lagi

Saking sibuknya dengan pikiranku sendiri, aku sampai tidak meyadari jika Arlan sudah duduk dihadapanku dengan baby Eve yang ditidurkan diatas kursi taman menjadi pembatas kami.

"Hallo dokter Arlan, sudah lama kita tidak bertemu, apa kabar dokter?" tanyaku basa-basi.

Arlan tersenyum mendengar pertanyaan dariku, matanya memperhatikan baby Eve yang sedang asyik dengan tangan-tangan mungilnya.

"Dia anak kamu?" tanya Arlan.

"Iya ini anak saya." Jawabku.

"Wah lama tidak bertemu, kamu sudah menikah dan punya anak saja." ucap Arlan.

"Saya pindah bekerja di rumah sakit tempat kamu bekerja,eh ternyata kamu sudah tidak bekerja lagi disana. Sepertinya saya terlambat padahal saya senang sekali loh bekerja sama denganmu." Ucap Arlan lagi.

Aku hanya tersenyum aneh mendengar ucapan Arlan, entah perasaanku saja atau apa tapi selama Arlan bicara pandangannya terus saja terarah pada baby Eve. Sepertinya baby Eve itu bayi yang begitu memikat sehingga orang yang baru pertama kali bertemu dengannya saja sudah jatuh cinta padanya. Atau mungkin justru akulah yang tida ada menarik-menariknya sehingga Arlan enggan bahkan hanya untuk menatap ke arahku.

Arlan banyak bercerita tentang Tania yang sudah berhenti menjadi perawat sejak 1 tahun lalu setelah dia menikah dengan seorang pengusaha. Dia juga banyak bercerita tentang hidupnya yang sekarang sudah menjadi dokter spesialis dalam. Aku hanya menjawabnya singkat ketika dia bertanya tentang kehidupanku selama ini. Aku sudah lupa jika Arlan itu tipe orang yang banyak bicara berbanding terbalik dengan Davindra.

Kenapa juga aku membandingkan mereka? dan kenapa juga aku mengingat Davindra?

Aku masih mendengarkan Arlan bercerita, tapi mataku melirik kearah ponsel berharap Davindra menghubungiku. Aku tidak tahu harus kemana sekarang, tidak ada cara lain selain mencari tempat tinggal baru untuk kami bersembunyi. Tapi masalahnya kemana aku harus mencari tempat tinggal baru? Aku tidak punya banyak uang cash saat ini, Davindra hanya memberikan satu kartu ATM untukku yang boleh dipergunakan jika terdesak. Tapi masalahnya aku lupa PIN dari kartu ATM itu, lalu bagaimana aku bisa menggunakannya?

SCANDAL A Shocking AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang